Pembangunan Nasional dan Daerah

Ketentuan Pokok Pemerintah Daerah, yang berlaku sejak 23 November 1945. Undang-undang ini saat di Indonesia terbentuk Negara Republik Indonesia Serikat RIS digunakan sebagai basis dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Desentalisasi di Indonesia mempunyai catatan sejarah yang cukup panjang. Selama kemerdekaan saja Indonesia telah memiliki 8 buah UU Pemerintah Daerah : UU No. 11945, UU No.221948, UU No. 11957, UU No.61959, UU No.181965, UU No.51974, UU No.221999, UU No.322004.

2.3. Pembangunan Nasional dan Daerah

Pembanguna ekonomi adalah suatu cara untuk memajukan dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat yang merupakan usaha untuk menghilangkan suatu mata rantai dari lingkungan kemiskinan yang dihadapi negara berkembang, sedangkan dalam pembangunan UUD 1945, disebutkan bahwa bangsa Indonesia bertujuan untuk melindungi segenap individu dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umun, mencerdaskan kehidupan bangsa, maka sudah sewajarnyalah Indonesia melakukan pembangunan yang telah tercermin dalam GBHN yang antara lain berisikan tujuan pembangunan secara has dari pembangunan itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata secara material dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat yang bernuansa perikehidupan yang aman, damai serta dalam lingkunagn pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Universitas Sumatera Utara Defenisi pembangunan yang dikemukakan oleh Todaro 1996 dalam bukunya “Economics For Development World and Introduction To Principles Problem and Policres For Development” sebagai berikut : “ Economics Development should there part neceived a multidimentional process involving the reorganization and reorientation of enterie economic and social system, it typically involves radical changes institutional social and anministrative structure as well as in popular attitucles and sometimes even custom and belief finally, development is usually in nation contex, its indespread realization may necessitate fundamental modification of the international economics and social system” Dari uraian diatas pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses multidimentional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap “ mental yang sudah terbiasa”, lembaga nasional termasuk pula percepatan ekselerasi pra ekonomi pengurangan dan pemberantasan kemiskinan yang absolute. Pengertian pembangunan telah mengalami perubahan yang mencakup dimensi yang lebih luas, terpadu dan mencakup sebagai aspek kehidupan oleh sebab itu pengertian pembanguan harus dilihat secara dinamis dan bukan sebai konsep yang statis. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal juga mempengaruhi orientasi kebijakan pembangunan daerah. Dalam era sentralisasi, pembangunan daerah sifatnya hanya sebagai pendukung pelaksanaan kebijaksanaan dan perencanaan nasional. Akibatnya, perenanan yang dimainkan oleh kebijakan pembangunan daerah juga tidak terlalu penting. Akan tetapi dalam era otonomi daerah akan mengalami perubahan dan peranannya menjadi semakin penting. karena dalam era otonomi daerah campur tangan pusat akan semakin berkurang dan daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan didaerahnya Universitas Sumatera Utara masing-masing, maka sistem perencanaan pembangunan daerah yang semula lebih besifat sektoral akan berubah menjadi lebih bersifat regional. Perencanaan pembangunan daerah yang disusun lebih banyak memperhatikan potensi dan karakteristik khusus daerah. Sedangkan perencanaan nasinal lebih banyak bersifat makro dan hanya akan memberikan arah dan sasaran umum agar pembangunan daerah dapat dikoordinasikan dengan baik dan efisien. Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah. Keinginan kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi pengembangan ekonomi daerah dapat membuat masyarakat ikut serta membentuk bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan pembangunan ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat tergerak untuk mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang mantap, misalnya, akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang untuk peningkatan produksi pertanian dan perluasan ekspor. Universitas Sumatera Utara Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian dari perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan retribusi tidak naik, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan. Pembangunan ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap isu-isu ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu mengkoreksi kebijakan yang keliru. Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan daerah secara menyeluruh.

2.4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat