Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat penelitian Tinjauan Pustaka

6 SUMBUL PEGAGAN, DAIRI 1971- 1990. Sebagai kajian penulis di mana peristiwa ini dekat dengan keseharian penulis dan masih memungkinkan untuk dikaji sebab pelaku, orang yang mengetahui, dan sumber- sumber masih ditemuka n. Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan sejarah ini, penulis membatasi waktu antara tahun 1971- 1990 karena pada awal tahun 1971 perekonomian Sumbul Pegagan mulai mengalami peningkatan seiring dengan penanaman kopi Robusta.Hasil pertanian kopi dari daerah ini mulai diperhitungkan di pasaran sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat baik etnis menetap maupun etnis pendatang. Sedangkan tahun akhir batasan penulisan ini yaitu pada tahun 1990 di mana pada tahun ini perpindahan spontan ke daerah ini sudah tidak ditemuka n lagi, diharapkan dengan pembatasan waktu ini mempermudah penulis dalam pengkajiannya.

1.2. Rumusan Masalah

Melihat latarbelakang yang telah diuraikan di atas maka penulis perlu untuk membuat pokok permasalahan yang dianggap penting dalam studi sejarah. Demikian pula penulisan mengenai “MIGRASI BATAK TOBA KE SUMBUL PEGAGAN 1971- 1990” memiliki beberapa pokok permasalahan yang ingin dikaji antara lain: Universitas Sumatera Utara 7 1. Apa yang melatarbelakangi etnis Batak Toba bermigrasi ke Sumbul Pegagan? 2. Bagaimana pengaruh proses migrasi Batak Toba terhadap kehidupan sosial? 3. Komunitas etnis apa yang paling berkembang di Kecamatan Sumbul Pengagan?

1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian

Secara Ilmiah untuk mengetahui kejadian yang pernah terjadi dalam masyarakat memerlukan proses perencanaan. Perencanaan penelitian yang dilakukan dengan Ilmiah akan memperoleh perspektif terhadap masyarakat tersebut.Dalam hal ini masyarakat Batak Toba yang melakukuan perpindahan ke Kecamatan Sumbul Pegagan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui latarbelakang migrasi Batak Toba ke ke Sumbul Pegagan. 2. Untuk mengetahui pengaruh yang diakibatkan dari proses migrasi Batak Toba bagi masyarakat asli pakpak dan masyarakat pendatang Batak Toba. 3. Untuk mengetahui komunitas etnis apa yang paling berkembang dan mendominasi seiring terjadinya pembauran di tempat yang baru. Universitas Sumatera Utara 8 Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang terjadinya migrasi Batak Toba ke Kecamatan Sumbul Pegagan. 2. Untuk memberikan keterangan yang benar tentang keberadaan etnis Batak Toba di Kecamatan Sumbul Pegagan dimana penduduk asli di daerah tersebut adalah etnis Pakpak. 3. Untuk menambah literatur penulisan sejarah khususnya Sejarah Lokal.

1.4. Tinjauan Pustaka

Setiap penelitian memerlukan kejelasan arah dan alur berpikir sebagai langkah awal atau landasan berpikir dalam melihat dan membahas suatu peristiwa. Untuk itu perlu sebuah kerangka teori yang memuat pokok- pokok pikiran dari sudut pandang mana masalah penelitian akan disorot. 8 Berbicara tentang Batak Toba di Sumbul Pegagan dengan segala aspek kehidupannya, harus dilengkapi dengan tinjauan kepustakaaan sebagai sumber data, dengan cara mengumpulkan dan menyusun sumber sebanyak mungkin sehingga permasalahan yang ada dapat dijelaskan dengan baik. Selain Wawancara Dengan cara ini maka pembahasan tentang Batak Toba yang bermigrasi ke Sumbul Pegagan akan menghasilkan tulisan seperti yang diharapkan. 8 Nanawi Hadawi, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: UGM Press, 1996, hlm.39- 40. Universitas Sumatera Utara 9 dengan Etnis Batak Toba dan etnis menetap, cara yang lain adalah dengan mencari dan membaca buku- buku yang berkaitan dengan penelitian ini. O. H. S. Purba dan Elvis F. Purba, dalam bukunya yang berjudul Migran Batak Toba: di Luar Tapanuli Utara Suatu Deskriptif menjelaskan bahwa Batak Toba keluar dari daerahnya daratan tinggi Tapanuli sekitar tahun 1900 menuju Dairi.Dua hal yang menyebakan orang Batak Toba datang ke Dairi, yaitu kehadiran kolonial Belanda di tanah Batak dan usaha missioner Jerman yang ingin memperluas wilayah kerjanya. Perang Batak yang dipimpin Sisingamangaraja XII untuk melawan Belanda ikut menjadi faktor alam sebab pejuang Batak Toba ikut membantu tentara kolonial masuk ke Dairi seiring dengan bergesernya wilayah perang dari Holbung ke Humbang selanjutnya ke Dairi. Selain itu, Pembukaan jalan dari Dolok Sanggul ke Sidikalang pada saat itu memengkinkan orang datang ke Dairi.Mereka mulai membuka lahan persawahan dan berjualan. Kehadiran Missioner Jerman juga membawa pengaruh positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini didukung oleh pemerintah kolonial Belanda seperti dalam bidang kerohanian yang akhirnya memberi teladan hidup kristiani. Di samping itu pendidikan modern, serta bidang pertanian diperkenalkan, akibatnya orang Batak Toba mampu mengolah persawahan bahkan sudah mampu menanam tanaman kopi sebagai salah satu upaya pemanfaatan lahan luas. Penulisan migrasi juga dapat dilihat dalam tulisan Andi Ima Kesuma, dalam bukunya yang berjudul” Migrasi dan orang Bugis”, menjelaskan bahwa orang Universitas Sumatera Utara 10 Bugis khususnya orang Wajo yang memiliki filosofi “Dimana perahu sampai, di sana kehidupan ditegakkan.Artinya jika tidak mendapat tempat perantauan maka di negeri manapun itu hidup dapat dilanjutkan. Orang Bugis yang memiliki jiwa pelautberlayar memungkinkan mereka untuk menjelajahi samudera dan juga negara- negara lainnya. Faktor lain yang melatarbelakangi migrasi orang Bugis adalah peristiwa yang terjadi di daerah asal seperti terjadinya perang, tuntutan ekonomi dimana mereka dilanda kemiskinan. Sehingga mereka berusaha mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru, yakni menyangkut semua aspek kehidupan termasuk ekonomi dan politik. Orang Bugis yang telah bermigrasi pada umumnya berhasil mencapai sukses, baik dalam bidang politik maupun bidang ekonomi. Banyak di antara mereka menjadi pejabat- pejabat pemerintah, bahkan di Johor keturunan Bugis dapat menjadi yang dipertuan Agung untuk Malaysia. O. H. S. Purba dan Elvis F. Purba, dalam bukunya Migrasi Spontan Batak Toba Marserak Sebab, Motip, dan Akibat Perpindahan Penduduk dari Dataran Tinggi Toba menjelaskan bahwa orang Batak Toba pada mulanya berdiam di sekitar danau Toba. Perkampungan leluhur merekaSiraja Batak adalah Sianjur mula- mula, di kaki gunung Pusuh Buhit. Masuknya pengaruh dunia luar tarhadap masyarakat dan adat- istiadat suku Batak Toba antara lain melalui perdagangan.Bandar Barus sebagai pelabuhan eksport kapur barus dan kemenyan menjadi terkenal di dunia. Melalui Barus inilah kebudayaan asing mulai Universitas Sumatera Utara 11 mempengaruhi kebudayaan Batak. Bagi orang Batak Toba, tanah merupakan salah satu faktor produksi yang paling penting dan sumber penghasilan utama. Begitu pula adat- istiadat berhubungan erat dangan tanah dan usaha pertanian tersebut. Akibatnya lahan pertanian sudah mulai terasa sempit disebabkan peningkatan jumlah penduduk. Penyebaran etnis Batak Toba ke luar daerah Tapanuli Utara melebihi jumlah penduduk yang ada di daerah asal. Pertambahan penduduk yang pesat di Tapanuli menimbulkan tekanan terhadap lahan pertanian dan perkampungan. Lahan yang semakin sempit dan kurang subur menjadi salah satu alasan mengapa orang Batak Toba berpindah. Selain itu keluarga- keluarga muda yang baru berumah- tangga Manjae mendorong penduduk mendirikan rumah- rumah baru dan bahkan membuka kampung baru. Kampung baru yang telah di buka menciptakan perpencaran dan jauh dari kampung induknya.Mereka mulai menyebar ke daerah yang lebih jauh di luar batas budaya sendiri.Inilah yang disebut dengan Marserak. Seiring dengan perkembangan zaman, Marserak mengandung pengertian yang luas. Selain dari menyebar perpindahan dari kampung halaman keluar wilayah budaya sendiri, marserak memiliki arti mobilitas sosial dan ekonomi, pendidikan. Kemajuan zaman yang berkembang dan kebutuhan manusia yang semakin banyak menyebabkan pola hidup penduduk harus disesuaikan dengan perkembangan zaman tersebut. Universitas Sumatera Utara 12

1.5. Metode Penelitian