46
VI. PERBANDINGAN HARGA LAHAN
Perbandingan harga lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbandingan harga lahan di sekitar Bandara Raja Haji Fisabilillah sebelum dan
setelah pengembangan bandara dilakukan. Harga lahan sebelum pengembangan bandara berasal dari transaksi lahan yang terjadi pada tahun 2005 sampai 2007.
Sementara harga lahan setelah pengembangan bandara diambil dari transaksi pada tahun 2008 sampai 2010. Kedua harga tersebut dibandingkan sehingga diperoleh
nilai perbedaan antara keduanya. Perbandingan harga lahan dapat dilihat berdasarkan hal berikut:
6.1 Land Extraction
Lahan yang masih kosong tentu saja akan memiliki perbedaan harga dengan lahan yang diatasnya terdapat bangunan maupun objek lainnya. Hal ini
menjadi salah kendala dalam melakukan perbandingan. Oleh karena itu, perlu dilakukan land extraction terhadap harga lahan tersebut. Harga bangunan maupun
objek lain yang terdapat pada lahan dikeluarkan sehingga diperoleh harga lahan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, harga lahan yang diperoleh merupakan
harga dari lahan kosong yang tidak terdapat bangunan maupun objek lain diatasnya. Dengan demikian, land extraction tidak dilakukan pada penelitian ini.
6.2 Hasil
Adjusment Harga Sebelum melakukan perbandingan harga lahan di sekitar Bandara Raja
Haji fisabilillah sebelum dan setelah pengembangan bandara, dilakukan adjusment harga terhadap data yang agar dapat dibandingkan. Adjusment harga
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah adjusment terhadap status hak kepemilikan lahan, sedangkan adjusment terhadap faktor waktu dan jenis
47 transaksi tidak dilakukan. Adjusment terhadap faktor waktu tidak dilakukan
karena salah satu fokus penelitian ini adalah membandingkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga lahan berdasarkan periode waktu tertentu, yaitu sebelum dan
setelah pengembangan bandara dilakukan. Sementara itu, adjusment terhadap jenis transaksi tidak dilakukan karena jenis transaksi dari data yang diperoleh
sudah seragam, yaitu berdasarkan data transaksi jual beli. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, status hak kepemilikan
lahan yang terdapat pada data transaksi lahan terdiri dari dua jenis status hak kepemilikan, yaitu status hak milik dan alas hak. Alas hak merupakan surat bukti
kepemilikan lahan yang dikeluarkan oleh Lurah dan Camat di wilayah yang bersangkutan. Alas hak memiliki kekuatan hukum yang lebih rendah
dibandingkan status hak milik. Oleh karena itu, dilakukan adjusment terhadap status hak kepemilikan lahan dimana harga lahan yang berstatus alas hak ditarik
kedalam status hak milik. Setelah proses adjusment harga dilakukan, maka diperoleh data harga lahan Rpm
2
sebagaimana yang terlihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Peta sebaran pengambilan data dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tabel 5. Harga Lahan Sebelum Pengembangan Bandara yang Sudah di- adjusment
Sampel Harga Rpm
2
Sampel Harga Rpm
2
1 35.211
11 181.086
2 100.000
12 234.742
3 50.000
13 112.500
4 50.000
14 234.742
5 77.465
15 194.788
6 50.000
16 157.143
7 42.254
17 200.000
8 45.000
18 30.000
9 42.254
19 21.127
10 150.000
Sumber: Data Primer Diolah 2011
48
Tabel 6. Harga Lahan Setelah Pengembangan Bandara yang Sudah di- adjusment
Sampel Harga Rpm2
Sampel Harga Rpm2
1 70.000
11 90.000
2 70.423
12 70.423
3 250.000
13 150.000
4 70.423
14 161.972
5 63.380
15 126.761
6 250.000
16 140.845
7 70.000
17 77.465
8 140.845
18 105.634
9 140.845
19 122.066
10 281.690
Sumber: Data Primer Diolah 2011
6.3 Inflasi Lahan