Jenis Data Metode Pengumpulan Data Uji Normalitas Data Deskriptif Statistik

18 Penetapan ini lazimnya didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui proses pemilihan sebagai mana yang dilakukan pada tekni random teknik acak. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria adalah sebagai berikut: 1. Bank Negara Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode tahun 2009-2013. 2. Bank Muamalat Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode tahun 2009-2013.

3.7 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan Bank Negara Indonesia dan Bank Muamalat Indonesia yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2009-2013.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan serta diolah dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau laporan keuangan, catatan-catatan serta dokumen-dokumen yang ada, misalnya sejarah perusahaan, struktur organisasi dan jumlah pegawai. Studi dokumentasi juga dilakukan dengan cara meninjau data literatur, jurnal, internet, majalah dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Deskriptif Statistik dan Uji Beda dengan Independent Sample t-Test untuk data 19 yang berdistribusi normal atau Mann-Whitney Test untuk data yang tidak berdistribusi normal.

3.9.1 Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif statistik dilakukan untuk mendeskripsikan variabel penelitian berupa nilai mean, standar deviasi, nilai maksimal dan nilai minimum, dan hasil analisis deskriptif ini akan di jabarkan dalam bentuk uraian untuk lebih memperjelas penelitian.

3.9.2 Uji Beda Rata-Rata Independent Sample t-Test

Uji beda dilakukan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Dalam uji beda rata-rata dilakukan dengan motode Independent Sample t-Test untuk data yang berdistribusi normal dan Whitney Test untuk data yang tidak berdistribusi normal.

3.9.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Independent Sample t-Test untuk data yang berdistribusi normal atau Mann-Whitney Test untuk data yang berdistribusi tidak normal. a. Independent Sample t-Test Langkah-langkah yang digunakan dalam Independent Sample t-Test terurai di bawah ini: Menyusun formulasi hipotesis nol H dan hipotesis alternatif H a untuk pengujian dua sisi: H : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata Rasio Pendanaan Pensiun Bank Negara Indonesia dengan rata-rata Rasio 20 Pendanaan Pensiun Bank Muamalat Indonesia pada periode Tahun 2009-2013. H a : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan rata-rata Rasio Pendanaan Pensiun Bank Negara Indonesia dengan rata-rata Rasio Pendanaan Pensiun Bank Muamalat Indonesia pada periode Tahun 2009-2013. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: H diterima jika : t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada alpha α 0,05. H ditolak jika : t hitung t tabel atau t hitung t tabel pada alpha α 0,05. b. Mann-Whitney Test Langkah-langkah yang digunakan dalam Mann-Whitney Test terurai dibawah ini: Menyusun formulasi hipotesis nol H dan hipotesis alternatif H a untuk pengujian dua sisi: H : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan CR Current Ratio Bank Konvensional dengan CR Current Ratio Bank Syariah. H a : μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan CR Current Ratio Bank Konvensional dengan CR Current Ratio Bank Syariah. Menentukan level of significant α sebesar 5 atau 0,05 adalah sebagai berikut: H diterima jika : z tabel ≤ z hitung ≤ z tabel pada alpha α 0,05 H ditolak jika : z hitung z tabel atau z hitung z tabel pada alpha α 0,05 21

3.10 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini digunakan untuk menguji dua sampel independen yang telah ditarik dari populasi yang sama atau dari populasi yang berdistribusi sama. Uji ini digunakan untuk menentukan jenis pengujian hipotesis yang akan dilakukan. Adapun kriteria pengujian adalah jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal sehingga hipotesis diuji dengan menggunakan Independent Sample t-Test. Sedangkan jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal sehingga hipotesis diuji dengan menggunakan Mann- Whitney Test. 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Bank Negara Indonesia Bank Konvensional

Bank Negara Indonesia atau disingkat BNI Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 23 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46”. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat “Bank BNI” ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, Tbk sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada Tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan “Bank BNI” dipersingkat menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian “46” digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. 4.1.1.1 Sejarah Dana Pensiun Bank Negara Indonesia SIMPONI Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK BNI yang didirikan oleh PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk pada tanggal 5 Juli 1994 berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Peraturan Dana 24 Pensiun DPLK BNI disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 28 Desember 1993 dengan Keputusan No. KEP301KM.17 1993, dan berdasarkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak No. Reg: 015576-0226, NPWP DPLK BNI adalah 1.620.517.1-022. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tersebut sudah dimuat dalam tambahan Berita Negara RI tanggal 4 Maret 1994 Nomor 18, yang telah di update berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No. Kep.1100KM.171998. Pengurus DPLK BNI adalah Direksi PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk. Dewan Pengawas DPLK BNI juga dilakukan oleh Komisaris PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk dan pegawai-pegawai yang menangani operasional DPLK BNI adalah pegawai PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk. Dalam menjalankan bisnisnya, DPLK BNI hanya bertindak sebagai pengemban amanah trustee yang menghimpun iuran dari peserta, mengelola dan mengembangkan dana secara optimal dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian prudent, sehingga memberikan rasa aman bagi peserta DPLK BNI. DPLK BNI sejak Tahun 2001 hingga saat ini telah menempati posisi sebagai Market Leader dari seluruh penyelenggara DPLK di Indonesia, baik dari segi jumlah kepesertaannya maupun penghimpunan dananya. Dalam menjalankan kegiatan dan usahanya, dana pensiun dapat melakukan konsultasi dengan para ahli. Kekayaan dana pensiun dihimpun dari Iuran, Hasil pengembangan, Pengalihan dana dari dana pensiun lain, Pengalihan dana pemberi kerja. Kekayaan dana pensiun merupakan kekayaan yang terpisah dari kekayaan PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Kekayaan dana pensiun dikecualikan 25 dari setiap tuntutan hukum atas kekayaan PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk.

4.1.1.2 Visi, Misi, dan Core Value Visi

, yaitu menjadi dana pensiun lembaga keuangan terbaik di Indonesia, DPLK Bank Negara Indonesia berupaya untuk menjadi DPLK “Terbaik” melalui pengelolaan dana pensiun yang mampu memberikan hasil optimal, berkelanjutan, dan melalui kualitas layanan yang prima mampu menjadi pilihan utama nasabah dalam mempersiapkan masa pensiun. Misi , yaitu meningkatkan kesejahteraan di hari tua, menyediakan solusi program pensiun, memberikan Layanan Prima bagi stakeholder. Core Value , yaitu aman, pengembangan dana optimal, dan transparan.

4.1.1.3 Struktur Organisasi Bank Negara Indonesia

Adapun divisi–divisi PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk sampai saat ini adalah Dewan Komisaris Terdiri dari Komisaris Utama dan Anggota Komisaris susunan Direksi yang membawahi: a. Satuan Pengawasan Intern Berfungsi untuk membantu direksi dalam menjalankan, mengawasi jalannya unit organisasi sesuai dengan prosedur, peraturan, dan kebijaksanaan- kebijaksanaan direksi, serta membantu segenap unit organisasi dalam memperbaiki dan meluruskan kegiatan yang tidak sesuai dengan peraturan dan kebijaksanaan. 26 b. Direktur Korporasi Membawahi divisi korporasi, kredit khusus, unit pengelolaan anak perusahaan, unit pengelolaan cabang. • Divisi Korporasi yaitu untuk: o Menyusun dan melaksanakan program pemasaran tahunan untuk nasabah KPI yang sudah ditetapkan. o Mengelola secara menyeluruh hubungan Bank Negara Indonesia dengan nasabah KPI yang sudah ditetapkan. o Mengelola perencanaan strategis divisi KPL. o Mengembangkan calon nasabah. • Divisi Kredir Khusus yaitu untuk: o Mengelola debitur-debitur korporasi bermasalah dan mencari solusi masalah. o Menyelesaikan permasalahan debitur macet dalam upaya untuk perlunasan kredit. • Unit Pengelolaan Perusahaan Anak yaitu untuk: o Mengembangkan sistem penyediaan manajemen bisnis dan manajemen perusahaan anak. o Mengevaluasi kinerja manajemen dan bisnis perusahaan anak. c. Direktur Ritel • Divisi Pengelolaan Bisnis Kartu Fungsinya adalah mengelola pembuatan kartu yang dikeluarkan oleh Bank Negara Indonesia. 27 • Divisi Pemasaran Ritel fungsinya adalah meneliti dan mengembangkan produk-produk yang dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia, membuat sistem dan prosedur-prosedur cabang Bank Negara Indonesia, serta melaksanakan perubahan sesuai dengan keadaan. • Divisi Pembinaan Bisnis Ritel dan Menengah mempunyai fungsi yaitu menyelia manajemen wilayah serta mengelola perencanaan strategi Pembinaan Bisnis Menengah dan wilayah dan untuk memproses permohonan kredit diatas wewenag wilayah, memantau portepel kredit wilayah dan menyelia perkembangan bisnis manajemen menengah. d. Direktur Internasional • Divisi Hukum yaitu untuk: o Memberikan layanan dan jaminan hukum pada segenap unti mengenai kebijaksanaan atau praktek hukum yang terkait dengan usaha Bank Negara Indonesia. o Memberikan sasaran kepada unit organisasi lain atas tindakan yang menyimpang dari pola kebijaksanaan dan standar hukum yang telah ditetapkan oleh Bank Negara Indonesia. • Divisi Internasional mempunyai fungsi untuk melaksanakan penyediaan dan pembinaan terhadap cabang–cabang d luar negeri, serta memabantu direksi dalam membina hubungan dengan bank–bank responden. e. Direktur Treasuri 28 • Divisi Treasuri mempunyai fungsi, yaitu mengelola dana rupiah dan valuta asing, serta memberikan pertimbangan kepada direksi mengenai keadaan posisi asset dan liabilitas. • Divisi Investasi dan Jasa Keuangan fungsinya mengelola debitur-debitur korporasi bermasalah lalu memberikan jalan keluar untuk perbaikan serta menyelesaikan masalah-masalah debitur macet, dalam upaya untuk memperluas kredit. f. Direktur Keuangan • Divisi Pengendalian Keuangan mempunyai fungsi untuk membuat sistem dan prosedur akuntansi untuk digunakan seluruh unit organisasi baik untuk transaksi rupiah maupun valuta asing, melakukan pertimbangan– pertimbangan kepada direksi mengenai posisi keuangan. • Divisi Umum fungsinya mengelola properti dan kelogistikan Bank Negara Indonesia, dalam rangka menunjang kebutuhan unit lain di lingkungan Bank serta merencanakan sistem kepropertian, sehingga dapat lebih berdaya dan berhasil guna. g. Direktur Perencanaan • Divisi Perencanaan Strategis berfungsi untuk mempersiapkan perencanaan strategis Bank Negara Indonesia, berupa anggaran perencanaan bisnis dan corporate plan serta memantau pelaksanaannya, serta mengadakan penelitian-penelitian ekonomi secara makro yang menyangkut masalah- masalah perbankan, ekonomi internasional dan moneter sebagai bahan 29 kajian dalam mengambil keputusan baik oleh direksi maupun untuk tingkat divisi ke bawah. • Divisi Sumber daya Manusia mempuyai fungsi yaitu merencanakan sistem kepegawaian PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk baik untuk pelatihan manajemenpengembangan karir maupun keterampilan perbankan dan merencanakan sistem pelatihan yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan kepegawaian Bank. • Divisi Teknologi Informasi berfungsi menyiapkan sistem otomasi yang digunakan oleh Bank Negara Indonesia dan memberikan dukungan kepada seluruh unit organisasi dalam melaksanakan otomasi yang ditetapkan oleh direksi.

4.1.2 Sejarah Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah

Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal dari lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia MUI pada tanggal 18-20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional MUNAS ke IV MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan kepada Bapak K. H. Hasan Bahri yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk merealisasikan pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk suatu Kelompok Kerja POKJA untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Tim POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Azis. Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan 30 pihak-pihak terkait adalah menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development Program MDP di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia LPPI, Jakarta yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI yang di bawah Ketua Drs. Karnaen Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut aspek hukum Bank Islam. Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No. 1 tanggal 1 November 1991 Izin Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992Berita Negara RI tanggal 28 April 1992 No.34. Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48.000.000.000,00. Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syariah di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menenm modal senilai Rp 106.000.000.000,00. Dengan angka modal awal ini Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal 27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223MK.0131991 tanggal 5 November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan Menteri Keuangan RI No. 430KMK.0131992 tanggal 24 April 1992. Pada hari Jumat, 27 Syawal 1412 H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat dalam upacara “Soft 31 Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta. Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa yang semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada saat Indonesia dilanda krisis moneter, sektor Perbankan Nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Pada tahun 1998, Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105.000.000.000,00. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999-2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat karena berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan Syariah secara murni.

4.1.2.1 Sejarah Dana Pensiun Bank Muamalat Indonesia

Bank Syariah yang berkembang pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah DPLKS adalah PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. DPLKS Muamalat adalah penyelenggara Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP yang didirikan oleh PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang disahkan berdasarkan Surat 32 Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-485KM.171997 tanggal 10 Oktober 1997. PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai Pendiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sebagai bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia, tentunya telah memiliki pengalaman yang luas, apalagi dengan dukungan teknologi dan SDM yang professional. Di samping itu, adanya Dewan Pengawas Syariah yang beranggotakan ulama lebih memberikan kenyamanan dalam bertransaksi dengan memberikan hasil pengelolaan yang kompetitif, aman dan kepastian pengelolaan secara syariah. Dengan dukungan jaringan Bank Muamalat tersebar di 22 provinsi di Indonesia, DPLKS Bank Muamalat siap memberikan layanan di setiap outlet baik untuk pendaftaran, setoran, maupun pembayaran manfaat pensiun di kemudian hari. Mengingat bahwa program pensiun merupakan program kesejahteraan jangka panjang, maka yang diperlukan adalah hasil yang optimal, pengelolaan yang aman dan efisien, serta layanan yang mudah dan menyenangkan.

4.1.2.2 Visi, Misi, Core Value Visi,

yaitu menjadi DPLK Syariah pertama yang mengedepankan transparansi, kebersamaan, kepuasan nasabah dengan transaksi yang sesuai prinsip syariah. Misi, yaitu mengembangkan sistem informasi dan layanan yang cepat, mudah, inovatif, dan berkualitas. Core Value, yaitu jujur, kerjasama, tanggung jawab, sabar, dan ikhlas. 33

4.1.2.2 Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia

Adapun susunan struktur organisasi Dana Pensiun Lembaga Keuagan DPLK Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Dewan Pengawas Syariah terdiri dari Ketua dan Anggota. 2. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris Utama dan Komisaris. 3. Direksi terdiri dari Direktur Utama dan Direktur. 4. Kepala Grup terdiri dari Administration, Business Development, Financing Support, dan Internal Audit. 5. Rapat Umum Pemegang Saham Shareholders Meeting. 6. Dewan Komisaris Board of Commissioner. 7. Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board. 8. Operation Director. 9. Administration Group. 10. Corporate Support Group. 11. Internal Audit Group. 12. Business Development Group. 13. Financing Support Group. 14. Network and Alliance Group.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan analisis rasio pendanaan antara Tabungan Pensiun Bank Negara Indonesia yang bersifat Program Pensiun Iuran Pasti dengan Tabungan Pensiun Bank Muamalat Indonesia yang bersifat Program Pensiun Manfaat Pasti adalah untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata 34 rasio pendanaan Tabungan Pensiun Bank Negara Indonesia dan Tabungan Pensiun Bank Muamalat Indonesia dalam kemampuannya untuk memenuhi kewajibannya dari tahun ketahun, serta memberi gambaran besarnya rasa aman maupun kesejahteraan yang akan dirasakan peserta tabungan pensiun.

4.2.1 Pelaksanaan Pengelolaan Tabungan Pensiun Bank Negara Indonesia

Pendiri menetapkan Garis Besar Kebijaksanaan Umum Pelaksanaan Pengelolaan Tabungan Pensiun dan berhak menerima setiap pendapatan sebagaimana diatur dalam peraturan dana pensiun dari Dana Pensiun BNI. Program Pensiun BNI meliputi Program Pensiun Iuran Pasti PPIP dan Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP.

4.2.1.1 Program Pensiun Iuran Pasti

Pegawai tetap yang bergabung dengan Bank Negara Indonesia sebelum bulan September 2005, memiliki hak atas Program Pensiun Iuran Pasti ditambah dengan Program Pensiun Manfaat Pasti, atau imbalan kerja yang disediakan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 132003. Jumlah pegawai Bank Negara Indonesia yang memiliki hak atas imbalan kerja adalah 22.157 orang dan 19.082 orang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Penilaian aktuaria atas manfaat pensiun pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013, dan 2012 dilakukan oleh perusahaan konsultan aktuaria terdaftar PT Sentra Jasa Aktuaria Biro Pusat Aktuaria, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Rekonsiliasi status pembiayaan atas program pensiun berdasarkan laporan aktuaria PT Sentra Jasa Aktuaria. Adapun asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas adalah sebagai berikut: 35 1. Asumsi Ekonomi a. Tingkat Diskonto Per tahun b. Tingkat Kenaikan Penghasilan Dasar Per tahun 2. Asumsi Lainnya: a. Usia Pensiun Normal 55 tahun b. Tingkat Kematian c. Tingkat Cacat Bank Negara Indonesia juga memiliki Program Pensiun Iuran Pasti, untuk pegawainya, dimana kontribusi iuran proporsional antara Bank Negara Indonesia dan pegawai masing-masing adalah sebesar 75 dan 25 dari jumlah iuran pensiun yang ditetapkan oleh Bank Negara Indonesia untuk pegawai tetap yang dipekerjakan sebelum tanggal 1 September 2005. Untuk pegawai tetap yang dipekerjakan mulai tanggal 1 September 2005, kontribusi Bank Negara Indonesia dan pegawai adalah masing-masing sebesar iuran 11,5 dan 3,5 dari gaji pegawai. Program Pensiun Iuran Pasti dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia Persero, Tbk adalah sebagai berikut:  Syarat Kepesertaan Setiap orang dapat diterima menjadi peserta.  Prosedur Kepesertaan Prosedur kepesertaan dilakukan dengan cara adalah sebagai berikut: a. Mengisi dan menandatangani formulir aplikasi kepesertaan yang disediakan oleh dana pensiun. b. Melampirkan dokumen yang diminta oleh dana pensiun. 36 c. Menyetor iuran dan mengalihkan dana dari dana pensiun lain atau dana pemberi kerja. d. Bukti Kepesertaan. Setiap peserta memperoleh buku dana peserta yang berisi informasi mengenai iuran dan hasil pengembangan serta dana yang dialihkan dari dana pensiun lain atau dana pemberi kerja.  Masa Kepesertaan Kepesertaan dana pensiun dimulai sejak peserta terdaftar di dana pensiun dan berakhir pada saat peserta pensiun atau peserta meninggal dunia atau peserta mengalami cacat atau peserta mengalihkan haknya atas dana peserta ke dana pensiun lain. Kepesertaan bagi peserta yang beralih dari dana pensiun lain dimulai sejak peserta terdaftar di dana pensiun dan berakhir pada saat peserta pensiun sesuai peraturan dana pensiun yang berlaku pada dana pensiun lain tersebut atau peserta meninggal dunia atau peserta mengalihkan haknya atas dana peserta ke dana pensiun lain.  Kewajiban Peserta Kewajiban peserta adalah sebagai berikut: a. Menyetor iuran. b. Membayar biaya-biaya kepada dana pensiun sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan ini. c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh dana pensiun, serta bertanggung jawab atas keterangan yang diberikannya. 37 d. Memberitahukan secara tertulis ke dana pensiun selambatnya dalam 30 hari setelah terjadinya peristiwa perubahan susunan keluarga seperti perkawinan, kelahiran, dan kematian yang mengakibatkan berubahnya susunan pihak yang berhak atas manfaat pensiun. e. Mentaati segala ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan.  Hak Peserta Peserta mandiri berhak atas: a. Menentukan usia pensiun normal. b. Menetapkan dan mengubah pilihan paket investasi. c. Melakukan penarikan sejumlah iuran tertentu. d. Memperoleh informasi mengenai dana peserta yang dimiliki. e. Memperoleh dana peserta apabila sudah dinyatakan sebagai peserta berakhir. f. Menetapkan dan mengganti pihak yang ditunjuk. g. Mengalihkan kepesertaannya ke dana pensiun lain. h. Memilih bentuk anuitas, dan memilih perusahaan asuransi jiwa dalam rangka pembayaran manfaat pensiun. i. Memperoleh manfaat pensiun. j. Memperoleh pembayaran dana peserta secara sekaligus. k. Memperoleh buku peraturan. Tanpa mengurangi ketentuan untuk peserta kelompok memiliki hak yang sama dengan peserta mandiri, kecuali untuk hal-hal yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada pemberi kerja. Peserta kelompok yang 38 berhenti bekerja dari pemberi kerja, maka kepersertaannya secara otomatis akan berubah menjadi peserta mandiri.  Penarikan Iuran Peserta dapat melakukan penarikan iuran dengan ketentuan adalah sebagai berikut: a. Sebanyaknya 4 kali dalam satu tahun masa kepesertaan dengan tenggang waktu masing-masing penarikan minimal 31 hari. b. Pada setiap kali penarikan setinggi-tingginya 10 dari akumulasi iuran. c. Jumlah dana yang ditarik tidak termasuk hasil pengembangan dan dana yang dialihkan dari dana pensiun pemberi kerja serta dana pemberi kerja. Penarikan Iuran hanya diperkenankan bagi Peserta yang masa kepesertaannya telah mencapai sekurangnya 2 tahun kepesertaan. Tanpa mengurangi maksud ketentuan dalam hal peserta tidak mempunyai penghasilan dan berhenti bekerja karena sesuatu hal, maka: a. Peserta dimungkinkan untuk menarik seluruh akumulasi iuran. b. Penarikan iuran dimaksud tidak termasuk hasil pengembangan dan dana yang dialihkan dari dana pensiun lain dan dana pemberi kerja. c. Atas penarikan tersebut peserta wajib membayar biaya penarikan setinggi tingginya sebesar 5 dari total dana yang ditarik kepada pendiri melalui dana pensiun. d. Apabila terdapat iuran pemberi kerja dan dana pemberi kerja, maka penarikan iuran tunduk pada peraturan pemberi kerja. 39 Penarikan iuran dapat dilakukan dengan mengisi formulir penarikan iuran yang disediakan oleh dana pensiun. Setiap penarikan iuran tunduk pada ketentuan pajak yang berlaku saat itu.  Manfaat Pensiun Manfaat pensiun bagi peserta terdiri dari: a. Manfaat pensiun normal diberikan kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya. b. Manfaat pensiun dipercepat diberikan kepada peserta apabila yang bersangkutan berhenti menyetor iuran pada usia sekurangnya 10 tahun sebelum dicapainya usia pensiun normal, dan pembayaran manfaat dilakukan pada saat berhenti membayar iuran. c. Manfaat pensiun cacat diberikan kepada peserta apabila peserta dinyatakan cacat oleh dokter dari instansi yang berwenang. d. Setiap pembayaran manfaat pensiun tunduk pada ketentuan pajak yang berlaku saat itu.  Pengelolaan Dana Peserta a. Pengembangan Dana Peserta Dana pensiun melakukan pengelolaan dana peserta dengan melaksanakan kegiatan investasi sesuai dengan pilihan peserta. Hasil bersih pengelolaan dana peserta harus diberitahukan secara periodik oleh dana pensiun kepada peserta. 40 b. Biaya Pengelolaan Dana Peserta Setiap peserta berkewajiban membayar biaya pengelolaan dana peserta kepada pendiri melalui dana pensiun yang terdiri dari biaya administrasi kepesertaan, biaya pengelolaan dana, besarnya biaya administrasi kepesertaan setingginya sebesar Rp 10.000,00 per bulan dan besarnya biaya pengelolaan dana setingginya 1 per tahun dari total dana peserta. Biaya administrasi kepesertaan dan biaya pengelolaan dana akan diperhitungkan langsung dari hasil pengembangan masing-masing peserta. c. Tata Cara Penentuan Kekayaan Masing-Masing Peserta Penentuan nilai kekayaan masing-masing peserta dilakukan oleh dana pensiun berdasarkan nilai dari paket investasi yang dipilih oleh peserta dan ditetapkan secara proporsional menurut besarnya dana peserta. Dana pensiun berkewajiban membuat daftar perhitungan nilai dari setiap jenis investasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Menteri. Dana pensiun wajib memberitahukan daftar perhitungan nilai dari setiap jenis investasi apabila diminta oleh peserta.

4.2.2 Pelaksanaan Pengelolaan Tabungan Pensiun Bank Muamalat Indonesia

Program Pensiun Bank Muamalat Indonesia meliputi Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP dan Program Pensiun Iuran Pasti PPIP.

4.2.2.1 Program Pensiun Manfaat Pasti

Bank juga membukukan imbalan pasca kerja manfaat pasti untuk pegawai sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 132003. Perhitungan imbalan pasca kerja manfaat pasti menggunakan Projected Unit Credit Method. 41 Akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10 dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut pendekatan koridor. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Jumlah pegawai yang berhak memperoleh manfaat tersebut sebanyak 2.894, 4.856, 3.430, dan 1.242 pegawai masing-masing untuk 30 Juni 2013, 2012, 2011, dan 2010. Perhitungan aktuaria dilakukan oleh PT Lastika Dipa aktuaris independen, masing-masing untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2013, 31 Desember 2012, 2011, dan 2010. Perhitungan aktuaris tersebut menggunakan projected unit credit method dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Tingkat Diskonto. 2. Tingkat Kenaikan Gaji. 3. Tingkat Kematian. 4. Tingkat Cacat. 5. Tingkat Pengunduran Diri. 6. Tingkat Pensiun Normal 55 Tahun. 42 Mekanisme pelaksanaan pengelolaan Tabungan Pensiun Bank Muamalat Indonesia, yaitu setiap peserta yang ikut harus mendaftarkan diri dan mengisi formulir yang telah disediakan serta mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Tabungan Pensiun Bank Muamalat Indonesia, yaitu:  Syarat Kepesertaan Setiap orang baik pegawai maupun pekerja mandiri dapat diterima menjadi peserta apabila memenuhi persyaratan adalah yang mempunyai penghasilan telah berusia sekurang-kurangnya 18 tahun atau sudah menikah.  Prosedur Kepesertaan Prosedur kepesertaan dilakukan dengan cara adalah sebagai berikut: a. Mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran peserta. b. Menyetor biaya pendaftaran. c. Menyetor iuran pertama. d. Bukti Kepesertaan, sebagai tanda bukti kepesertaan kepada setiap peserta diberikan kartu peserta.  Mulai dan Berakhirnya Kepesertaan Kepesertaan dana pensiun dimulai pada tanggal yang ditetapkan dalam catatan dana pensiun yang tertera pada kartu peserta atau bukti kepesertaan lainnya dan berakhir pada saat tanggal peserta mulai menerima manfaat pensiun, tanggal pengalihan dana peserta ke dana pensiun lembaga keuangan lain atau pada saat peserta meninggal dunia. Dalam hal peserta yang diikutsertakan oleh pemberi kerja, berhenti bekerja karena alasan apapun maka peserta tersebut dapat 43 melanjutkan kepesertaannya di dana pensiun, dan secara otomatis baginya berlaku ketentuan sebagai peserta perorangan peserta mandiri.  Hak Peserta Peserta berhak atas: a. Menentukan usia pensiun. b. Menentukan pilihan dan perubahan jenis investasi. c. Melakukan penarikan sejumlah dana tertentu. d. Meminta informasi mengenai dana peserta yang dimiliki sesuai ketentuan. e. Menunjuk dan mengganti pihak yang berhak atas dana peserta. f. Memilih bentuk anuitas seumur hidup dan memilih perusahaan asuransi jiwa dalam rangka pembayaran manfaat pensiun. g. Mengalihkan kepesertaannya ke dana pensiun lembaga keuangan lain. h. Memperoleh pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan. i. Meminta dan menerima bukti potong pajak atas penarikan dana oleh peserta.  Tata Cara Pemilihan dan Perubahan Jenis Investasi Jenis investasi yang dapat dipilih peserta terdiri dari: a. Deposito berjangka pada Bank di Indonesia. b. Deposito on call. c. Sertifkat deposito pada Bank di Indonesia. d. Obligasi yang tercatat di bursa efek di Indonesia. e. Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia. 44 f. Surat pengakuan utang berjangka waktu lebih dari 1 tahun yang diterbitkan Badan Hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia. g. Unit penyertaan reksa dana, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang pasar modal. h. Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dana pensiun akan menempatkan dana peserta ke jenis-jenis investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Peserta dapat memilih paket investasi yang disediakan dana pensiun, yaitu: o PAKET A, 100 dana peserta akan diinvestasikan ke deposito berjangka dan atau deposito on call dan atau sertifikat deposito. o PAKET B, Dana peserta akan diinvestasikan ke deposito berjangka, obligasi, surat pengakuan utang serta surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang persentasenya ditentukan oleh dana pensiun adalah sebagai berikut: a. Deposito berjangka, maksimal 100. b. Obligasi dan atau surat pengakuan utang berjangka waktu lebih dari 1 tahun dan atau surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, maksimal 80. o PAKET C, Dana peserta akan diinvestasikan ke deposito berjangka dan atau unit penyertaan reksa dana dan atau saham yang persentasenya ditentukan oleh dana pensiun adalah sebagai berikut: a. Deposito berjangka, maksimal 100. b. Unit penyertaan reksadana, maksimal 80. 45 c. Saham yang tercatat di bursa efek di Indonesia maksimal 50. Dana peserta akan diinvestasikan sesuai dengan pilihan peserta jika memiliki saldo rata-rata minimal Rp 50.000,00. Pemilihan jenis investasi dilakukan pada saat mendaftarkan diri menjadi peserta dengan mengisi formulir pendaftaran peserta. Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat mengubah jenis investasi maksimal 2 kali dalam setahun. Peserta dapat melakukan perubahan jenis investasi dari jenis investasi yang bersangkutan dengan mengisi formulir perubahan jenis investasi sekurangnya 15 hari sebelum tanggal yang dikehendaki. Segala resiko dan biaya yang timbul dari pilihan dan perubahan pilihan jenis investasi menjadi tanggung jawab peserta.  Tata Cara Penarikan Iuran Peserta dapat melakukan penarikan iuran, dengan ketentuan pada waktu penarikan akumulasi iuran tidak kurang dari Rp 1.500.000,00 setiap kali penarikan jumlahnya tidak lebih 30 dari akumulasi iuran peserta. Penarikan iuran hanya dapat dilakukan maksimal 2 kali dalam setahun dengan mengisi formulir penarikan iuran peserta. Tanpa mengurangi ketentuan dalam hal peserta sementara tidak mempunyai penghasilan lagi karena sesuatu hal, maka peserta dapat menarik seluruh akumulasi iuran, penarikan yang dimaksud tidak termasuk hasil pengembangan dan pengalihan dana dari dana pemberi kerja atau dana pensiun pemberi kerja, atas penarikan tersebut peserta wajib membayar biaya penarikan. Setiap penarikan iuran dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 46  Manfaat Pensiun Manfaat pensiun untuk peserta adalah sebagai berikut: a. Manfaat pensiun normal, yaitu manfaat pensiun yang mulai dibayarkan kepada peserta pada saat peserta telah mencapai usia pensiun normal. b. Manfaat pensiun dipercepat, yaitu manfaat pensiun yang timbul pada saat peserta tidak menyetor iuran setelah mencapai usia sekurangnya 10 tahun sebelum mencapai usia pensiun normal dan dapat dibayarkan pada saat diminta tetapi dalam jangka waktu secepatnya pada saat timbulnya hak atas manfaat pensiun dipercepat dan selambatnya pada saat dicapainya usia pensiun normal. c. Hak atas pensiun ditunda yaitu hak atas manfaat pensiun yang dimiliki oleh peserta sebelum memasuki usia pensiun dipercepat yang pembayarannya dilakukan paling cepat pada saat peserta memasuki usia pensiun dipercepat. d. Manfaat pensiun cacat, yaitu manfaat pensiun yang timbul jika peserta berhenti menyetor iuran karena cacat dan dapat dibayarkan pada saat yang diminta oleh peserta setelah peserta cacat.  Kewajiban Peserta Peserta berkewajiban: a. Menyetor iuran. b. Membayar biaya-biaya yang ditetapkan oleh dana pensiun. c. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar sesuai yang dibutuhkan oleh dana pensiun. d. Menaati segala ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. 47 e. Melaporkan kepada dana pensiun setiap terjadi perubahan susunan keluarga dengan mengisi formulir perubahan pihak yang berhak atas manfaat pensiun atau perubahan alamat dengan mengisi formulir pernyataan pindah alamat.  Pengelolaan Dana Peserta Dana pensiun melakukan pengelolaan dana peserta dengan melaksanakan kegiatan investasi sesuai jenis investasi yang dipilih peserta. Hasil pengelolaan dana peserta harus diberitahukan setiap akhir tahun oleh dana pensiun kepada peserta. Setiap peserta berkewajiban membayar biaya-biaya kepada dana pensiun yang besarnya ditetapkan: a. Biaya awal kepesertaan antara Rp 10.000,00 sampai dengan Rp 20.000,00 dibayarkan pada saat mendaftarkan diri sebagai peserta bersamaan dengan penyetoran iuran pertama. b. Biaya pengelolaan dana peserta sebesar maksimal 2 per tahun dari total dana peserta saldo akhir tahun yang akan dipungut setiap akhir tahun. c. Biaya perubahan jenis investasi sebesar 1 dari total dana peserta pada tanggal perubahan. d. Biaya penarikan iuran sebagian sebesar 1 dari hasil pengembangan dana peserta pada tanggal penarikan. e. Biaya pengalihan danapeserta ke dana pensiun lembaga keuangan lain sebesar 1 dari total dana peserta. f. Biaya administrasi perbulan maksimal Rp 5.000,00 yang dipungut setiap akhir tahun. 48 g. Biaya pembayaran manfaat pensiun maksimal 5 dari total dana peserta yang berasal dari dana pensiun lain dengan masa pengendapan kurang dari 1 tahun. h. Biaya penarikan dikenakan biaya sebesar maksimal 2,5 dari jumlah dana yang ditarik. Biaya-biaya dibebankan langsung pada hasil pengembangan, dan dalam perolehan hasil pengembangan tidak mencukupi, maka akan dibebankan kepada iuran, maupun biaya materai, selain dari pada itu peserta tidak dibebani biaya apapun juga. Secara umum perbandingan pengelolaan dana pensiun Bank Negara Indonesia Bank Konvensional dengan Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Perbandingan Pengelolaan Tabungan Pensiun Bank Konvensional dengan Bank Syariah Jenis Program Pensiun Keterangan Bank Negara Indonesia Konvensiona Bank Muamalat Indonesia Syariah Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP Asumsi Yang Digunakan: Tingkat Diskonto Pertahun 8,5 7,8 Tingkat Kenaikan Penghasilan dasar pertahun 9 7,56 Tingkat Kematian 10 dari TMI Tabel Mortalita Indonesia 5 Tingkat Cacat 10 dari TMI Tabel Mortalita Indonesia 5 Usia Pensiun Normal 55 Tahun 55 Tahun Program Pensiun Iuran Pasti PPIP Kontribusi Perusahaan 11,5 5 Kontribusi Pegawai 3,5 dari gaji pokok 5 dari gaji pokok Masa Kepesertaan Sejak terdaftar sampai dengan Sejak terdaftar sampai dengan 49 pensiun atau meninggal dunia pensiun atau meninggal dunia Penarikan Iuran Maksimal 4 kali dalam satu tahun Maksimal 2 kali dalan satu tahun Maksimal Penarikan Maksimal 10 dari akumulasi iuran Maksimal 30 dari akumulasi iuran Biaya Administrasi perbulan Rp. 10.000 Rp. 5000 Biaya Penarikan Maksimal 5 dari jumlah penarikan 2,5 dari jumlah penarikan Sumber: DPLK BNI dan BMI data diolah

4.3 Deskriptif Statistik

Analisis Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Statistik, yaitu analisis yang dapat memberikan informasi berupa angka-angka statistik meliputi nilai maksimal rasio pendanaan pensiun, nilai maksimal rasio pendanaan pensiun, nilai rata-rata mean rasio pendanaan pensiun, standar deviasi Bank Negara Indonesaia dan Bank Muamalat Indonesia pada periode Tahun 2009-2013. Pada Tabel 4.2 berikut dapat dilihat hasil analisis Deskriptif Statistik penelitian. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Rasio Pendanaan Pensiun Bank Negara Indonesia Pada Periode Tahun 2009-2013 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Rasio_Pendanaan_Pensi un 5 .9788 1.1232 1.070520 .0600214 Valid N listwise 5 Sumber: Pengolahan Data Sekunder Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa rasio pendanaan pensiun Bank Negara Indonesia dalam 5 tahun terakhir 2009-2013 memiliki nilai rata-rata mean sebesar 1,070520. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pendanaan pensiun 50 Bank Negara Indonesia tergolong baik dan surplus sebesar 107,05 setiap tahunnya. Nilai minimum rata-rata rasio pendanaan pensiun adalah sebesar 97,88 dan nilai maksimum sebesar 112,32. Dengan nilai standar deviasi sebesar 0,0600214. Dengan demikian, secara umum rasio pendanaan pensiun Bank Negara Indonesia sudah cukup baik dalam menjamin pendanaan pensiun pegawainya. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Rasio Pendanaan Pensiun Bank Muamalat Indonesia Pada Periode Tahun 2009-2013 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Rasio_Pendanaan_Pensiu n 5 .3365 .7264 .510280 .1526999 Valid N listwise 5 Sumber: Pengolahan Data Sekunder Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa rasio pendanaan pensiun Bank Muamalat Indonesia dalam 5 tahun terakhir 2009-2013 memiliki nilai rata-rata mean sebesar 0,510280. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pendanaan pensiun Bank Muamalat Indonesia tergolong kurang baik karena tidak mencapai 100 sehingga mengalami defisit sebesar 51,03. Selanjutnya, nilai minimum rata-rata rasio pendanaan pensiun adalah sebesar 33,65 dan nilai maksimum sebesar 72,64. Dengan nilai standar deviasi sebesar 0,1526999. Dengan demikian, secara umum rasio pendanaan pensiun Bank Muamalat Indonesia mengalami defisit pada periode Tahun 2009-2013. 51

4.4 Uji Normalitas Data

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Pembiayaan Kpr Bank Konvensional, Pembiayaan KPRS Bank Syariah Di Medan (Studi Kasus Pada Bank Tabungan Negara BTN, Bank Muamalat Indonesia)

0 52 77

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk

3 24 96

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA

0 2 22

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 1 9

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA.

0 0 7

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL (STUDI BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN BANK RAKYAT INDONESIA).

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tabungan, Pensiun, Dana Pensiun - Analisis Perbandingan Pengelolaan Tabungan Pensiun Bank Konvensional (Bank Negara Indonesia) Dengan Bank Syariah (Bank Muamalat Indonesia)

0 1 11

ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN PENGELOLAAN TABUNGAN PENSIUN BANK KONVENSIONAL (BANK NEGARA INDONESIA) DENGAN BANK SYARIAH (BANK MUAMALAT INDONESIA)

0 0 10