Kelemahan Strategi Pemasaran Semen Beku Sapi Potong Di Balai Inseminasi Buatan Lembang

Dengan adanya janji layanan tersebut, BIB Lembang berupaya mewujudkan janji yang telah ditetapkan agar masyarakat puas dengan layanan BIB Lembang. Disamping itu BIB Lembang juga melakukan kegiatan pelayanan purna jual yang merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen semen beku sapi potong. e. Harga Semen Beku terjangkau Penetapan harga semen beku yang diberlakukan di BIB Lembang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Harga semen beku sapi potong yang dijual di dalam negeri terbagi dua yaitu semen beku unsexing dan semen beku sexing. Untuk semen beku sapi potong unsexing harganya Rp.7.000 per dosis dan semen beku sexng Rp.36.000 per dosis. Harga tersebut masih dapat dibeli oleh konsumen seperti Dinas provinsikabupaten, asosiasi inseminator, koperasi dan swasta. f. Mutu genetik pejantan lokal bagus dan bebas dari penyakit menular Semen beku yang diproduksi BIB Lembang berasal dari pejantan-pejantan yang sudah lolos uji penyakit hewan menular strategis yang dipersyaratkan oleh Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Disamping itu seluruh pejantan yang ada di BIB Lembang juga sudah memenuhi persyaratan sebagai ternak bibit karena pejantan yang masuk ke BIB Lembang sudah sesuai SNIPTM baik persyaratan kualitatif maupun kuantitatif. Untuk mempertahankan agar pejantan yang dipelihara tetap sehat, dilakukan biosecurity yang ketat mulai dari proses seleksi ternak yang masuk, pemeliharaan dan produk yang dihasilkan.

2. Kelemahan

a. Kurangnya jumlah pejantan lokal Pejantan sapi lokal yang saat dipelihara adalah bangsa sapi Ongole, Brahman, Madura, Aceh dan Pasundan dengan total populasi sebanyak 36 ekor. Jumlah sapi lokal tersebut kalah jauh dengan jumlah sapi potong eksotik sebanyak 115 ekor. Saat ini BIB Lembang masih berupaya menambah pejantan lokal yang berasal dari breed yang berbeda agar pembeli tertarik membeli semen beku lokal BIB Lembang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan membuat kebijakan agar semen beku sapi lokal agar ditingkatkan jumlahnya dibandingkan semen beku sapi eksotik dengan perbandingan 60 : 40 dalam upaya pengembangan sapi lokal. b. Kesulitan mendapatkan pejantan lokal Dengan adanya kebijakan dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Balai berupaya menambah populasi pejantan lokal, namun banyak ditemuai beberapa masalah yaitu silsilahnya tidak ada, tidak lolos uji penyakit hewan menular strategis. Selain itu harga pejantan cukup mahal yang sesuai SNIPTM. Koordinasi dengan Balai Veteriner dan Dinas terkait perlu ditingkatkan. c. Promosi semen beku sapi lokal masih kurang Promosi terhadap produk semen beku mempunyai dampak strategis yang sangat penting karena promosi yag tepat dapat meningkatkan volume penjualan semen beku BIB Lembang. Promosi yang dilakukan oleh tim dari jasa produksi antara lain menyebarkan leaflet, brosur, poster ke dinas provinsi, kabupaten, asosiasi inseminator. Selain itu BIB Lembang sering mengikiti pameran peternakan baik di dalam maupun luar negeri tapi pembelian semen beku sapi lokal masih belum optimal. Pelayanan purna jual sudah dilakukan tetapi peternak belum tertarik membeli semen beku sapi lokal karena harga jual sapi lokal lebih murah dibandingkan dengan sapi eksotik. d. Biaya promosi terbatas Biaya promosi yang disiapkan oleh manajemen BIB Lembang sangat terbatas. Biaya promosi disiapkan hanya untuk biaya pembuatan bahan promosi seperti leaflet, kalender, poster, katalog, brosur dan mengikuti pameran peternakan. Biaya untuk pembuatan iklan baik di media cetak dan elektronik tidak disediakan di tahun 2015 karena biaya untuk kegiatan tersebut tersebut sangat mahal.

3. Peluang