3. 1. Pengertian Pembangunan Pertanian 3. 2 Paradigma Pembangunan Pertanian

pangan utama, khususnya hortikultura, terlebih lagi di pasaran internasional. Tekanan persaingan dengan negara-negara produsen lain, termasuk di dalamnya tekanan akibat regulasi perdagangan dunia yang diterapkan di zona-zona ekonomi tertentu, menambah kesulitan di dalam menemukan pasar bagi produk pertanian Indonesia.

2. 3. 1. Pengertian Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk selalu menambah produk pertanian untuk tiap konsumen sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar campur tangan manusia didalam perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Penambahan produksi, pendapatan maupun produkvitas itu berlangsung terus, sebab apabila tidak, berarti pembangunan berhenti Surahman dan Sutrisno, 1997. Ada tiga tahap perkembangan pembangunan pertanian yaitu : 1. Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. 2. Tahap penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual kesektor komersial, tatapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah. 3. Tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang sangat tinggi juga. Pada tahap ini produk pertanian seluruhnya ditujukan untuk melayani kebutuhan pasar komersial Arsyad, 2004. Pembangunan sebaiknya ditekankan pada wilayah pedesaan dan lebih khusus lagi pada sektor pertanian, hal ini karena beberapa alasan yaitu : a Pertanian merupakan sektor yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan masyarakat sehinggga ekssitensinya muthlak diperlukan. b Sektor pertanian ikut menyediakan bahan baku bagi sektor industri sehingga aktivitas industri dapat terus berlangsung. c Sektor pertanian memberikan kontribusi bagi pendapatan d Sektor pertanian merupakan sektor yang menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja di pedesaan Yustika, 2002

2. 3. 2 Paradigma Pembangunan Pertanian

Paradigma dalam pembangunan pertanian pada masa mendatang ini dan yang perlu mendapatkan perhatian para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian adalah sebagai berikut : a. Dari Sentralisasi ke Desentralisasi. Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian didaerah perlu diberikan wewenang yang lebih luas dalam merencanankan daerahnya, karena mereka yang lebih mengetahui potensi dan kendala daerahnya. Karena aparat perencanaan didaerah umumnya relative masih lemah, maka bantuan tenaga ahli perguruan tinggi sebaiknya perlu dilibatkan. Untuk menguatkan pendapat ini tampaknya peranan instansi didaerah sudah waktunya mulai diperbesar. b. Dari Pendekatan Komoditas Ke Sumber Daya. Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian sekarang sebaiknya tidak boleh lagi berpikir persial; akan tetapi harus berpikir holistic. Pendekatanya bukan bagaimana semata mata produksi komoditas pertanian tertentu dicapai misalnya pendekatan target produksi; tetapi harus pula memikirkan pengaruh kenaikan produksi tersebut keaspek kehidupan yang lain misalnya bagiman pengolahanya, pengaruhnya terhadap eksitensi komoditas lain, multipler-effect-nya terhadap sumber daya setempat dan sebagainya. c. Dari Peningkatan Pendapatan Petani ke Peningkatan Kesejahtraan Masyarakat Pedesaan. Oleh karena pendapatan petani kecil juga berasal dari kegiatan nonpertanian dank arena pendapatan masyarakat pedesaan sebagian besar juga didasrkan pada pendapatan yang berkaitan dengan kegiatan disektor pertanian dan sejenisnya, maka orientasi pembangunan pertanian tidak lagi memperhatikan petani saja tetapi juga perlu memperhatikan masyarakat pedesaan secara luas. Karena petani dipedesaan khusunya petani kecil sangat bergantung dari pendapatan disektor nonpertanian sehingga kaiatan keberhasilan sektor pertanian dan sektor non pertanian jadi sangat kental. d. Dari pendekatan skala subsisten ke skala komersial. Pembangunan pertanian perlu mempertimbangkan skala usaha. Petani kecil perlu diarahkan berusaha tani pada skala usaha yang memnguntungkanSoakartawi, 1989c, 1991c. Aspek manajerial terus menjadi penting dalam kaitanya dengan skala usaha yang menguntungkan ini dan karenanya yang diperlukan bukan doing the right things saja, tetapi juga sekaligus memperhatikan doing the things right. e. Dari pendekatan Teknologi Padat Karya ke Penggunaan Alat atau Mesin. Selama ini selalu dijadikan alasan bahwa semua kegiatan agrobisnis perlu menggunakan pendekatan padat karya dengan alasan agar kegiatan tersebut dapat menyerap banyak tenaga kerja. Namun tidak disadari bahwa padat karya tanpa menggunakan alat atau mesin, maka agribisnis tersebut tidak akan menghasilkan produk yang mempunyai keunggulan komperatif. f. Dari Pendekatan Komoditas Primer ke Komoditi Yang Mempuyai Nilai Tambah Tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melaksanakan diversivikasi. Untuk itu, aspek diversifikasi menjadi penting, apakah itu diversifikasi horizontal ataupun vertical. Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian perlu bekerja keras untuk menganjurkan komoditi apa yang mempuyai nilai tambah lebih itu. Perlu diingat karena produk pertanian itu spesifik, maka perwilayahan komoditi menjadi amat penting, yaitu perwillayahan komodity yang disesuaikan dengan daya dukung sumber daya yang ada. Diversifikasi vertical adalah upaya penganekaragaman produk pertanian dari hasil olahan produk tersebut, dan diversivikasi horizontal adalah penganeka ragaman usaha tani dengan cara mengintrodusir berbagai cabang usahatani agar produknya mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi. g. Dari pendekatan “ Tarik Tambang” ke “ Dorong Gelombang”. PERHEPI1989a, b pernah melontarkan gagasan pendekatan ini”. Tarik tambang” maksud teori ini adalah Investasi diarahkan didaerah yang mempuyai potensi dikembangkan sehingga muncul daerah tertentu yang berkembang cepat tetapi daerah lain tertinggal. Model ini akhirnya justru ditenggarai memperlebar ketimpangan dan karenanya pendekatan tersebut perlu diikuti dengan policy investasi “dorong gelombang” yang maksudnya daerah tertinggal perlu didorong untuk berkembang agar dapat mengikuti daerah yang lebih maju. h. Dari Pendekatan Peran Pemerintah yang Dominan ke Peran Masyarakat yang Lebih Besar. Partipasi masyarakat ini perlu terus ditingkatkan pada proyek proyek pembangunan pertanian pada masa mendatang. Bila pendekatan ini berhasil, maka beban pemerintah dalam pembanguanan akan semakin berkurang.

2. 4 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

ANALISIS POTENSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

9 122 13

Kajian Pemanfaatan Rotan Di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

1 46 82

Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

3 53 122

Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 8

Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 1

Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 33

Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 4

Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Sektor Pertanian. 2. 1. 1 Pengertian Pertanian - Strategi Pengembangan Sektor Pertanian Subsektor Tanaman Dan Bahan Makanan Di Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Pengembangan Sektor Pertanian Subsektor Tanaman Dan Bahan Makanan Di Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 9