Tahap Persiapan Teknik Analisa Data

Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal 5. Menentukan jumlah butir soal. 2. Tahap uji coba soal Untuk mengetahui mutu perangkat tes yang telah disusun, soal-soal yang telah dibuat diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa yang masih dalam populasi tetapi bukan siswa yang menjadi sampel pada penelitian ini. tujuannya adalah untuk mengetahui apakah item-item soal tes tersebut sudah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. 1 Validitas Menurut Arikunto 2009:64 validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ke sahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Sesuai dengan yang telah disebutkan instrumen penelitian ini adalah soal tes . Tes yang diberikan berupa soal uraian. Oleh karena itu, kriterianya adalah dengan cara membandingkan nilai r hitung dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika r hitung r tabel, maka valid 2. jika r hitung r tabel, maka tidak valid Berikut ini hasil perhitungan yang diperoleh melalui bantuan aplikasi program pengolahan data Anates Versi. 4.0 Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Validitas Jumlah Subjek = 20 Butir Soal = 25 Sumber : Lampiran , data diolah Berdasarkan tabel 4.1, perhitungan uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan antara dengan . Hasil uji validitas dari 25 butir soal memiliki nilai yang berarti valid untuk df n – 2 = 18 dan α = 0.05. hal ini menunjukan keseluruhan butir – butir soal No. Item Nilai Nilai Keterangan 1 0,699 0,396 Valid 2 0,912 0,396 Valid 3 0,727 0,396 Valid 4 0,546 0,396 Valid 5 0,700 0,396 Valid 6 0,476 0,396 Valid 7 0,529 0,396 Valid 8 0,737 0,396 Valid 9 0,682 0,396 Valid 10 0,663 0,396 Valid 11 0,648 0,396 Valid 12 0,508 0,396 Valid 13 0,716 0,396 Valid 14 0,750 0,396 Valid 15 0,558 0,396 Valid 16 0,620 0,396 Valid 17 0,485 0,396 Valid 18 0,744 0,396 Valid 19 0,692 0,396 Valid 20 0,593 0,396 Valid 21 0,695 0,396 Valid 22 0,470 0,396 Valid 23 0,488 0,396 Valid 24 0,579 0,396 Valid 25 0,471 0,396 Valid Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tersebut layak untuk dijadikan instrumen penelitian yang akan digunakan oleh peneliti. 2 Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono 2005:40 reliabilitas adalah “serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang”. Sebuah tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Skala koefisien reliabilitas yaitu antara 0 - 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau mendekati 1, maka semakin tinggi juga keajegan atau ketetapannya. Kriteria adalah dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika r hitung r tabel, maka valid 2. jika r hitung r tabel, maka tidak valid Berikut, hasil perhitungan pengujian instrumen untuk reliabilitas soal yang diperoleh melalui bantuan aplikasi program pengolahan data Anates Versi. 4.0 Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Reliabilitas Rata – rata =295,45 Kolerasi XY =0,87 Simpangan Baku = 77,20 Reliabilitas Tes = 0,93 No. Urut No. Subjek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 245 140 385 2 2 245 130 375 3 3 220 135 355 4 4 215 140 355 5 5 210 135 345 6 6 220 118 338 7 7 193 140 333 8 8 215 117 332 9 9 200 132 332 10 10 213 120 333 11 11 183 135 318 12 12 195 120 315 13 13 185 130 315 14 14 190 120 310 15 15 195 98 293 16 16 150 95 245 17 17 110 80 190 18 18 95 69 164 19 19 100 41 141 20 20 65 70 135 Sumber : Lampiran, data diolah Berdasarkan tabel 4.2, perhitungan reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan antara dengan . Nilai yang diperoleh dari reliabilitas soal sebesar 0,93 sedangkan nilai sebesar 0,396 maka soal tersebut dinyatakan reliabel karena memiliki . Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Taraf Kesukaran Menurut Arikunto 2009: 207 bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Analisis tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal-soal dari segi kesulitannya sehinggadapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk rendah, sedang, dan sukar. Angka indeks kesukaran butir itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Jika seluruh peserta ujian menjawab dengan salah butir tersebut maka soal tersebut sangat sukar dengan indeks kesukaran 0,00 dan jika indeks kesukaran 1,00 maka soal sangat mudah karena dijawab dengan benar oleh seluruh peserta tes. Kriteria tingkat kesukaran suatu item soal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Keterangan Kurang dari 0,30 Item soal berkategori sukar 0,30 – 0,70 Item soal berkategori cukup Lebih dari 0,70 Item soal berkategori mudah sumber : Arikunto, 2009 : 210 Untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal tersebut yang berbentuk bukan pilihan ganda penulis menggunakan alat bantu yaitu software Anates versi 4.0, perangkat lunak ini dikembangkan oleh Karnato dan Yudi Wibisono. Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya, hasil yang diperoleh dari pengujian instrumen dengan menggunakan Anates adalah tingkat kesukaran soal. Hasil pengujian menggunakan hail sebagai berikut : Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal No. Butir Tingkat Kesukaran Tafsiran Soal 1 45,00 Sedang Wesel tagih 2 66,67 Sedang Beban dan jasa bank 3 80,00 Mudah Cek kosong 4 80,00 Mudah Deposito in transit 5 74,86 Mudah Kesalahan pencatatan 6 70,00 Sedang Outstanding Check 7 62,00 Sedang Wesel tagih 8 80,00 Mudah Beban dan jasa bank 9 80,00 Mudah Cek kosong 10 50,00 Sedang Deposito in transit 11 68,57 Sedang Kesalahan pencatatan 12 79,00 Mudah Outstanding Check 13 78,00 Mudah Deposito in transit 14 69,00 Sedang Outstanding Check 15 30,00 Sukar Bunga obligasi 16 80,00 Mudah Beban administrasi 17 80,00 Mudah Cek kosong 18 78,00 Mudah Kesalahan pencatatan 19 44,00 Sedang Kesalahan pencatatan 20 75,00 Mudah Cek kosong 21 57,14 Sedang Kesalahan pencatatan 22 72,00 Mudah Outstanding Check 23 50,00 Sedang Bunga obligasi 24 85,00 Mudah Deposito in transit 25 80,00 Mudah Beban administrasi Sumber : Lampiran, data diolah Dari seluruh item soal didapatkan hasil 14 soal dengan klasifikasi mudah, 10 soal dengan tafsiran sedang, dan 1 soal dengan tafsiran sukar. Komposisi tersebut memperlihatkan distribusi tingkat kesukaran soal Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang cukup baik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Arikunto 2007 : 7 ” Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Bila dilihat dari distribusi tingkat kesukaran pada instrumen diatas dapat diambil kesimpulan. Soal tersebut layak untuk diberikan pada saat latihan individu maupun post – test. 4 Daya Pembeda Menurut Arikunto 2009:103 daya pembeda adalah “kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang bodoh”. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks disk riminasi atau disingkat “D”. Daya pembeda memiliki rentang antara -1 sampai 1. Berbeda dengan indeks kesukaran daya pembeda menggunakan tanda negatif pada indeks diskriminasi jika suatu soal menunjukan kualitas siswa yang berkemampuan sebaliknya atau rendah. Dari perhitungan Anates diperoleh daftar siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok asor. Daya pembeda soal tujuannya untuk kemampuan soal membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal diperoleh data pada tabel berikut : Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6 Daya Pembeda Butir Soal No. Indeks DP Klasifikasi 1 0,60 Baik 2 0,66 Baik 3 0,40 Cukup 4 0,40 Cukup 5 0,50 Baik 6 0,40 Cukup 7 0,36 Cukup 8 0,40 Cukup 9 0,40 Cukup 10 0,60 Baik 11 0,62 Baik 12 0,42 Baik 13 0,44 Baik 14 0,62 Baik 15 0,60 Baik 16 0,40 Cukup 17 0,40 Cukup 18 0,44 Baik 19 0,48 Baik 20 0,50 Baik 21 0,28 Cukup 22 0,36 Cukup 23 0,44 Baik 24 0,30 Cukup 25 0,40 Cukup Sumber : Lampiran, data diolah Berdasarkan tabel 4.4 dari 25 soal yang diujikan terdapat 13 soal dengan kualitas baik dan 12 soal berkualitas cukup. Hal ini berarti soal yang diujikan masih memiliki tingak daya pembeda yang baik. Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal tersebut yang berbentuk bukan pilihan ganda penulis menggunakan alat bantu yaitu software Anates versi 4.0 Langkah-langkah menjalankan software Anates sebagai berikut: 1. Aktifkan program anates untuk uraian, klik star, klik program, klik anates.exe 2. Setelah terbuka program anates, pada tab file klik “Buat File Baru” maka akan terbuka kotak dialog yang meminta user memasukan data jumlah subjek dan jumlah butir soal, isikan sesuai data yang ada. 3. Setelah memasukan data, akan terbuka halaman yaitu halaman edit data mentah. Isikan data yang diminta yaitu nama subjek siswa, skor ideal dari setiap butir soal, dan skor yang diperoleh siswa untuk setiap butir soal yang ada. 4. Simpan file 5. Kemudian kembali ke menu utama, klik penyekoran data 6. Kembali ke menu utama 7. Pilih hasil pengolahan yang diinginkan yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Maka secara instant hasil pengolahan akan muncul dalam bentuk notepad dengan extention .txt. Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pelaksanaan adalah:

Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu Ke-1 1 Guru menyampaikan teknik pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction 2 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. 3 Guru memberikan kuis kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal selanjutnya pembentukan kelompok. Skor yang diperoleh akan dijadikan sebagai dasar dalam pembentukan kelompok secara heterogen. Pengelompokan heterogen salah satunya dapat dilihat dari kemampuan akademis pintar, sedang dan rendah. Pengelompokan berdasarkan kemampuan akademis harus berdistribusi secara adil, misalnya satu kelompok terdiri dari satu orang yang mempunyai kemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu orang lainnya berkemampuan akademis rendah. Sehingga, diantara mereka dapat saling membantu dalam pengalaman masing – masing. 20 Menit 35 Menit 45 Menit Lili Susilawati, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Aimas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 Hasil belajar siswa secara individu didiskusokan dalam kelompok. Setiap anggota saling memeriksa jawaban teman satu kelompoknya. 35 Ke-2 1 Penyampaian kembali teknik pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction 2 Setelah itu dilanjutkan dengan mengerjakan soal yang terdiri dari 7 soal dengan alokasi waktu 50 menit. Siswa harus mampu mengerjakan soal tersebut dengan kemampuannya sendiri, dengan aturan mengerjakan dua soal pertama kemudian melanjutkan dua soal berikutnya. Begitu sudah selesai baru melanjutkan empat soal terakhir. Siswa yang mengalami kesulitan bisa meminta bantuan pada teman sekelompoknya sebelum meminta bantuan guru. Apabila waktu yang disediakan sudah habis maka siswa tidak boleh mengerjakan lagi, kemudian hasil pengerjaan didiskusikan dalam kelompok. 3 Siswa mengerjakan tes formatif A yang terdiri dari enam soal dengan alokasi waktu menit. Dalam tes ini siswa juga bekerja sendiri-sendiri sampai selesai. Aturan pengerjaan soal yaitu dengan mengambil empat soal pertama, dilajutkan dengan dua soal terakhir. Jika siswa tidak bisa menjawab ke enam soal tersebut, 15 Menit 50 Menit 40

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY MATEMATIKA SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI.

1 4 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN GAYA BELAJAR TERHAAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 STABAT KABUPATEN LANGKAT.

0 1 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PANGURURAN TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.

0 0 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Studi Quasi Eksperimen Di kelas XI SMK Pasundan 1 Bandung.

0 1 37

Pengaruh Pembelajaran Akuntansi dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 KARTASURA Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 10

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 4 SMK N 1 JOGONALAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 10 241

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ACCELERATED INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGISIAN KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 PATUK.

0 2 15

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR PADA MATA DIKLAT PPMO DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 0 26

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PLERET TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 258