Pengujian Hipotesis I Pengujian Hipotesis II

commit to user 97 Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan acceleration sprints, hollow sprints dan repetition sprints memiliki peningkatan yang berbeda. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 20,074 F tabel = 3,22. Dengan demikian hipotesa nol H ditolak. Yang berarti bahwa latihan acceleration sprints, hollow sprints dan repetition sprints memiliki peningkatan yang berbeda dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata 1 latihan acceleration sprints berbeda secara signifikan dengan latihan hollow sprints karena 12,57 6,44 dan dapat diinformasikan lebih lanjut bahwa hasil latihan acceleration sprints lebih baik dari latihan hollow sprints. 2 latihan acceleration sprints berbeda secara signifikan dengan latihan repetition sprints karena 39,94 6,44 dan dapat diinformasikan lebih lanjut bahwa hasil latihan acceleration sprints lebih baik dari latihan repetiton sprints. 3 latihan hollow sprints berbeda secara signifikan dengan latihan hollow sprints karena 7,7 6,44 dan dapat diinformasikan lebih lanjut bahwa hasil latihan hollow sprints lebih baik dari latihan repetiton sprints. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa hasil latihan acceleration sprints lebih baik dari latihan hollow sprints dan repetition sprint dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 278,625 point, 208,625 dan 149 point

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi memiliki peningkatan hasil kecepatan lari 100 meter yang berbeda dengan siswa yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung = 13,689 F tabel = 3,22. Dengan demikian hipotesa nol H ditolak. Yang berarti bahwa siswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi memiliki peningkatan hasil kecepatan commit to user 98 lari 100 meter yang berbeda dengan siswa yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah dapat diterima kebenarannya. Mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi memiliki peningkatan hasil kecepatan lari 100 meter yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah, hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan peningkatan rata-rata masing-masing yaitu 248,5 point dan 150,3 point.

3. Pengujian Hipotesis III