Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keadaan Indonesia dewasa ini menegaskan kembali tentang pentingnya kebijakan tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance yang selanjutnya disebut GCG, GCG mensyaratkan peningkatan kemampuan dan pengetahuan pembangunan. 1 Isu Good Corporate Governance sudah menjalar kemana-mana dan telah menjadi salah satu pegangan bagi para regulator untuk menilai apakah suatu perusahaan itu sudah dianggap amanah atau tidak. Penerapan Good Corporate Governance di lembaga perbankan syari’ah menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai perintis terdepan dalam mengimplementasikan GCG tersebut. Dalam kerangka itulah IFSB Islamic Financial Service Board, sebuah badan penetapan standar internasional untuk regulasi lembaga keuangan Islam yang berpusat di Kuala Lumpur, 2 baru-baru ini memaparkan draft GCG untuk Lembaga keuangan Syariah. Saat ini kita sering mendengar berita korupsi di berbagai lembaga perbankan, baik bank BUMN maupun bank swasta. Berbagai kejadian korupsi tersebut, harus menjadi 1 Imam Samroni, Rakyat Dalam Good Corporate Governance: Posisi, Hubungan dan Skema Keadaban. artikel diterbitkan pada 1 agustus 2007 2 http:www.investopedia.comtermsiifsb.asp perhatian serius bagi para stakeholders bank syari’ah, baik pemilik pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan, Dewan Pengawas Syari’ah, nasabah dan para akademisi ekonomi syari’ah lainnya. Hal ini perlu menjadi perhatian penting, sebab saat ini lembaga perbankan syari’ah sedang menjadi idola dan berkembang sangat pesat di tanah air. Di masa depan, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya korupsi dan penyimpangan di bank syari’ah, meskipun ada Dewan Pengawas Syari’ah. Apalagi sekarang ini perbankan syari’ah semakin banyak, maka para bankir syari’ah pun semakin bertambah banyak pula. Sehubungan dengan itu para jajaran eksekutif dan pejabat bank, bahkan termasuk komisaris harus ekstra hati-hati dalam mengelola lembaga perbankan syariah yang selalu dinilai suci, karena berasal dari prinsip ilahiyah. 3 Harus dimaklumi, bahwa simbol agama tidak menjamin sebuah lembaga menjadi bersih dari perilaku korupsi. Karena oknum seringkali tergoda oleh harta dunia. Sebelum terjadinya kasus yang bisa mencoreng lembaga syariah, maka sejak dini perlu diingatkan kepada pihak-pihak terkait agar berkomitmen menjauhi setiap penyimpangan di bank syari’ah melalui penerapan GCG yang berlandaskan Syariat Islam. Dalam konteks penerapan GCG di bank syari’ah, para bankir syari’ah, harus benar-benar merujuk kepada prinsip-prinsip dan nilai-nilai ekonomi dan bisnis Islam yang telah diterapkan oleh Rasulullah. 3 Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syari’ah. artikel di akses pada 5 januari 2008. dari http:agustianto.wordpress.com Mantan deputi gubernur BI Maulana Ibrahim saat mengisi sebuah seminar di salah satu perguruan tinggi di Bogor, beliau menjabarkan perlu adanya GCG berbasis syari’ah karena keunikan lembaga keuangan syariah seperti bank syari’ah. Perbedaan antara GCG konvensional dan syariah adalah pada bank konvensional, sistem governance yang baik antara lain dikembangkan dengan membentuk unsur governance yang lengkap baik itu struktur, proses dan hasil. Dari sisi struktur governance, konsep GCG memperjelas fungsi, kewenangan dan pola hubungan antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, berbagi komite dan manajemen bank. Sedangkan pada perbankan syari’ah, selain hal – hal yang telah tercakup dalam sistem konvensional, struktur governance akan melibatkan lebih banyak pihak karena adanya karakteristik khusus dari perbankan syari’ah terutama kewajiban pemenuhan prinsip syari’ah dan perbedaan posisi nasabah yang lebih tepat disebut investment account holders. 4 Nabi Muhammad adalah pelopor penegakan moral dalam setiap aspek kehidupan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai bisnis yang diajarkan dan dipraktekan Nabi Muhammad SAW tersebut sangat identik dengan semangat GCG yang dikembangkan saat ini. Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem Tata Kelola Perusahaan TKP harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, 4 http:tazkia.ac.id. Good Corporate Governance dalam pandangan Islam. artikel diterbitkan pada 14 april 2008 dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula sisi lain yang merupakan subjek dari TKP, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan. Dengan demikian kalau semua pelaku dan hubungan antarkomponen TKP berproses dan berhasil dengan baik maka itu disebut sebagai TKP yang baik atau good coorporate governance GCG. Prinsip-prinsip dalam melaksanakan GCG yang baik meliputi keadilan; transparansi; akuntabilitas; tanggung jawab dan etika serta budaya kerja 5 Dalam ajaran Islam, point-point tersebut menjadi prinsip penting dalam aktivitas dan kehidupan seorang muslim. Namun lebih dari itu Islam sangat intens mengajarkan diterapkannya prinsip ‘adalah keadilan, tawazun keseimbangan, mas’uliyah akuntabilitas, akhlaq moral, shiddiq kejujuran, amanah pemenuhan kepercayaan, fathanah kecerdasan, tabligh transparansi, keterbukaan, hurriyah independensi dan kebebasan yang bertanggungjawab, ihsan profesional, wasathan kewajaran, ghirah militansi syari’ah, idarah pengelolaan, khilafah kepemimpinan, aqidah keimanan, ijabiyah berfikir positif, raqabah pengawasan, qira’ah dan ishlah organisasi yang terus belajar dan selalu melakukan perbaikan. 6 Berdasarkan uraian di atas dapat dipastikan bahwa Islam jauh mendahului kelahiran GCG Good Coorporate Governance yang menjadi acuan 5 Sjafri Mangkuprawira, Rumitnya Tata Kelola Perusahaan. artikel diakses pada 13 fabruari 2010. dari http:ronawajah.wordpress.com 6 Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syari’ah. Dari http:agustianto.wordpress.com bagi tata kelola perusahaan yang baik di dunia. Prinsip-prinsip itu diharapkan dapat menjaga pengelolaan institusi ekonomi dan keuangan syari’ah secara profesional dan menjaga interaksi ekonomi, bisnis dan sosial berjalan sesuai dengan aturan permainan dan Best Practice yang berlaku. Namun, Good Corporate Governance yang pada saat ini lebih terarah pada GCG yang diterapkan oleh negara-negara barat. Sehingga nilai-nilai dalam prinsip syariat Islam tidak tercantum didalamnya, meskipun prinsip-prinsip GCG yang saat ini diterapkan sudah cukup baik dan mengarah pada syariat Islam. Oleh karena itu perlu adanya perbedaan dalam hal konsep GCG ini, sehingga kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dan merugikan negara tidak terjadi lagi di dunia perbankan khususnya perbankan syariah. Seperti halnya kasus yang menimpa salah satu dari bank konvensional, yaitu bank Century. Yang mana dalam kasus ini mencoreng citra baik dunia perbankan dimata masyarakat. Bahkan negara harus terlibat dan dirugikan dalam hal kasus ini. Maka dari itu untuk menjaga agar kejadian yang terjadi pada bank konvensional tidak terjadi lagi pada bank syariah, untuk itu perlu adanya perbedaan konsep dan penerapan dalam menjaga dan mengelola perusahaan. Seperti yang kita ketahui pertumbuhan ekonomi syari’ah khususnya perbankan syari’ah sangatlah pesat, dan sangat disayangkan jika bank-bank syariah yang ada saat ini tidak atau kurang mengetahui nilai-nilai syariat Islam yang sesungguhnya. untuk itu, pelaksanaan peraturan dan kode praktek tata kelola perusahaan dalam industri perbankan syariah akan memberikan peranan penting dalam memastikan praktek bisnis yang sehat di industri perbankan syariah. 7 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan meneliti “Konsep Good Corporate Governance GCG” Studi komparatif antara konsep GCG Bank Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Good Corporate Governance ( GCG ) pada Perbankan Syariah di Indonesia berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

2 58 103

Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) Bank Syariah dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan: studi kasus Bank Muamalat Cabang Bogor

2 8 117

Konsep dan aplikasi akad hibah dan jual beli pada Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) : studi komparatif PT. Bank Muamalat Syariah Indonesia dan Bank DKI Syraiah Wahid Hasyim

3 26 116

Konsep Good Corporate Governance (GCG) : (studi komparatif antara konsep GCG Bank Muamalat Indonesia dan Bank Tabungan Negara)

0 10 86

Urgensi Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Bank Syariah : Studi penelitian pada PT. Bank DKI Syariah Jakarta

1 11 100

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

View of Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) di Bank BRI Syariah Pusat

0 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance (GCG) 2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG) - Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan Terbuka di Bursa Efek Indonesia

1 3 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Good Corporate Governance (GCG) 2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 31

Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

0 3 27