dilakukan menurut ketentuan-ketentuan Undang-undang ini, yang digunakan untuk menjalankan perusahaan Indonesia, dalam arti pemilik modal tersebut”.
Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung. Investasi portofolio dilakukan melalui
pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi. Investasi langsung yang dikenal dengan penanaman modal asing PMA
merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan. Dibanding dengan investasi portofolio, penanam modal
asing lebih banyak mempunyai kelebihan. Selain sifatnya yang permanenjangka panjang, penanam modal asing memberi andil dalam alih teknologi, alih
keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Penanaman modal pada hakekatnya merupakan kegiatan investasi yang
dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta. Untuk investasi swasta di Indonesia yang dilakukan dengan kemudahan fasilitas berupa Penanaman Modal
Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN. Menurut UU No. 1 Tahun 1967, PMA adalah hanya meliputi modal asing
secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini yang digunakan untuk menjalankan perusahaan Indonesia,
dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut, perluasan dan alih status, yang terdiri dari saham
peserta Indonesia, saham asing dan modal pinjaman. Pengertian PMDN menurut UU No. 6 Tahun 1968 ialah bagian dari pada
kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda baik yang dimiliki oleh negara, swasta nasional maupun swasta asing yang berdomisili di
Indonesia yang disisihkan dan disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam ketentuan-ketentuan pasal 2 UU No.
1 Tahun 1967, tentang penanaman modal asing.
2.1.6 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu waktu yang dinamis dari suatu perekonomian yaitu melihat
bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan data produk
domestik bruto GDP, yang mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output
perkapita. Yang perlu diperhatikan adalah dari sisi output totalnya GDP dan sisi jumlah penduduknya. Output perkapita adalah kenaikan output total dibagi jumlah
penduduk Boediono, 1999. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro
ekonomi dalam jangka panjang. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat, dari satu periode ke periode lainnya.
Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah
jumlah barang modal, teknologi yang digunakan berkembang. Selain itu, tenaga kerja betambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja
dan pendidikan ketrampilan. Teori pertumbuhan ekonomi pada awalnya diprakarsai oleh Ricardo dan
Malthus yang mencoba melakukan analisis terhadap perekonomian Inggris, meskipun banyak memperoleh kritikan namun pada pertengahan abad ke 20
pertumbuhan ekonomi berkembang dalam tiga gelombang. Periode pertama digagasi oleh Harrod 1993 dan 1948 dan Domar 1946 dan 1947, kemudian
periode kedua diprakarsai oleh Solow dengan teori Neoclasical model of economic growth
1956 dan Swan pada pertengahan tahun 1950. Selanjutnya periode ketiga dikemukakan oleh Romer dan Lucas 1988.
Tiga komponen utama dari pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa yaitu: 1.
Akumulasi modal Meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada
tanah, peralatan fisik dan modal SDM. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan
tujuan memperbesar output dan pendapatan perkapita. 2.
Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja yang terjadi
beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan
menambah jumlah tenaga produktif sedangkan pertumbuhan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem
perekonomian yang
bersangkutan. Adapun
kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor penunjang seperti
kecakapan manajerial atau administrasi. 3.
Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi dapat terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1 Kemajuan teknologi yang netral Terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai
tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama, inovasi yang sama seperti
pengelompokan tenaga kerja yang dapat mendorong peningkatan output atau kenaikan output masyarakat.
2 Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja Sebagian besar kemajuan teknologi pada abad ke 20 adalah teknologi
yang hemat tenaga kerja. Jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan produksi sudah mulai berkurang. Sehingga dapat
memungkinkan memperoleh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama.
3 Kemajuan teknologi yang hemat modal Kemajuan teknologi yang hemat modal merupakan fenomena yang
relatif langka. Hal ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara-negara
maju dengan tujuan utama menghemat pekerja dan bukan untuk menghemat modal.
Dalam proses pembangunan ekonomi juga dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal dan teknologi yang disebut faktor ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak
mungkin terjadi selama lembaga sosial, keadaan politik dan nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang, inilah yang disebut faktor non ekonomi.
2.1.7 Inflasi