hendaknya ditujukan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan yang semakin efektif. Jika kita tak mampu melakukannya, maka kita akan masuk pada tahapan
ketiga, yaitu kehidupan sebagai a place of Warfare. Dalam hidup keseharian, warfare merupakan sebuah keniscayaan. Setiap saat manusia berhadapan dengan musuh-
musuh yang harus ditundukkan. Kalaulah ia tidak memerangi orang lain, paling tidak, setiap waktu manusia berupaya untuk memerangi dan menundukkan dirinya sendiri.
Berusaha mengatasi kemalasan, kurangnya pengetahuan, tingkat kompetitif yang rendah, dan sebagainya merupakan contoh kongkrit atas penaklukan tak pernah henti.
1. A Place of Worship
Manusia diciptakan untuk ibadah. Inilah sendi paling pokok yang menjadi dasar manusia menjalankan misi sebagai wakil Allah di muka bumi.
Artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam QS Al-An’am:162
Misi ini menempati tahapan pertama hidup. Di mana dan kapanpun berada, mereka dituntut untuk menghamba hanya kepada Allah SWT. Praktis tempat
ibadah tak lagi dibatasi oleh masjid, mushalla, atau surau. Di manapun mereka beraktifitas, di situ hati ditambatkan kepada Allah. Inilah perwujudan dari a
place of Worship. Ia bisa saja sedang bekerja di kantor, berdagang di pasar,
menuai padi di sawah, atau bahkan di medan pertempuran, tapi hatinya selalu terpaut dengan Al-khaliq. Hatinya tak berhenti berdzikir kepada-Nya
Zikr berarti mengingat atau memelihara ingatan. Dalam khasanah Islam, berzikir adalah mengingat Allah di setiap saat. Memelihara fikiran kita,
menfokuskan fikiran pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai, tidak menyia- nyiakan hidup untuk hal-hal yang tidak signifikan juga merupakan zikr
terhadap kehidupan yang sedang dijalani sebagai penyembahan kepadaNya. Worship disimbolkan dalam bentuk segi empat yang mencakup nilai-nilai
yang terkumpul dalam akronim ZIKR Zero Base, Iman, Konsisten, dan
Result Oriented . Mengapa segi empat, bukan segi lima misalnya, yang
dipilih sebagai sabuk luar Worship? Karena segi empat menempati posisi yang khusus sebagai simbol agama.
Segi empat menggambarkan empat arah mata angin utama Timur, Barat, Selatan, dan Utara. Setidaknya, al-quran menyebutkan dua kali arah Timur-
Barat sebagai penunjuk penjuru yang menyiratkan cakupan kekuasaan,
wilayah, batas teritorial.
Artinya: Musa berkata:Tuhan yang menguasai Timur dan Barat dan apa yang ada di antara keduanya. Itulah Tuhanmu bila kamu mempergunakan akal.”
QS Asy-Syura:28
Selain penjuru mata angin, segi empat juga menyimbolkan Kabah secara bahasa berarti bangunan yang bersisi empat. Kabah menjadi kiblat bagi
seluruh pemeluk agama tauhid. Bahkan, Mekkah, sebagai kota di mana Kabah dibangun, dalam Al-quran disebut dua kali, sebagai pusatnya peta
dunia world map.
Artinya:Dan ini Al-quran adalah kitab yang diturunkan sebelumnya dan agar kamu memberikan kitab-kitab yang diturunkan Ummul Qura Mekah
dan orang-orang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan dunia-akhirat tentu beriman kepada Al-quran, dan
mereka selalu memelihara shalatnya QS Al-An’am:92
Mereka yang berkiblat ke Kabah dalam pusaran kekhusuan shalat, akan meraih pencerahan hati dan pikiran, ketenangan dan kedamaian. Kebeningan
hati ketika zikr terus dilantunkan berbuah pada fitrah kalbu yang suci. Kejernihan hati inilah yang menjadi dasar pertama bagi pembentukan insan
unggul. Dari beningnya jiwa akan melahirkan cara pandang yang bersih, apa adanya, tidak ditambah, tidak dikurang.
Ia merespon sesuatu dengan menempatkannya pada titik nol, sehingga
tanggapan panca indra bebas dari prasangka Zero Base.
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyak dari prasangka ... QS Al-Hujurat:12.
Di atas kejernihan pandangan itulah Iman dikokohkan. Iman bermakna keyakinan utuh terhadap sesuatu, yang tiada sedikitpun keraguan di dalamnya.
Keyakinan itu, tentu saja, diwujudkan dalam aktivitas yang senantiasa dipertahankan dalam arah dan cakupan seraya mempertahankan keselarasan
setiap potensi hidup yang dimiliki Konsisten menuju pencapaian tujuan: jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang Result oriented.
2. A Place of Wealth