Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

38

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi. Ghozali 2009:19,

2. Uji Asumsi Klasik

a Uji Normalitas Ghozali 2009:147, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sempel kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram. Deteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak juga dapat dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 39 c Uji Heteroskedastisitas Ghozali 2009:125, uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di- studentized. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. e. Autokolerasi Autokolerasi adalah keadaan dimana kesalahan penggangu saling korelasi Santoso 2000:218. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan mengganggu 40 pada periode t-1. Jika terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu maka dapat dikatakan bahwa dalam model persamaan regresi linier ada problem autokorelasi. Untuk medeteksi adanya autokolerasi dapat digunakan metode Durbin-Watson dengan melihat pada D-W tabel. Secara umum bisa diambil patokan mengenai uji autokolerasi Santoso 2002 yaitu: 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokolerasi positif. 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokolerasi. 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokolerasi negatif.

3. Uji Hipotesis