Rancangan Penelitian : Rancangan Acak Lengkap Jenis Penelitian Definisi Operasional Analisa Data

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian : Rancangan Acak Lengkap Jenis Penelitian

: Eksperimental Laboratorium 4.2 Populasi, Sampel, dan Besar sampel 4.2.1 Populasi : Kelinci Dutch jantan 4.2.2 Sampel : Kelinci Dutch jantan Kriteria inklusi kelompok sampel : • Kelinci Dutch jantan dengan berat badan 1,5-1,8 kg • Kelinci Dutch jantan dengan rentang umur 3-4 bulan • Kelinci Dutch jantan yang memiliki gigi insisivus atas kanan dan kiri Kriteria eksklusi kelompok sampel • Kelinci Dutch jantan yang memiliki gigi insisivus atas kanan dan kiri yang mengalami maloklusi

4.2.3 Besar sampel

Penelitian ini menggunakan 4 kelompok, yaitu • Kelompok 1 : diberi suspensi CMC Carboxymethyl Cellulose 0,5 • Kelompok 2 : diberi suspensi lerak 2,5 • Kelompok 3 : diberi suspensi lerak 5 • Kelompok 4 : diberi suspensi lerak 7,5 Universitas Sumatera Utara Jumlah kelinci ulangan untuk setiap kelompok perlakuan ditentukan berdasarkan rumus Federer 24 , yaitu : t-1 r-1 ≥ 15 4-1 r-1 15 r 6 Jadi besar sampel yang dipakai dari setiapkelompok perlakuan adalah 6. Keterangan : t = jumlah perlakuan r = jumlah ulangan Universitas Sumatera Utara

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel bebas: Suspensi CMC Carboxymethyl Cellulose 0,5, suspensi ekstrak lerak 2,5, 5, 7,5. Variabel tidak terkendali • Perlakuan terhadap buah lerak selama tumbuh • Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh buah lerak • Lamanya penyimpanan buah lerak setelah dipetik dipohon sampai ekstraksi buah lerak • Perlakuan terhadap kelinci dari lahir sampai usia dilakukannya percobaan • Variasi struktur anatomis gigi insisivus atas kanan kelinci Variabel terkendali • Asal buah lerak • Suhu 50°C penguapan dengan rotavapor • Waktu penguapan rotavapor • Jenis kelinci Dutch • Jenis kelamin kelinci jantan • Umur kelinci 3-4 bulan • Berat kelinci 1,5-1,8 kg • Lama waktu adaptasi kelinci didalam kandang 1 minggu • Kondisi kandang kelinci • Kondisi kymograph • Jenis dan bentuk mata bur bur silindris • Kecepatan putar dari bur sedang • Jumlah larutan yang diaplikasikan ke ruang pulpa gigi 20 mikro liter • Keterampilan operator • Gigi insisivus atas kanan dan kiri kelinci Variabel bebas • Suspensi CMC Carboxymethyl Cellulose 0,5, suspensi ekstrak lerak 2,5,5, 7,5 Variabel tergantung • Efek analgetik, dinyatakan dengan nilai voltase yang diukur dengan menggunakan kymograph Universal model, Harvard, USA pada frekuensi 50 Hz, lamanya rangsangan 1 detik, dan kuat arus dimulai dari 0,2 mA. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Variabel tergantung: Efek analgetik, dinyatakan dengan nilai voltase

yang diukur dengan menggunakan kymograph Universal model, Harvard, USA pada frekuensi 50 Hz, lamanya rangsangan 1 detik, dan kuat arus dimulai dari 0,2 mA.

4.3.3 Variabel terkendali

a. Asal buah lerak b. Suhu 50°C penguapan dengan rotavapor c. Waktu penguapan rotavapor d. Jenis kelinci Dutch e. Jenis kelamin kelinci jantan f. Umur kelinci 3-4 bulan g. Berat kelinci 1,5-1,8 kg h. Lama waktu adaptasi kelinci didalam kandang 1 minggu i. Kondisi kandang kelinci j. Kondisi kymograph k. Jenis dan bentuk mata bur bu silindris l. Kecepatan putar dari turbin bur sedang m. Jumlah larutan yang diaplikasikan ke ruang pulpa gigi 20 mikro liter n. Keterampilan operator o. Gigi insisivus atas kanan dan kiri kelinci Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Variabel tidak terkendali

a. Perlakuan terhadap lerak selama tumbuh b. Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh buah lerak c. Lamanya penyimpanan buah lerak setelah dipetik dipohon sampai ekstraksi buah lerak d. Perlakuan terhadap kelinci dari lahir sampai usia dilakukannya percobaan e. Struktur anatomis gigi insisivus atas kanan dan kiri kelinci.

4.4 Definisi Operasional

a. Ekstrak lerak adalah ekstrak yang diperoleh dengan melarutkan 520 gr serbuk simplisia dalam pelarut etanol 96 dan diperoleh ekstrak kental b. Suspensi ekstrak lerak konsentrasi 2,5 adalah ekstrak sebanyak 2,5 gr 2,5 yang ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus, ditambahkan air suling sampai volume 100 ml. c. Suspensi ekstrak lerak konsentrasi 5 adalah ekstrak sebanyak 5 gr 5 yang ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus, ditambahkan air suling sampai volume 100 ml. d. Suspensi ekstrak lerak konsentrasi 7,5 adalah ekstrak sebanyak 7,5 gr 7,5 yang ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus, ditambahkan air suling sampai volume 100 ml. Universitas Sumatera Utara e. Kelinci percobaan adalah kelinci jantan jenis dutch, berat 1,5-1,8 kg, umur 3-4 bulan, yang diberikan ektrak lerak dengan konsentrasi 2,5, 5, dan 7,5 dengan cara menginjeksikannya kedalam kavitas pulpa gigi insisivus kanan dan kiri atas yang dicapai dengan jalan pengeboran gigi kelinci. f. Efek analgetik adalah nilai voltase yang dicatat dengan menggunakan kymograph frekuensi 50 Hz, lamanya rangsangan 1 detik, dan kuat arus dimulai dari 0,2 mA, pada menit ke-0, 5, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 setelah ekstak lerak diaplikasikan ke kavitas pulpa kelinci pada saat kelinci memberikan reaksi licking menjilat yang merupakan respon kelinci ketika merasakan nyeri. 4.5 Bahan dan Alat Penelitian 4.5.1 Bahan Penelitian 1. Buah lerak 2. Etanol 96 destilasi 4 liter Kimia farma, Indonesia 3. CMC Carboxy Methil Cellulose 4. Aquabidest 1 liter Kimia farma, Indonesia 5. Anastesi : Ketamin + diazepam Kimia farma, Indonesia 6. Cavit Dentroit fluor, Prancis 7. Calxyl Ivoclar vivadeni, Liechtenstein 8. Paper point Roeko, Jerman Universitas Sumatera Utara

4.5.2 Alat Penelitian

1. Timbangan Vibra, Jepang 2. Blender Panasonic, Indonesia 3. Vacum rotavapor Heidolp WB 2000 4. Kymograph Universal model, Harvard, USA 5. Lumpang Pyrex, USA 6. Timbangan hewan Presica geniweighet, Indonesia 7. Spuit 1 ml Terumo, Japan 8. Spuit 5 ml Terumo, Japan 9. Mikromotor HNSY, Jerman 10. Bur diamond silindris Intensive, Switzerland 11. Pinset, sonde, spatula semen, instrument plastis Smick, China 12. Alat destilasi pelarut Electrothermal, England 13. Kertas saring Whatman no.42, England 14. Vaccum rotavapor Antriebs ATB, England 15. Erlenmeyer Pyrex, USA 16. Alat destilasi pelarut Electrothermal, England 17. Perkolator 18. Pasungan Kelinci 19. Kandang kelinci 20. Lemari pengering Universitas Sumatera Utara 4.6. Tempat dan Waktu Penelitian 4.6.1 Tempat Penelitian Laboratorium Obat Tradisional dan Laboratorium Farmakologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

4.6.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah 6 bulan 4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Pembuatan Bahan Coba

4.7.1.1 Ekstraksi buah lerak

Buah lerak dicuci bersih dengan air mengalir lalu ditimbang sebanyak 940 gr Gambar 3 kemudian diambil bijinya dan daging buah dipotong kecil dengan lebar ± 3 mm Gambar 4 lalu dikeringkan dalam lemari pengering Gambar 5 pada temperatur ± 40°C sampai dapat diremas rapuh Gambar 6. Potongan daging buah yang telah kering ditimbang sebanyak 600 gr Gambar 7, kemudian diblender Gambar 8, diayak dan didapat serbuk seberat 520 gr Gambar 9 lalu disimpan dalam wadah plastik tertutup. Tambahkan etanol destilasi sebanyak 800 ml untuk maserasi Gambar 10 lalu disimpan dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan, kemudian tuangkan etanol destilasi sebanyak 200 ml dan disaring dengan selapis kertas saring. Biarkan sampai cairan mulai menetes, perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan ± 20 tetesmenit, etanol destilasi ditambahkan berulang-ulang secukupnya Universitas Sumatera Utara hingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia Depkes RI,2000. Perkolat diuapkan dengan alat vacuum rotavapor pada suhu tidak lebih 50°C hingga diperoleh ekstrak kental dengan konsistensi seperti madu Gambar 11. Ekstrak lerak dimasukkan ke dalam botol kaca lalu disimpan di tempat yang sejuk. Lampiran 1 Gambar 3. Penimbangan buah lerak Gambar 4. Pemotongan daging buah lerak. Gambar 5. Lemari pengering. Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Potongan lerak di lemari pengering. Gambar 7. Potongan lerak yang sudah kering. Gambar 8. Potongan lerak diblender. Gambar 9. Simplisia lerak. Gambar 10. Simplisia di dalam. Gambar 11. Vaccum rotavapor perkolator Universitas Sumatera Utara

4.7.1.2 Pembuatan Suspensi CMC Carboxy Methil Cellulose 0,5 bv Sebagai Kontrol Negatif

Pembuatan suspensi CMC 0,5 bv dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 500 mg CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 20 ml Gambar 12. Didiamkan selama 20 menit hingga diperoleh masa yang transparan, digerus Gambar 13 hingga bebentuk gel atau masa yang kental dan homogen Gambar 14. Kemudian disimpan dalam pot Gambar 15. Gambar 12. CMC ditaburkan ke dalam Gambar 13. Penggerusan lumpang yang berisi air CMC suling panas Gambar 14. Suspensi CMC 0,5 bv Gambar 15. Suspensi CMC 0,5 disimpan di dalam pot Universitas Sumatera Utara

4.7.1.3 Pembuatan suspensi lerak konsentrasi 2,5

Timbang ekstrak sebanyak 2,5 gr 2,5 Gambar 16 ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus Gambar 17, ditambahkan air suling sampai volume 100 ml Gambar 19, kemudian disimpan dalam botol vial Gambar 20.

4.7.1.4 Pembuatan suspensi lerak konsentrasi 5

Timbang ekstrak sebanyak 5 gr 5 Gambar 16 ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit Gambar 19 sambil digerus Gambar 17, ditambahkan air suling sampai volume 100 ml Gambar 19, kemudian disimpan dalam botol vial Gambar

21. 4.7.1.5 Pembuatan suspensi lerak konsentrasi 7,5

Timbang ekstrak sebanyak 7,5 gr 7,5 Gambar 16 ditambahkan larutan CMC sedikit demi sedikit sambil digerus Gambar 17, ditambahkan air suling sampai volume 100 ml Gambar 19, kemudian disimpan dalam botol vial Gambar 22. Gambar 16. Ektrak lerak ditimbang Gambar 17. Ekstrak lerak yang telah ditambahkan larutan CMC Universitas Sumatera Utara Gambar 18. Penggerusan Gambar 19. Ekstrak lerak yang telah ditambahkan air suling hingga volume 100 ml Gambar 20. Ekstrak lerak Gambar 21. Ekstrak lerak Gambar 22. Ekstrak lerak konsentrasi 7,5 konsentrasi 5 konsentrasi 2,5 Universitas Sumatera Utara

4.7.2 Penyiapan Hewan Coba

Hewan yang digunakan adalah kelinci jantan Dutch dengan berat 1,5-1,8 kg, umur 3-4 bulan, dibagi menjadi 4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 6 kelinci. Hewan percobaan dipelihara pada kandang yang memiliki ventilasi yang baik yaitu mecakup pergantian udara dan kandang dibersihkan setiap hari dari sisa makanan dan kotoran. Hewan yang sehat ditandai dengan kenaikan berat badan yang teratur dan memperlihatkan gerakan yang lincah. 25

4.7.3 Pengujian efek analgetika ekstrak lerak dengan menggunakan metode Stimulasi pulpa

Uji efek analgetik dilakukan terhadap 24 hewan coba yang di kelompokkan sebagai berikut : Kelompok 1 : diberi suspensi CMC 0,5 sebagayak 6 kelinci Kelompok 2 : diberi suspensi lerak 2,5 sebanyak 6 kelinci Kelompok 3 : diberi suspensi lerak 5 sebanyak 6 kelinci Kelompok 4 : diberi suspensi lerak 7,5 sebanyak 6 kelinci Cara kerja uji efek analgetik ekstrak lerak dengan menggunakan metode stimulasi pulpa 13 , yaitu: 1. Kelinci dimasukkan kedalam tempat pasungan kelinci Gambar 23 2. Telinga kanan kelinci dibersihkan dengan alkohol 70 Gambar 24 3. Bulu pada telinga kanan kelinci yang berada di atas pembuluh darah vena marginal ear vein dicukur dengan gunting Gambar 25 Universitas Sumatera Utara 4. Anastesi intravena 20 mgkg ketamin kimia farma + 0,5 mgkg diazepam kimia farma melalui pembuluh darah vena yang terdapat pada pada telinga kelinci marginal ear vein, dengan menggunakan spuit 1 ml. 22 Gambar 26 5. Anastesi bekerja beberapa detik setelah bahan anastesi dinjeksikan secara intravena, yang ditandai dengan kehilang refleks, yaitu kelinci tidak memberikan reaksi ketika telinganya di jentik ear pinch reaction 23 6. Preparasi gigi insisvus atas kanan dan kiri kelinci dengan bur silindris diameter 1 mm dengan cara membuang struktur gigi kelinci pada sisi labial sampai daerah sedikit dibawah gingiva, hingga ruang pulpa terbuka Gambar 27 7. Gunakan sonde untuk memastikan pulpa sudah terbuka 8. Daerah kerja dibersihkan dengan menyemprotkan aquades 2 ml Gambar 28 dengan menggunakan spuit 5 ml, dan di bersihkan dengan kapas Gambar 29, dan paper point dengan batuan pinset Gambar 30 9. Kymograph dihidupkan, frekuensi dan arus listrik kymograph diatur dengan frekuensi 50 Hz dan kuat arus 0,2 mA, dan tekan tombol repetition arus listrik akan mengalir secara terputus-putus dengan durasi 1 sekon pada setiap pengulangannya 10. Elektroda dimasukkan ke dalam ruang pulpa gigi kelinci, yaitu katoda pada ruang pulpa gigi kanan kelinci dan anoda pada ruang pulpa gigi kiri kelinci Gambar 31 11. Pada menit ke-0 voltase dinaikkan dengan cara memutar tombol voltase dari posisi 0 hingga mencapai nilai voltase yang menimbulkan reaksi licking Universitas Sumatera Utara Gambar 33, sehingga didapat nilai voltase awal yang merupakan nilai normal intensitas nyeri kelinci Gambar 32 12. Suspensi CMC Carboxymethyl Cellulose 0,5, suspensi ekstrak lerak 2,5, 5, 7,5 diinjeksikan ke kavitas pulpa sebanyak 20 mikroliter dengan menggunakan spuit 1ml 10 mikroliter pada gigi kanan atas dan 10 mikroliter pada gigi kiri atas Gambar 34 13. Pada menit ke-5, elektroda dimasukkan ke dalam ruang pulpa gigi kelinci, yaitu katoda pada ruang pulpa gigi kanan kelinci dan anoda pada ruang pulpa gigi kiri kelinci Gambar 35, voltase kembali dinaikkan dengan cara memutar tombol voltase dari posisi 0 hingga mencapai nilai voltase yang menimbulkan reaksi licking Gambar 36, pencatatan nilai voltase ini dilakukan pada menit ke 5, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60. 14. Setelah perhitungan selesai, kavitas dibersihkan, di diberi calxyl dan tambalan sementara cavit. Lampiran 2 Gambar 23. Kelinci dipasung Gambar 24. Telinga kelinci dibersihkan dengan alkohol 70 Universitas Sumatera Utara Gambar 25. Bulu telinga kelinci diatas Gambar 26. Anastesi Intravena marginal ear vein dicukur melalui pembuluh dengan gunting marginal ear vein Gambar 27. Pengeburan gigi kelinci Gambar 28. Daerah kerja sampai ruang pulpa terbuka dibersihkan dengan 2ml aquades Gambar 29. Gigi kelinci dikeringkan Gambar 30. Gigi kelinci dikeringkan dengan kapas paper point Universitas Sumatera Utara Gambar 31. Elektroda dimasukkan ke Gambar 32. Voltase dinaikkan dari ruang pulpa gigi posisi 0 hingga mencapai nilai voltase yang menimbulkan reaksi licking Gambar 33. Reaksi licking menjilat Gambar 34. Injeksi suspensi CMC pada kelinci ektrak lerak 10 mikroliter pada gigi insisivus kanan, dan 10 mikroliter pada gigi insisivus kiri Gambar 35. Setelah 5 menit elektroda Gambar 36. Voltase dinaikkan dari dimasukkan ke ruang pulpa posisi 0 hingga mencapai gigi nilai voltase yang menimbulkan reaksi licking Universitas Sumatera Utara Gambar 37. Reaksi licking menjilat pada kelinci

4.8 Analisa Data

Data yang diperoleh dilakukan uji statistik analisa varians dua arah ANOVA dengan α= 0,05 untuk mengetahui perbedaan pengaruh efek analetik ekstrak lerak dalam berbagai konsentrasi dan waktu. Selanjutnya dilakukan uji LSD untuk mengetahui perbedaan pengaruh redakan nyeri diantara kelompok perlakuan. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Ekstrak kental Lerak

Daging buah lerak yang telah dikeringkan dan dihaluskan 520 gram diekstraksi, diperoleh ekstrak kental berwarna coklat kehitaman Gambar 15, disimpan dalam wadah kaca tertutup dan diletakkan di tempat yang sejuk. Gambar 38. Ekstrak kental lerak

5.2 Uji Efektifitas Analgetik

Hasil pencatatan nilai voltase yang dihitung pada menit ke-0, 5, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 dengan menggunakan kymograph menunjukkan puncak efek analgetik ekstrak lerak 2,5 dan 7,5 terjadi pada menit ke-10 dengan nilai rata-rata voltase masing-masingnya adalah 11,33 volt dan 14,17 volt, sementrara puncak efek analgetik ekstrak lerak 5 terjadi pada menit ke-30 dengan nilai rata-rata 14,33 volt. Kontrol negatif juga menunjukkan kenaikan nilai voltase, dan mencapai puncak pada Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Daun Tumbuhan Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Larva Artemia salina Leach

3 80 73

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Bunga Tumbuhan Brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

0 65 75

Efek Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) terhadap Penurunan Sel-sel Radang Pada Tikus Wistar Jantan (Penelitian In Vivo)

10 108 105

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

13 65 131

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

0 0 18

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

1 2 2

BUAH LERAK (Sapindus rarak) SEBAGAI FOAMING AGENT DALAM PASTA GIGI (Sapindus rarak AS FOAMING AGENT IN TOOTH PASTE) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 57