Efektifitas komunikasi Antarpribadi Komunikasi Antarpribadi 1. Komunikasi Antarpribadi

Mark L. Knapp dalam Jalaludin 1994 menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal yang pertama Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala. Kemudian Substitusi yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala. Selanjutnya Kontradiksi adalah menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.” Yang ke empat Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. Terakhir Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja. 16 Dengan memahami komunikasi nonverbal kita terhadap seseorang, dengan mudah kita dapat membentuk persepsi interpersonal kita terhadap orang lain. Tetapi bila kita tidak cermat dalam memahami komunikasi nonverbal seseorang maka yang terjadi adalah kegagalan komunikasi.

3. Efektifitas komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi dapat berjalan efektif jika komunikator dapat dengan jelas menyampaikan pesan, ide, gagasan, kepada komunikan tanpa mengalami kesalahan dan pengurangan dalam penerimaan pesan. Komunikasi 16 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-23, 2005 hal. 287 yang efektif dapat mengubah dan menggugah kepada orang lain sehingga mendorong dan memotivasi orang lain untuk berubah. Komunikasi antarpribadi yang efektif Menurut J. S. Bois mengemukakan dalam Riyono Praktikto butir- butir persyaratan untuk suatu komunikasi yang efektif, antara lain : 1. Terimalah Orang lain sebagaimana adanya, meskipun anda suka atau tidak, dengan perhitungan bahwa anda tidak dapat mengubah nilai-nilai, tujuan, pendapat, perasaannya pada saat ini juga. Jika kita menerima keadaan orang lain suka atau tidak maka komunikasi yang kita sampaikan akan maksimal dan berjalan efektif. Dengan saliing menerima maka komunikasi bisa berjalan baik. 2. Harapkan dan Undanglah orang lain untuk mengekpresikan perasaannya, tujuannya, nilai-nilainya, kekuatannya, keraguannya, informasinya dan penafsirannya dengan bebas dan yang bersangkutan dengan fokus situasi. Bantulah dia agar mengeluarkan fikirannya menceritakan dari waktu ke waktu secara mendalam dab jelas. buat orang yang kita ajak komunikasi bisa dan dapat mengeluarkan apa yang ada di fikirannya buat seakan komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. 3. Ekpresikan Reaksi Semantik seluruh reaksi total dari badan, pikiran, emosi dan inteleknya anda sendiri dalam sikaptingkah laku yang sama bila anda menggunakan k ata ganti “saya” sebagai subyek dalam pernyataan anda. Rasakan apa yang dirasakan orang yang sedang kita ajak komunikasi, samakan perasaan dan fikiran sehingga komunikasi berjalan lancar. 4. Jagalah Hubungan Perasaan masing-masing, buatlah pertukaran informasi sebagai kegiatan sekunder yang didasarkan atas dasar rasa berkawan dan keramahan. Saling menjaga perasaan membuat komunikasi menjadi lancar dan pertukaran informasi terus mengalir deras karena rasa yang telah dibangun oleh keduanya. 5. Jangan menilai secara kritis Mengkritik dari segi pandangan orang lain yang bertentangan dengan segi pandangan anda sebagai standar kebijaksanaan dan kebenaran. Pandanglah sesuatu dari segi pandang orang yang sedang diajak komunikasi dan jika tidak sepemahaman coba untuk tidak langsung mengkritik secara langsung tetapi ubah sudut pandang dia secara perlahan-lahan. 6. Pandanglah keseluruhan proses sebagai kawan kerja sama yang dinamis, tidak terlalu banyak untuk menemukan beberapa tujuan cara pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah dan berkomunikasi harus melihat dan memandang dari sisi yang luas, 7. Biarkan anda masing-masing mengukur keberhasilan dari pengalaman anda bukan arti kemenangan dari segi pandangan individu, tetapi dalam arti meningkatkan kepercayaan dan kemauan yang saling mengutungkan. 17 Adapun efektifitas dari segi prosesnya adalah : karena, 1. Adanya Arus Balik Langsung. 2. Komunikator dapat melihat seketika tanggapan komunikan. 3. Komunikator dapat mengusahakan ketepatan yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam situasi dan kondisi. 18 17 Riyono Pratikto, Op cit, hal. 49 Kriteria paling penting bagi ke efektifan komunikasi antarpribadi adalah pengaruh yang disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Yang dimaksud dengan pengaruh bukan berarti pengendalian, tetapi seseorang komunikator mencapai hasil yang dimaksudkan. Jika komunikator berharap mendapatkan jawaban yang empatis dan dia memperoleh hal itu sebagai hasil dari interaksinya, maka Komunikator telah berhasil mempengaruhi orang lain. Karenanya, efek adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang di inginkan. 19 Berhasil tidaknya komunikasi terlihat dari efek yang akan ditimbulkan setelah percakapan. Apakah informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan atau tidak. Jika efeknya baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan komunikator maka komunikasi berjalan efektif. Dalam komunikasi antarpribadi terdapat istilah mencari kesamaan dan ketidak samaan dalam proses komunikasi, menurut Everett M. Rogers ada istilah : 1. Homophily berasal dari bahasa yunani hamauios yaitu sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam sifat attribute, seperti agama, pendidikan, umur, status sosial, dan jenis kelamin. Sehingga komunikasi berjalan dengan lancar. Tetapi untuk memunculkan ide-ide baru biasanya komunikasi dalam homopily kurang efektif karena biasanya ide-ide baru didapat dari perbedaan baik status sosial, agama maupun gendre. Tetapi komunikasi ini bisa berjalan efektif karena kesamaan status sosial. 18 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, jakarta : UIN perss 2007 h.115 19 Dani Verdiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi hal.110-111 2. Heterophily, yaitu istilah yang menggambarkan derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi mempunyai perbedaan dalam sifat tertentu, seperti: agama, pendidikan, jenis kelamin. Biasanya komunikasi ini berjalan kurang efektif karena perbedaan yang terjadi. Tetapi tidak jarang karena perbedaan tersebut menjadi bisa memunculkan hal-hal atau ide- ide baru muncul. Tidak jarang salah satunya diuntungkan dan satunya dirugikan karena pertukaran informasi yang dikomunikasikan contohnya jika intelek merasa dirugikan jika berkomunikasi dengan yang tidak memiliki pendidikan. Dan komunikasi akan berjalan tidak stabil. 3. Empati, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Robert L.Katz dalam bukunya Empathy, mengatakan apabila kita mengalami suartu empati, maka kita merasakan seolah-olah apa yang dirasakan orang lain menjadi persaaan kita juga. Jadi kegembiraan seseorang menjadi kegembiraan kita juga dan kesedihan seseorang menjadi kesedihaan kita juga. Menurut Robert, empati adalah menempatkan posisi orang lain kedalam diri kita. 20 Dengan adanya istilah di atas maka dapat menggambarkan, bahwa lebih dekat dengan kesamaannya sejumlah orang dalam komunikasi, maka lebih sering mereka berinteraksi satu sama lainya. Jadi komunikasi yang dilakukan secara efektif adalah apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan homophily, yakni antara komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap, dan bahasa. Demikian juga apabila adanya kemampuan penyesauaian diantara keduaanya. Namun bukan berarti orang heterophyli tidak 20 Budyatna dkk, Op, cit, hal.114 dapat mengadakan komunikasi, tetapi semakin sering orang heretophyli mengadakan komunikasi, maka besar kemungkinan untuk menjadi homophyli. 21

4. Teori A-B-X Newcomb

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Komunikasi antara guru dan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMAN 74 Jakarta

2 9 91

Pelaksanaan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di MAN Jakarta

1 12 105

Hubungan Kelompok Teman Sebaya dan Pola Aktivitas dengan Tingkat Kenakalan Remaja di SMK Perguruan Cikini, Jakarta Utara

0 14 110

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 3 14

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING Komunikasi Antarpribadi Remaja Lapas Dengan Pendamping (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten dengan pendamping Yayasan Sahabat Kapas Mencapai Keterbukaan Diri).

0 4 15

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGELOLAAN KENAKALAN REMAJA Peran Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Pendidikan Agama Dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 1 11

PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGELOLAAN KENAKALAN REMAJA Peran Guru Bimbingan Konseling Dan Guru Pendidikan Agama Dalam Pengelolaan Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 2 22

BAB I PENDAHULUAN - EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK JAKARTA 1

0 0 9

Submisi : 24 April 2018 Pendahuluan - Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Konseling (BK) dan Siswa dalam Mengurangi Tindakan Pelanggaran di SMA Negeri 1 Balaesang

0 0 9