ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah serta membantu regulasi aktivitas otot-otot kerangka, jantung dan jaringan-jaringan lain Muchtadi et al. 1993.
2.3.3. Kebutuhan kalsium
Keperluan kalsium dalam tubuh biasanya dihitung dengan keseimbangan kalsium, kira-kira sama dengan yang digunakan untuk menghitung keseimbangan
nitrogen Winarno 1992. Bayi berusia 0-6 bulan memerlukan sekitar 200 mg kalsium sedangkan bayi berusia 7-11 bulan memerlukan asupan kalsium
280-300 mg sehari. Balita hingga anak-anak membutuhkan asupan kalsium rata- rata sekitar 500-750 mg per hari. Masa remaja merupakan masa terjadinya puncak
penumpukan kalsium untuk pembentukan tulang sehingga rata-rata asupan kalsium untuk usia remaja yaitu 1000 mghari. Usia dewasa memerlukan asupan
kalsium rata-rata 800 mghari sedangkan kelompok usia 50 tahun memerlukan asupan kalsium rata-rata 1000 mghari karena mulai terjadi pengeroposan tulang
dan penyerapan mulai menurun Soekarti dan Kartono 2004.
2.3.4. Penyerapan kalsium
Penyerapan kalsium berkaitan dengan kebutuhan tubuh dan adanya fosfor, vitamin D, laktosa, asam hidroklorat dalam getah pencerna perut dan vitamin C
serta asam amino dalam usus kecil Nasoetion et al. 1994. Penyerapan kalsium terjadi pada bagian atas usus kecil tepat setelah lambung. karena garam kalsium
lebih larut dalam asam Winarno 1992. Kalsium diserap usus melalui pengangkutan aktif, artinya pengangkutan
tersebut terjadi dengan cara melewati suatu perbedaan konsentrasi. Energi vitamin D dibutuhkan untuk pengangkutan aktif kalsium dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan kalsium. Penyerapan paling aktif terjadi pada saat kebutuhan kalsium meningkat, misalnya pada periode pertumbuhan, kehamilan
dan laktasi Nasoetion et al. 1994. Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Penyerapan kalsium yang dicerna pada masa
kanak-kanak berkisar antara 50-70 , sedangkan pada masa dewasa hanya sekitar 10-40 Winarno 1992.
Penyerapan kalsium dihambat oleh adanya zat organik, seperti asam oksalat pada bayam dan asam fitat pada gandum, yang dapat bergabung dengan
kalsium dan membentuk garam yang tidak larut Winarno 1992. Sebagian besar
kalsium 70-90 yang dibuang tubuh dikeluarkan bersama tinja pada organ tubuh ginjal Nasoetion et al. 1994.
2.3.5. Dampak kekurangan dan kelebihan kalsium
Kadar kalsium yang tinggi dalam serum dan urin akan menyebabkan keadaan hiperparatiroid pembesaran kelenjar paratiroid, hiperkalsiuria banyaknya
kalsium yang terkandung dalam urin dan pembentukan batu ginjal Nasoetion et al. 1994. Kekurangan kalsium dapat terjadi apabila konsumsi
kalsium rendah sehingga mengakibatkan osteomalasia, sedangkan apabila keseimbangan
kalsium negatif
dapat mengakibatkan
osteoporosis Winarno 1992.
Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan rakhitis, merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya gangguan kalsifikasi pada tulang dan dipengaruhi oleh
jumlah kapur dalam makanan Nasoetion et al. 1994. Apabila kadar kalsium dalam darah menurun, maka keseimbangan diperoleh dengan mengambil
cadangan dari tulang-tulang dan gigi. Keadaan ini menyebabkan keropos tulang osteoporosis dan gigi geligi tanggal Nasoetion et al. 1994.
2.4. Fosfor