Faktor Eksternal Strategi Pemasaran Semen Beku Sapi Potong Di Balai Inseminasi Buatan Lembang

e. Keuangan Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing usaha kecil dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan usaha kecil dan kelemahan amat penting untuk memutuskan alternatif strategi secara efektif.

2. Faktor Eksternal

Faktor strategi eksternal yang dimiliki organisasi meliputi peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan, sebagian besar di luar kendali suatu organisasi David 2006. Ada beberapa faktor eksternal dalam perusahaan yang mempengaruhi positioning perusahaan antara lain: a. Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi suatu usaha beroperasi. Faktor ekonomi mempunyai daya tarik langsung pada daya tarik potensial dari berbagai strategi. Faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan usaha adalah pola konsumsi, laju inflasi, ketersediaan kredit, tingkat pajak, tren pertumbuhan ekonomi. b. Kebijakan Pemerintah dan Politik Kebijakan pemerintah dan politik dapat memberikan ancaman dan peluang bagi dunia usaha. Kebijakan pemerintah dapat berupa undang- undang baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten yang menentukan beroperasinya suatu perusahaan. Kebijakan perusahaan merupakan pertimbangan penting bagi pemimpin perusahaan dalam menentukan strategi pengembangan perusahaan. c. Teknologi Teknologi ini digunakan untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, menciptakan rangkaian produksi yang lebih pendek. d. Pesaing Persaingan di antara perusahaan yang bersaing biasanya paling berpengaruh di antara kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil sejauh strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Intensitas persaingan cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan. e. Ancaman pendatang baru Ancaman pendatang baru ke dalam suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar dan sumberdaya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk pendatang baru ini tergantung pada hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada. Sumber utama hambatan masuk industri diantaranya skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, pemasok, akses saluran distribusi. f. Kekuatan tawar-menawar konsumen Konsumen selalu menginginkan kualitas produk yang tinggi, pelayanan yang baik dan harga yang murah. Konsumen yang kuat sering dapat negosiasi harga jual dengan memaksa harga turun, melakukan tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik. g. Kekuatan tawar-menawar pemasok Hal ini mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri terutama kalau jumlah pemasok sedikit, pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual ke industri. h. Ancaman produk substitusi Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk substitusi. Produk substitusi ini akan menjadi ancaman apabila mutunya sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri dan dihasilkan oleh industri yang menikmati laba tinggi. Matriks IFE dan Matriks EFE Matriks Internal Factor Evaluation IFE merupakan alat perumusan strategi meningkat dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan diantara bidang-bidang ini David Matriks External Factor Evaluation EFE merupakan alat perumusan strategi yang dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Perusahaan harus mampu merespon secara ofensif maupun defensif terhadap faktor tersebut dengan merumuskan strategi yang dapat memanfaatkan peluang atau untuk meminimalkan dampak dari potensi ancaman David Matrik IE Matrik IE merupakan alat untuk menentukan posisi suatu perusahaan pada internal dan eksternal perusahaan.Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail. Melalui matrik IE dapat diidentifikasi menjadi tiga daerah utama yaitu : a. Daerah pertama yaitu sel I, II dan IV merupakan tahap tumbuh dan membangun. Strategi yang sesuai untuk daerah ini adalah strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. b. Daerah kedua yaitu sel III, V dan VII merupakan tahap pertahankan dan pelihara. Strategi yang cocok digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. c. Daerah ketiga yaitu sel VI, VII dan IX, paling baik dikelola dengan strategi panen dan investasi. Matriks SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strenghts dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan Rangkuti . Alat analisis untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT, dapat menggambarkan dengan jelas kelemahan dan ancaman dari luar yang dihadapi, dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat set alternatif strategis yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT Rangkuti yaitu : a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. a. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. b. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. c. Strategi WT Strategi ini didasarakan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Menurut David 2006, teknis perumusan strategi yang digunakan untuk membantu menganalisa, mengevaluasi dan memilih strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1 tahap pengumpulan data yang meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi, 2 tahap pencocokan, berfokus pada strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal, 3 tahap keputusan, merupakan tahap untuk memilih strategi yang spesifik dan terbaik dari berbagai strategi alternatif yang ada untuk diimplementasikan. Matriks QSP Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM atau Matriks Perencanaan Strategik Kuantitatif adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi dengan mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif, berdasarkan faktor keberhasilan, faktor kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi.dan membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Keunggulan dari QSPM adalah strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama. Selain itu, bahwa QSPM membutuhkan penyusunan strategi untuk mengintegrasikan faktor internal dan eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan. Kelebihan lain dari QSPM adalah alat ini mengharuskan perencana strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait kedalam proses keputusan. QSPM dapat meningkatkan mutu pilihan strategik dalam perusahaan multinasional karena banyak faktor kunci dan strategi dapat dipertimbangkan sekaligus. Keterbatasan QSPM adalah proses ini selalu memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Memberi peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, namun prosesnya harus menggunakan informasi obyektif. Diskusi di antara perencana strategi, manajer dan karyawan dalam seluruh proses perumusan strategi bersifat konstruktif dan memperbaiki keputusan strategis yang lalu. Diskusi konstruktif selama analisis dan pilihan strategi dapat timbul semata-mata karena perbedaan interpretasi informasi dan opini yang berbeda. Oleh karena itu informasi sebaiknya disampaikan dengan lengkap dan benar. Selain itu, untuk mengkaji dan atau menguji informasi yang diterima benar dan akurat, sebaiknya informasi berasal lebih dari dua orang yang berbeda dan dari pihak yang independen, tidak memiliki kepentingan terhadap informasi yang salah menjadi acuan David 2006. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian strategi pemasaran ini bukan merupakan yang pertama. Beberapa penelitian sebelumnya yang menyinggung tentang strategi pemasaran telah banyak dilakukan sehingga banyak dijadikan acuan. Penelitian tentang strategi pemasaran ternak sapi oleh Karupa et al. 2005 untuk mengetahui nilai ekonomis penjualan ternak dari 15 lima belas sifat produksi ternak pada sapi Slovakian Pied dengan membandingkan 3 tiga macam strategi pemasaran yaitu strategi A ekspor pedet surplus, strategi B penggemukan pedet surplus dan strategi C penggembalaan sapi dara tidak bunting. Hasil penelitian ini menyimpulkan strategi pemasaran A dapat diterapkan pada sifat bobot sapih, strategi B pada sifat bobot setahun dan strategi C pada sifat masa hidup induk. Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan berdasarkan metode yang digunakan seperti penelitian yang dilakukan Indriani 2005 dengan judul penelitian Stratetgi Pemasaran Semen Beku Sapi Potong di Balai Pengembangan Mutu Bibit dan Pakan Ternak Propinsi DIY. Hasil penelitian prioritas adalah meningkatkan kualitas semen beku, penambahan ternak pejantan, mempertahankan SDM yang professional, meningkatkan pelayanan purna jual dan mempertahankan harga dibawah standar harga semen beku dari Pusat. Beberapa hal yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah kesamaan dalam topik penelitian yaitu strategi pemasaran produk semen beku sapi potong. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Pada penelitian sebelumnya alat analisis yang digunakan adalah SWOT. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Balai Inseminasi Buatan BIB Lembang merupakan salah satu produsen semen beku sapi potong yang melakukan pemasaran semen beku di seluruh Indonesia, tetapi semen beku sapi potong yang paling banyak dipesan berasal dari provinsi di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, D. I Yogyakarta dan Jawa Timur. Permasalahan yang ditemui dalam pemasaran semen beku sapi potong lokal adalah kurangnya minat peternak untuk membeli semen beku sapi lokal. Strategi yang telah dilakukan oleh BIB Lembang antara lain meningkatkan promosi produk semen beku sapi potong BIB Lembang kepada para peternak tentang memberikan pembinaan dan sosialisasi tentang keunggulan semen beku sapi potong lokal, selain itu menyebarkan leaflet, brosur, katalog kepada para peternak. Akan tetapi strategi yang telah diterapkan dalam melakukan pemasaran semen beku sapi potong lokal masih belum optimal. Untuk merancang strategi, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berperan dalam penyusunan strategi pemasaran dikaitkan dengan sumberdaya yang dimiliki oleh BIB Lembang. Sebelum dilakukan penentuan prioritas strategi pemasaran terlebih dahulu ditentukan tujuan apa yang ingin dicapai oleh BIB Lembang terkait dengan permasalahan yang ada dalam pemasaran semen beku sapi potong. Tujuan BIB Lembang adalah meningkatkan penjualan semen beku sapi potong lokal dan diserap oleh pasar atau peternak. Untuk merealisasikan tujuan dari BIB Lembang tersebut, ditentukan faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pemasaran semen beku sapi potong. Penentuan faktor-faktor internal yaitu melalui bauran pemasaran yang, sedangkan penentuan faktor eksternal meliputi kebijakan pemerintah, keberadaan balai sejenis, kondisi ekonomi dan pasar global. Hasil dari identifikasi faktor internal dan eksternal, kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation IFE dan matriks External Factor Evaluation EFE. Matriks IFE digunakan untuk untuk menganalisis faktor-faktor internal, mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan Balai, kemudian dilakukan pembobotan. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal, mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman bagi BIB Lembang, kemudian dilakukan pembobotan. Matriks IE digunakan dalam melakukan pemetaan terhadap skor total matriks IFE dan EFE yang diperoleh dari audit internal dan eksternal Balai. Matriks ini bermanfaat untuk menentukan posisi Balai dan mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu strategi tumbuh dan kembang, strategi jaga dan pertahankan serta strategi penciutan atau divestasi. Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai alternatif strategi dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang BIB Lembang, dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi BIB Lembang, sehingga menghasilkan empat tipe kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO dan strategi WT. Selanjutnya digunakan matriks QSPM yang merupakan tahap akhir dari perumussn strategis yang secara objektif mengindikasikan alternatif strategi yang terbaik berdasarkan total nilai daya tarik dari masing-masing faktor internal dan eksternal. Secara rinci kerangka pemikiran penelitian strategi pemasaran semen beku sapi potong di BIB Lembang seperti pada Gambar . Gambar . Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Balai Inseminasi Buatan BIB Lembang – Bandung, yang berlokasi di Jalan Kiwi Kayu Ambon No. 78 Lembang – Bandung. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa BIB Lembang adalah salah satu produsen yang memproduksi semen beku sapi potong dan adanya ketersediaan data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Waktu penelitian selama 6 bulan mulai Oktober 2015 – Maret 2016 dengan kegiatan meliputi : penyusunan proposal, studi pustaka dan konsultasi dengan pembimbing, pengumpulan data lapangan, pengolahan data, penulisan hasil penelitian, pengajuan jurnal, seminar hasil dan ujian tugas akhir. Produsen Semen Beku BIB Lembang Pemasaran Semen Beku BIB Lembang Faktor Internal Matriks IFE dan EFE untuk menganalisis Faktor Internal dan Eksternal Pemasaran Semen Beku Sapi Potong Analisis Posisi Balai Matriks IE Alternatif Strategi Pemasaran Semen Beku Sapi Matrks SWOT Prioritas Strategi Pemasaran Semen Beku Sapi Potong Matriks QSPM Pelaksanaan Strategi Pemasaran Semen Beku Sapi Potong Faktor Eksternal : Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi yang diinginkan atau diharapkan dengan menggunakan kuesioner. Data primer dikumpulkan meliputi harga, produk, permintaan semen beku, persaingan pasar, peluang pasar dan aspek keuangan. Data sekunder dikumpulkan dari studi pustaka dan dokumen balai yang berkaitan dengan topik penelitian meliputi SDM Balai, kondisi pejantan lokal, proses produksi semen beku, bahan dan peralatan produksi semen. Metode pengambilan sampel dan responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2012. Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan kunci keys informan yang merupakan subyek yang sangat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh BIB Lembang Responden yang dipilih untuk mengisi kuesioner secara purposive yaitu Kepala BIB Lembang, Kepala Seksi Jasa Produksi, Kepala Seksi Pelayanan Teknis Produksi Semen, Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pemeliharaan Ternak. Untuk mengidentifikasi dan dan mengevaluasi secara lebih mendalam faktor kunci internal dan eksternal BIBI Lembang ditentukan 3 tiga orang responden pakar yaitu yang dianggap cukup ahli dan menguasai kondisi Balai dan permasalahannya yaitu : Kepala Seksi Jasa Produksi BIB Lembang, 2 Pakar pendamping BIB Lembang, dan Penanggung jawab kegiatan produksi dan peredaran semen beku di Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dalam wawancara tersebut, responden mengidentifikasi dan mengevaluasi serta memberikan bobot dan rating terhadap faktor-faktor strategis yang diuraikan dalam kuesioner. Data primer dan sekunder yang telah didapatkan, dimasukkan dan digitasi ke dalam bentuk soft file. Pengolahan data menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan bantuan software Statistical Package for Social Science SPSS dan microsoft Excel. Pengolahan dan Analisa Data Data yang akan dianalisis meliputi data data internal dan eksternal Balai yang merupakan faktor kunci dan berpengaruh terhadap perkembangan Balai. Data yang dianalisis merupakan data ordinal yang selanjutnya dianalisa dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. a. Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Faktor Evaluation EFE. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal, mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman bagi Balai, kemudian dilakukan pembobotan. Matriks IFE digunakan untuk untuk menganalisis faktor-faktor internal, mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan Balai kemudian dilakukan pembobotan. Tahapan dalam pembuatan matriks IFE dan EFE adalah : 1 Menentukan dalam kolom 1 faktor strategi enternal yang menjadi peluang dan ancaman serta faktor strategi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan balai. 2 Memberikan bobot untuk masing-masing faktor dalam kolom 2. Dari 0,0 tidak penting hingga 1,0 paling penting. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan semua faktor harus sama dengan 1,0. 3 Memberikan peringkat 1 – 4 untuk masing-masing faktor kunci dalam kolom 3 tentang seberapa efektif strategi Balai dalam merespon faktor tersebut dengan memberi skala mulai dari 4 sangat baik hingga 1 di bawah rataan. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan dan peluang bersifat positif kekuatan atau peluang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika kekuatan atau peluang kecil diberi rating 1. Pemberian sangat besar rating adalah 1. Sebaliknya jika nilai kelemahan atau ancaman di bawah rataan atau kecil nilainya adalah 4. 4 Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan ratingnya untuk menentukan nilai tertinggi dari skor. 5 Menjumlahkan skor dari masing-masing peubah untuk menentukan total skor Balai. Dalam matriks IFE, total keseluruhan nilai yang dibobot berkisar antara 1,0-4,0 dengan nilai rataan 2,5. Nilai di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal Balai lemah dan nilai di atas 2,5 menunjukkan posisi internal Balai kuat. Total nilai 4,0 menunjukkan Balai mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk mengantisipasi kelemahan dan total nilai 1,0 berarti Balai tidak dapat mengantisipasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki. Dalam matriks EFE total keseluruhan nilai yang dibobot tertinggi adal 4,0 yang mengindikasikan bahwa Balai mampu merespon peluang yang ada dan menghindari ancaman di pasar industri. Nilai terendah adalah 1,0 yang menunjukkan strategi yang dilakukan Balai tidak dapat memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman yang ada. Setelah tersusun matriks IFE dan EFE, dilakukan kombinasi alternatif strategi dengan menggunakan matriks IE dan SWOT. b. Matriks Internal External IE Matriks IE digunakan dalam melakukan pemetaan terhadap skor total matriks IFE dan EFE yang diperoleh dari audit internal dan eksternal Balai. Matriks IE terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE dan total skor dari matriks EFE. Total skor matriks IFE dipetakan pada sumbu X dengan skor 1,0-1,99 yang menyatakan posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya sedang, serta skor 3,0-4,0 adalah posisi kuat. Total skor dari matriks EFE pada sumbu Y dengan skor 1,0-1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0-2,99 adalah posisi sedang dan skor 3,0-4,0 adalah posisi tinggi. Matriks ini bermanfaat untuk menentukan posisi perusahaan yang terdiri atas sembilan sel,namun secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu: 1 Strategi tumbuh dan kembang yang meliputi sel I, II, atau IV dan strategi yang cocok untuk diterapkan, antara lain strategi intensif atau strategi integratif. 2 Strategi jaga dan pertahankan yang meliputi sel III, V, atau VII, dapat dikelola dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3 Strategi penciutan atau divestasi yang meliputi sel VI, VIII, atau IX. c. Matriks SWOT Strengths, Weakness, Opportunities, Threats Matriks SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai alternatif strategi yang diterapkan, dimana analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang Balai, dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi Balai. Matriks ini dapat menghasilkan empat tipe kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO yang merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindarimengurangi dampak ancaman, strategi WO bertujuan memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang dan strategi WT untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Kombinasi faktor internal dan faktor eksternal dalam matriks SWOT Rangkuti . d. Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM QSPM atau matriks perencanaan strategis kuantitatif adalah merupakan tahap akhir dari perumusan strategis yang secara objektif mengindikasikan alternatif strategi yang terbaik. QSPM terdiri atas empat komponen, antara lain 1 bobot yang diberikan sama dengan yang ada pada matriks External Factor Evaluation EFE dan Internal Factor Evaluation IFE, 2 nilai daya tarik, 3 total nilai daya tarik dan 4 jumlah total nilai daya tarik. Langkah yang diperlukan untuk mengembangkan matriks ini David yaitu: Langkah : Mendaftarkan faktor kunci dari kekuatan atau kelemahan internal dan peluang atau ancaman eksternal Balai dalam kolom kiri matriks. Langkah : Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal. Bobot sama dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan EFE. Langkah : Memeriksa tahap kedua pemaduan dan mengidentifikasi strategi alternatif yang dapat dipertimbangkan Balai untuk diimplementasikan. Langkah 4 : Memeriksa tahap kedua pemadan dan mengidentifikasi strategi alternatif yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan. Langkah : Menetapkan nilai daya tarik AS yang menunjukkan daya tarik relatif setiap strategi dalam alternatif sel tertentu. Nilai daya tarik tersebut adalah : 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 = amat menarik. Langkah 6 : Menghitung total nilai daya tarik dengan mengalikan antara bobot dengan nilai daya tarik. Langkah : Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap strategi. Semakin tinggi nilainya, menunjukkan strategi tersebut semakin menarik dan sebaliknya. Berdasarkan keterangan di atas tahapan penelitian seperti tertulis pada Gambar Gambar 3 : Tahapan Penelitian Produsen Semen Beku Identifikasi Masalah Studi Pustaka dan Referensi Penelitian  Teknik Pengambilan Sampel : Non Probability Sampling purposive sampling  Pengumpulan Data : Kuesioner Metode dan Analisa Data  Matriks IFE dan EFE untuk menganalisis Faktor Internal dan Eksternal  Matriks IE untuk menganalisis posisi Balai  Analisis SWOT untuk memformulasikan strategi pemasaran  Analisis QSPM untuk merumuskan strategi terbaik Pengumpulan data Pengolahan Data Hasil dan Pembahasan Rekomendasi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN