Letak Astronomis dan Geografis Topografi Geologi

commit to user 11

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung yang merupakan bagian dari wilayah Sub-DAS Progo Hulu dengan kondisi wilayah sebagai berikut:

1. Letak Astronomis dan Geografis

Secara astronomis Sub-DAS Progo Hulu terletak pada 110 4’ 25.48’’BT - 110 12’ 31,12’’ BT dan 7 11’ 42,11’’ LS – 7 22’ 46, 03’’LS Sedangkan di tinjau secara geografis Sub-DAS Progo Hulu berbatasan dengan beberapa wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Kabupaten Temanggung b. Sebelah Timur : Kabupaten Temanggung c. Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang d. Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo Lampiran 1

2. Iklim

Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan temperatur, kedua komponen itu saling mempengaruhi. Untuk mengetahui keadaan iklim wilayah penelitian menggunakan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson 1951, yaitu apabila curah hujan dalam satu bulan mencapai 100 mm maka disebut bulan basah, bila curah hujan dalam satu bulan sebesar 60- 100 mm maka disebut bulan lembab, sedangkan apabila curah hujan dalam satu bulan 60 mm maka disebut dengan bulan kering. Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson 1951 dihitung berdasarkan persamaan nilai rasio Q, yaitu : commit to user 12 Berdasarkan besarnya nilai Q yang diperoleh maka penggolongan tipe iklim di suatu daerah dapat diklasifikasikan menjadi 8 tipe iklim yaitu: Tabel 3.1. Penggolongan Tipe Iklim Tipe Iklim Nilai Q Tipe Iklim A 0.0 - 14.3 Sangat basah B 14.3 - 33.3 Basah C 33.3 – 60 Agak basah D 60 – 100 Sedang E 100 – 167 Agak kering F 167 – 300 Kering G 300 – 700 Sangat kering H 700 Luar biasa kering Sumber: Kartasapoetra et al., 1991. Untuk mengetahui rata-rata curah hujan, bulan basah, bulan lembab dan bulan kering pada wilayah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2. Data Curah Hujan, Bulan Basah, Bulan Lembab, dan Bulan Kering di Sub-DAS Progo Hulu Tahun Curah Hujan mm ∑ Bulan Basah ∑ Bulan Lembab ∑ Bulan Kering 2009 1591 5 2 5 2008 1311 6 1 5 2007 1703 5 3 4 2006 1248 5 1 6 2005 2174 7 2 3 2004 2402 8 1 3 2003 1535 6 2 4 2002 1534 5 2 5 2001 2361 8 1 3 2000 1833 7 1 4 1999 1731 6 2 4 1998 1731 7 2 3 1997 1828 6 2 4 1996 1766 6 2 4 1995 1769 6 1 5 ∑ 26517 93 25 62 µ 1767,8 6,2 1,67 4,13 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Temanggung 2009. commit to user 13 700 300 167 100

14.3 33,3

60 H F E G D C B A Daerah Penelitian 66,61 Tipe E Dari Tabel 3.2 menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki rata- rata curah hujan sebesar 1767,8 mmtahun, dengan rata-rata bulan basah sebesar 6,2 dan rata-rata bulan kering sebesar 4,13 sehingga diperoleh nilai Q yaitu sebesar 66,61. Dengan demikian menurut klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson 1951, wilayah penelitian tergolong dalam tipe iklim D atau beriklim sedang seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Tipe Iklim Schmidt Ferguson Daerah Penelitian Wilayah penelitian berada pada tipe iklim sedang, menurut Handoko 1994 tipe iklim ini sesuai untuk tanaman vegetasi hutan musim.

3. Topografi

Topografi atau relief mempengaruhi proses pembentukan tanah melalui keadaan tata air permukaan ataupun dalam tanah, arah datangnya sinar matahari, arah angin serta pasokan air hujan dan juga potensi terjadinya erosi atau pengendapan Notohadiprawiro dan Suparnowo, 1978. Topografi akan mempengaruhi tebal atau tipisnya suatu lapisan tanah dan sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan commit to user 14 daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi. Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam Anonim, 2010. Daerah penelitian Sub-DAS Progo Hulu berada pada ketinggian 400 sampai 3250 m dpl. Kondisi lahan datar, bergelombang, berbukit dengan kemiringan lereng curam 35-45 sampai sangat curam 45- 65.

4. Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Sub-DAS Progo Hulu lampiran 3 pada lembar Magelang dan lembar banjarnegara, Sub-DAS Progo Hulu memiliki formasi geologi yang terdiri dari: Batuan Gunung Api Sumbing Qsm yang terdiri dari andesit augit olivin pada wilayah barat laut. Batuan Gunung Api Sindoro Qsu yang terdiri dari andesit augit olivin, basal alivit augin dan andesit hipersten augit. Batuan Gunung Api Sindoro Lama Qos yang berasal rombakan batuan vulkanik yang sangat lapuk sebagai lahar yang berasal dari Gunung Sindoro di sekitar bukit-bukit kecil dikelilingi oleh lahar muda dan Formasi Penyataan QTp yang terdiri dari batu pasir, breksi, tuf batu lempung dan aliran-aliran lava yang mempunyai ketebalan lebih dari 1000 meter yang menunjukkan umur Miosen tengah- Plistosen.

5. Vegetasi