Karakteristik Tapioka Formulasi Produk Edible Film Strip Herbal Berbahan Dasar Tapioka dengan Ekstrak Jahe(Zingiber Officinale Roscoe)
8 Tabel 2 Karakteristik fisik edible film pada berbagai konsentrasi tapioka
Konsentrasi tapioka Kerapuhan
Ketebalan mm 10.0
- - - 0.026
12.5 - -
0.086 15.0
- 0.133
P - -
0.040
Keterangan: Semakin banyak tanda - menandakan semakin rapuh. P merupakan produk pembanding yang telah tersedia di pasaran.
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa konsentrasi tapioka 10 menghasilkan edible film yang sulit dilepaskan dari plat kaca, kurang kokoh
rapuh, dan sangat tipis. Sedangkan konsentrasi tapioka 15 menghasilkan film yang kuat namun terlalu tebal. Sehingga dipilihlah konsentrasi tapioka terbaik
sebesar 12.5 dengan karakteristik fisik yang mendekati produk pembanding.
2. Konsentrasi sorbitol
Edible film berbahan dasar tapioka memiliki karakteristik fisik kaku dan
mudah rapuh. Untuk memperbaiki karakteristik tersebut, pada proses pembuatannya ditambahkan sorbitol sebagai plasticizer agar edible film yang
dihasilkan lebih fleksibel. Hasil uji karakteristik fisik edible film pada berbagai konsentrasi sorbitol disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Karakteristik fisik edible film pada berbagai konsentrasi sorbitol Konsentrasi
sorbitol Transparansi Kerapuhan Kelengketan Kelenturan
0.5 - - -
- 1.0
- - - -
1.5 - -
- - 2.0
- - - - -
3.0 -
- - - - 4.0
- - - - - -
5.0 -
- - - - - P
- - -
Keterangan: Semakin banyak tanda - menandakan semakin rapuh dan lengket. Semakin banyak tanda menandakan semakin transparan dan lentur.
P merupakan produk pembanding yang telah tersedia di pasaran
Berdasarkan Tabel diatas, penambahan konsentrasi sorbitol ≥ 2
menghasilkan edible film yang semakin transparan, tidak rapuh, namun terlalu lengket dan elastis. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semakin banyak
sorbitol yang ditambahkan maka ikatan hidrogen internal dalam edible film akan berkurang dan jarak intermolekulernya meningkat, sehingga edible film yang
dihasilkan lebih elastis dan tidak rapuh. Hal ini sesuai dengan pernyatanyaan Weber 2002 yang menyatakan bahwa plasticizer dapat mengurangi interaksi
jaringan rantai polimer, meningkatkan fleksibilitas film menurunkan modulus elastisitasnya, dan meningkatkan elongasi film. Selain itu sorbitol mempunyai
sifat yang stabil terhadap asam, enzim dan terhadap suhu sampai 140°C Sudarmadji 1982.
9 Untuk menghasilkan karakteristik fisik yang baik sehingga mendekati
produk pembanding, maka dipilih tiga konsentrasi sorbitol terbaik yang ditambahkan pada edible film yakni sebesar 0.5, 1, dan 1.5 vv. Pada tahap
selanjutnya berbagai konsentrasi tersebut dilambangkan sebagai A1, A2, dan A3.
3. Konsentrasi CMC
Penambahan CMC dalam pembuatan edible film strip herbal bertujuan untuk memperbaiki kekuatan dan kekompakan edible film. Pembuatan edible film
tanpa penambahan CMC akan menghasilkan edible film yang kurang kompak, tipis, rapuh, dan sukar dilepas dari kaca pencetak. Semakin banyak CMC yang
ditambahkan dalam edible film, semakin homogen larutan edible film, semakin tebal dan halus produk edible film yang dihasilkan. Hasil uji karakteristik fisik
edible film
pada berbagai konsentrasi CMC disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Karakteristik fisik edible film pada berbagai konsentrasi CMC
Konsentrasi CMC Ketebalan
Homogenitas Kehalusan
0.25 0.08
+ + + +
0.50 0.09
+ + + + + +
0.75 0.12
+ + + + + + + +
1.00 0.15
+ + + + + + + + + +
1.25 0.19
+ + + + + + + + + +
P 0.04
+ + + + + + + + + +
Keterangan: Semakin banyak tanda + menandakan semakin homogen dan halus. P merupakan produk pembanding yang telah tersedia di pasaran.
Berdasarkan karakteristik fisik edible film hasil pengujian, CMC minimal yang diperlukan adalah 0.5, bila kurang dari konsentrasi tersebut, edible film
sangat mudah berkerut karena terlalu tipis dan kekurangan pengikat antar komponen pembentuknya sehingga menghasilkan homogenitas yang rendah dan
edible film
yang tidak halus. Sedangkan konsentrasi CMC 1.25 menghasilkan larutan edible film yang terlalu kental, terlalu tebal dan sulit larut di dalam mulut
karena sifatnya yang cenderung seperti gel. CMC merupakan turunan selulosa yang memiliki fungsi dasar mengikat air
dan memberi kekentalan pada fase cair sehingga menstabilkan komponen lain atau mencegah sineresis. Selain itu CMC mempunyai kemampuan membentuk
edible film yang tahan minyak Krochta 1992. CMC atau gum selulosa
merupakan selulosa eter nonionik yang diproduksi dengan mereaksikan alkali dan sodium monokloroasetat. CMC larut dalam dalam air, baik air panas maupun air
dingin, tetapi tidak larut dalam pelarut organik Whistler dan Daniel 1990. Senyawa-senyawa di dalam CMC memiliki peranan sebagai pembentuk
kekompakan, pengental, memiliki daya adhesi, kemampuan membentuk gel, penstabil dan mouthfeel. Edible film dengan penambahan CMC umumnya
memiliki karakteristik tidak berbau dan tidak berasa, fleksibel dan kuat, transparan, serta tahan terhadap minyak dan lemak Krochta dan DeMulder 1997.
Berdasarkan karakteristik fisik edible film pada berbagai konsentrasi CMC seperti pada Tabel 4, maka dipilih konsentrasi 0.5, 0.75, 1 bv sebagai