20 menit, dan 2 kali di dalam alkohol absolut selama 10 menit. Terakhir dilakukan proses pengeringan dengan cara merendam kayu dua kali di dalam tert butanol
selama 10 menit, dibekukan di dalam freezer sampai beku, dan terakhir dimasukkan ke dalam freezed drier sampai kering.
Kayu yang sudah kering diletakan di atas batang besi, kemudian bagian permukaan batang yang diinokulasi dan dilukai dilapisi dengan emas dalam
technic Hummer V sputter coater. Pengamatan pada bagian dalam kayu yang terinfeksi dilakukan dengan membuang bagian permukaan kayu yang diinokulasi
menggunakan mikrotom beku, kemudian dilapisi kembali dengan emas tanpa preparasi kembali. Selanjutnya struktur cendawan yang terdapat pada kayu yang
terinfeksi diamati menggunakan mikroskop elektron model JSM 5000 LV yang dioperasikan pada tegangan 20 kv. Pengamatan menggunakan SEM dilakukan di
laboratorium mikroskop SEM, Zoologi LIPI Cibinong.
3.3.3 Respon Aquilaria sp. terhadap Inokulasi Fusarium sp. IPBCC. 08.569
Respon tanaman terhadap isolat uji diamati dengan melihat gejala yang ditimbulkan setelah inokulasi. Gejala yang terjadi pada tingkat seljaringan
diamati dengan uji histokimia. Sedangkan gejala yang teramati pada tingkat organ dinyatakan dalam bentuk rataan skor. Pengamatan terhadap gejala yang
ditimbulkan diamati 7, 14, dan 21 hsi.
3.3.3.1 Uji Histokimia
Uji histokimia yang diamati meliputi uji terpenoid dan pati. Bagian kayu yang telah diinokulasi dan daerah perubahan warna dipotong secara melintang
menggunakan mikrotom beku Yamato RV-240. Sayatan kayu kemudian direndam dalam larutan tembaga asetat 50 selama 30 menit untuk uji terpenoid
Martin et al. 2002. Sayatan selanjutnya diletakkan di atas gelas objek dan ditetesi dengan larutan gliserin 50. Sedangkan untuk pengamatan pati, sayatan
ditetesi dengan larutan I
2
KI 1 tanpa perendaman dengan larutan tembaga asetat 50. Selanjutnya preparat diamati di bawah mikroskop cahaya. Sebagai kontrol
digunakan sayatan batang tanaman yang hanya dilukai kontrol positif dan batang tanaman sehat kontrol negatif.
3.3.3.2 Gejala Luar
Gejala luar yang diamati pada tingkat organ berupa klorosis daun, perubahan warna kayu pada daerah terinfeksi, dan adanya aroma wangi yang
dinyatakan dalam sistem skor 0-10 Tabel 2. Selanjutnya dinyatakan dalam bentuk rataan skor pada setiap pengamatan.
Tabel 2 Sistem skor respon Aquilaria sp. terhadap inokulasi Fusarium sp. IPBCC. 08.569
Nilai Gejala
Daun Warna Kayu
Wangi
tidak klorosisklorosis putih
tidak wangi 1
tidak klorosisklorosis putih kecoklatan
tidak wangi 2
tidak klorosisklorosis coklat
tidak wangi 3
klorosis putih kecoklatan
agak wangi 4
tidak klorosis putih kecoklatan
agak wangi 5
klorosis coklat
agak wangi 6
tidak klorosis coklat
agak wangi 7
klorosis putih kecoklatan
wangi 8
tidak klorosis putih kecoklatan
wangi 9
klorosis coklat
wangi 10
tidak klorosis coklat
wangi Rumus rataan skor adalah sebagai berikut :
Keterangan : Xn = Tanaman ke –n
Skor yang diperoleh menunjukkan tingkat pembentukan gaharu. Tingkat pembentukan gaharu dinyatakan dalam 3 kategori Tabel 3.
Tabel 3 Kategori tingkat pembentukan gaharu
Kategori skor
Tingkat pembentukan gubal gaharu
1 7-10
gaharu sudah terbentuk 2
3-6 gaharu mulai terbentuk
3 0-2
gaharu tidak terbentuk Selain melakukan pengamatan terhadap perubahan warna kayu, pengamatan
juga dilakukan terhadap pertambahan panjang dan dalam zona perubahan warna. Pertambahan panjang zona perubahan warna adalah panjang kayu yang
mengalami pertambahan panjang perubahan warna ke arah tajuk atas atau ke arah akar bawah dari daerah yang diinokulasi atau dilukai. Kulit kayu di sisi atas
dan bawah daerah yang diinokulasi dan dilukai dikupas dan panjang perubahan warnanya diukur. Sedangkan kedalaman perubahan warna diamati pada sayatan
melintang daerah yang diinokulasi atau dilukai.
3.3.4 Analisis Data