c. Kesenjangan antar wartawan terkait sikap mereka terhadap uang transportasi
Peneliti mencoba menggali data dengan menanyakan tentang kesenjangan antar wartawan mengingat sikap mereka berbeda-beda dalam
menanggapi pemberian uang transportasi, ada yang menolak dan ada yang menerima. Manusia sebagai makhluk sosial tentu saling berhubungan satu
dengan yang lain. Ketika dalam Jumpa pers dimana banyak wartawan yang hadir. Tentu ada interaksi dan ekspresi terhadap satu kejadian,
misalnya pemberian uang transportasi ini. Apakah ada kesenjangan antara yang menerima tau menolak pemberian tersebut. Dan berikut jawaban dari
hasil wawancara dengan para informan : Penulis tidak menanyakan ini kepada informan I sebagai
narasumber karena pertanyan ini hanya penulis tujukan untuk wartawan. Beberapa informan mengaku ada kesenjangan antar wartawan seperti yang
diwakili oleh pernyataan informan 4 berikut ini : “Sangat ada, karena kita berkerja juga menghormati wartawan
lain, jika memang keadaanya harus menerima ya diterima, jika memungkinkan langsung pulang setelah liputan ya saya lakukan”
Wawancara, 20 Agustus 2010
Dan Informan 7 menguatkan adanya kesenjangan dikalangan wartawan dengan menceritakan pengalamannya berkaitan dengan sikap
wartawan mengenai pemberian uang transpot sebagai berikut : “Nah itu ada pengalaman saya, waktu itu ada pembangunan
jembatan ungaran, menjelang lebaran. Itu waktu dikompas ya. saya dikasih saya tolak. waktu itu ada 2 temen wartawan lain yang
jadi ikut menolak. tapi dibelakangnya grundellan, wah sesuk nek liputan ra ngajak koe meneh gitu. Ada juga yang setelah liputan
saya cepet-cepet pergi, malah dititipin ya saya bilang terserah meh
commit to users
mbok bagi opo mbok balekne gitu, penting aku gak mau. kan kita juga menjaga hubungan dengan teman selama tidak menyalahi
profesi, misal ngasih duit supaya diberitakan gini, itu yang pelanggaran” Wawancara,21 Sept2010
Akan tetapi Informan 5 mengaku tidak ada kesenjangan dan antara wartawan satu dengan yang lain saling menghargai terkait sikap terhadap
pemberian uang transportasi : “Enggak, kita saling menghargai kok antara satu wartawan
dengan wartawan lain. Katakanlah dengan media lain pun ada wartawan tertentu Kompas, itu sama sekali tidak mau menerima.
Dan kita menghargai mereka dan mereka juga menghargai kita ketika kita menerima” Wawancara, 25 Agustus 2010
Informan 9 dengan terbuka mengakui bahwa dirinya pernah dikucilkan karena menolak pemberian uang transportasi dari narasumber
sewaktu menjadi wartawan di Jakarta : “Kalau dijogja gak ada karena akhire yo podo-podo sih kita tidak
dikucilkan. tapi kalau dulu di jakarta saya sempet dikucilkan karena saya menolak. Ya, kalau gelem jujur wi sebenernya profesi
wartawan itu tipis sih membedakan ini kep.pribadi atau perusahaan yang akhirnya mereka mau menerima ya karena gaji
yang minim tadi bla..bla..bla..kalau dijakarta hampir 50 persen itu menerima. yang biasanya gak menerima itu menghilang dari
perkumpulan itu” Wawancara, 27 Sept 2010
Bahkan informan 9 pernah menemui kejadian yang pemberian uang transpot tersebut sudah bukan secara langsung dimasukkan dalam
amplop, akan tetapi langsung ditransfer ke rekening wartawan : “ada satu perkumpulan wartawan misalnya asosiasi wartawan
perdagangan itu kolektif dan punya struktur yang kuat jadi nanti ada tiap bulan itu lewat rekening dari koordinatornya dan nanti
dibagi ke anggotanya. itu cara lain amplop yang lebih canggih ya karena lewatnya rekening kan jadi tidak bisa dilacak. Cara amplop
yang baru, nanti jadinya bunga bank.hehehe..makanya kadang ada yang bilang dari pada amplop mending aku bunga bank wae. itu
seneng-seneng wae. aman oq piye.hehehe” Wawancara, 27 Sept 2010
commit to users
Dari hasil beberapa wawancara dapat diketahui bahwa efek dari pemberian uang transportasi sangat beragam jika di tinjau dari ke tiga hal
di atas yaitu pengaruh pada peliputan dan beban moral, menyikapi narasumber yang mengklarifikasi masalah pemuatan dan kesenjangan
antar wartawan terkait sikap mereka yang berbeda-beda tentang uang transportasi. Pendapat mereka pun juga beragam tentang hal tersebut
berdasarkan apa yang pernah mereka alami.
commit to users
159
Tabel X Pendapat Informan tentang Kesenjangan di kalangan wartawan berkaitan dengan sikap terhadap Uang transportasi
No Nama
Pendapat Informan tentang Kesenjangan di kalangan wartawan berkaitan dengan sikap terhadap Uang transportasi 1
Informan I
Tidak bersangkutan
2 Informan II
Kalau orang-orang lama itu tahu sih mbak, kan ada Koran abal-abal yang biasanya wartawannya beroperasi di klaten, kartosuro. Ya mereka bikin Koran, isinya wartawan bodrek semua itu. Ada yang namanya KPK, temen–temen wartawan itu sampai pada marah-marah, bingung
gimana, iki karep opo iki gitu.
3 Informan III
Tidak memberikan tanggapan
4 Informan IV
sangat ada, karena kita berkerja juga menghormati wartawan lain, jika memang keadaanya harus menerima ya diterima, jika memungkinkan langsung pulang setelah liputan ya saya lakukan.
5 Informan V
Enggak, kita saling menghargai antara satu wartawan dengan wartawan lain. Katakanlah dengan media lain pun ada wartawan tertentu Kompas, itu sama sekali tidak mau menerima. Dan kita menghargai mereka dan mereka juga menghargai kita ketika kita menerima.
6 Informan VI
ada, pasti ada. apalagi di pemkot itu jelas sekali kesenjangannya. dan untuk pemberian uang transport itu dibedakan antara kita dengan wartawan bodrek karena mereka tahu mereka hanya mengejar uang. jadi misal ketika jumpa pers itu karena banyak orang kan jadi gak hafal
itu kalau wartawan bodrek, mereka keluar terus datang lagi dapat lagi, jadi memang tujuannya nyari uangnya. kalau kita tidak, kita benar- benar nyari informasi. tapi kita juga tidak menolak itu. memang ada beberapa yang menolak ya, misal kompas. itu karena kesejahteraan
mereka jauh lebih tinggi. tapi untuk media lainnya hampir semua menerima seperti jawapos, radar dan sebagainya.
7 Informan VII
Nah itu ada pengalaman saya, waktu itu ada pembangunan jembatan ungaran, menjelang lebaran. Itu waktu dikompas ya. saya dikasih saya tolak. waktu itu ada 2 temen wartawan lain yang jadi ikut menolak. tapi dibelakangnya grundellan, wah sesuk nek liputan ra ngajak koe
meneh gitu. ada juga yang setelah liputan saya cepet-cepet pergi, malah dititipin ya saya bilang terserah meh mbok bagi opo mbok balekne gitu, penting aku gak mau. kan kita juga menjaga hubungan dengan teman selama tidak menyalahi profesi
8 Informan VIII
Gak ada, karna kan gak tahu ya apa memang karna solidaritas tinggi atau gimana, kita nggabung aja gitu kan. kita tahu sih orang-orang mana yang suka menerima tapi ya biasa saja tidak mempermasalahkan menerima atau gak gitu.
9 Informan IX
kalau dijogja gak ada karena akhire yo podo-podo sih kita tidak dikucilkan. tapi kalau dulu di jakarta saya sempet dikucilkan karena saya menolak. ya, kalau gelem jujur wi sebenernya profesi wartawan itu tipis sih membedakan ini kep.pribadi atau perusahaan yang akhirnya
mereka mau menerima ya karena gaji yang minim tadi bla..bla..bla..kalau dijakarta hampir 50 persen itu menerima. yang biasanya gak menerima itu menghilang dari perkumpulan itu. ada satu perkumpulan wartawan misalnya asosiasi wartawan perdagangan itu kolektif dan
punya struktur yang kuat jadi nanti ada tiap bulan itu lewat rekening dari koordinatornya dan nanti dibagi ke anggotanya. itu cara lain amplop yang lebih canggih ya karena lewatnya rekening kan jadi tidak bisa dilacak. cara amplop yang baru, nanti jadinya bunga
bank.hehehe..makanya kadang ada yang bilang dari pada amplop mending aku bunga bank wae. itu seneng-seneng wae. aman oq piye.hehehe
10 Informan X
Sejauh ini saya tidak merasakan adanya kesenjangan antara wartawan
commit to users
3. Persepsi informan tentang temuan yang di amati selama melakukan observasi