Analisis Data Penggunaan metode spool track dalam menelaah pola pergerakan harian katak bertanduk (Megophrys montana) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat

M. montana yang dijumpai ditangkap dan dicatat waktu perjumpaan, jenis kelamin, bobot tubuh, panjang tubuh Snouth Vent LenghtSVL, aktivitas, substrat, posisi horizontal dari badan air, dan posisi vertikal dari badan air serta suhu tubuh katak tersebut. Katak yang ditangkap dipakaikan alat di bagian punggungnya. Setelah selesai diambil data pergerakannya, katak ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui pengaruh penggunaan spool track sebelum dan setelah digunakan. Setelah itu, katak akan dilepas kembali pada lokasi penangkapan katak. Pergerakan katak diukur setiap 3 jam selama 72 jam dan dihitung dari posisi awal katak dilepaskan. Dalam penelitian Sholihat 2007, pengamatan dilakukan selama 24 jam tiap individu tetapi dalam pengamatan kali ini dilakukan selama 72 jam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih baik. Awal pengamatan pengukuran pergerakan katak dihitung setelah 12 jam pemasangan spool sebagai bentuk habituasi katak terhadap alat. Pola pergerakan dilihat dari benang yang ditinggalkan oleh katak.Kemudian data posisi katak setiap 3 jam dicatat meliputi koordinat titik terakhir dan suhu tubuh katak. Selain itu jarak katak satu dengan katak lainnya juga dicatat. 3.4.4. Penggunaan Mikrohabitat oleh

M. montana

Selain data pergerakan katak, data mengenai mikrohabitat katak yang digunakan serta akivitas yang dilakukan setiap lokasi ditemukannya jenis katak tersebut juga perlu dicatat untuk mengetahui seberapa besar peran mikrohabitat dalam mendukung keberadaan dari M. montana. Beberapa data mikrohabitat yang dicatat menurut Heyer et al. 1994 yaitu tanggal dan waktu, tipe vegetasi, substrat, ketinggian, suhu udara, kelembaban udara, pH air, sifat naungan dan penutupan oleh vegetasi atau obyek lain dan data khusus lainnya.

3.5. Analisis Data

Setelah pengumpulan data lapangan selesai, data tersebut dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif terhadap rencana penelitian yang telah diutarakan sebelumnya. Data yang dijelaskan secara deskriptif yaitu aktivitas ditemukannya M. montana. Sedangkan data kuantitatif yaitu jarak pergerakan individu M. montana. Pengukuran posisi katak dilakukan setiap 3 jam sekali selama 72 jam, hal ini dilakukan untuk mengetahui jarak pergerakan individu M. montana. Data jarak dan posisi katak digunakan untuk memetakan pergerakan katak selama 72 jam. Analisis jarak yang dilakukan terhadap pergerakan katak yaitu jika pergerakan katak 0,05 m dianggap nol karena dengan jarak pergerakan tersebut dapat diartikan sebagai pergerakan yang dilakukan di sekitar tempat awal ditemukan atau hanya bergeser dari posisi awal. Untuk menentukan pergerakan individu apakah individu akan kembali pada posisi awal diplotkan selama 72 jam. Pergerakan katak dianalisa secara terpisah untuk setiap jenis kelamin. Secara kuantitatif pergerakan katak dianalisa untuk melihat jarak yang ditempuh selama 72 jam dan alur kelurusan dari pergerakan. Nilai alur kelurusan diperoleh dengan menghitung perbandingan dari jarak kumulatif total katak bergerak selama 72 jam dengan jarak antara titik awal ke titik akhir pengamatan Schwarzkopf dan Alford 2002. Nilai alur kelurusan digunakan untuk melihat pola pergerakan katak selama 72 jam, apakah bergerak menjauhi titik awal atau hanya bergerak di sekitar titik awal. Nilai alur kelurusan adalah 0-1, dimana 1 mengindikasikan katak bergerak ke luar dalam pola alur lurus dan 0 mengindikasikan katak tidak bergeser. Selain itu dilakukan juga uji hipotesis dengan menggunakan metode penghitungan chi kuadrat, dengan rumus: χ hitung = ∑ O − E E Dimana : X 2 : Chi kuadrat E : Frekuensi yang diharapkan O : Frekuensi yang diobservasi Apabila X 2 hitung lebih besar X 2 tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Keterangan: H : Pola pergerakan jantan dan betina tidak menjauhi titik awal pengamatan H a : Pola pergerakan jantan dan betina menjauhi titik awal pengamatan Nilai alur kelur usan = Total jar ak antar a titik awal ke titik akhir Jar ak kumulatif total per ger akan katak Selain menggunakan rumus di atas, data pergerakan katak dianalisis dengan menggunakan SPSS 15.0. Data yang dianalisis adalah data jarak antara dua titik posisi katak setiap 3 jam pengamatan selama 72 jam. Data pada posisi awal katak tidak dimasukkan dalam analisis ini karena dianggap katak dalam masa penyesuaian. Lalu data tersebut juga dianalisis dengan menggunakan rumus kruskal wallis. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan rata-rata pergerakan katak untuk siang dan malam hari antara katak jantan dan katak betina. Selain itu, rumus ini bertujuan untuk menunjukkan rata-rata pergerakan katak jantan setiap 3 jam pada siang dan malam hari. Berdasarkan rumus Kruskall Wallis, apabila P0,5 maka pergerakan setiap 3 jam pada siang hari adalah berbeda nyata antara katak jantan dan katak betina. Apabila P0,5 maka pergerakan setiap 3 jam pada malam hari adalah tidak berbeda nyata antara katak jantan dan katak betina. Uji kruskal wallis juga menunjukkan rata-rata pergerakan katak jantan setiap 3 jam pada siang dan malam hari tidak berbeda nyata apabila P0,05, sedangkan rata-rata pergerakan katak betina setiap 3 jam pada siang dan malam hari berbeda nyata apabila P0,05. IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah TNGGP