Kerangka Konsepsi Peran Polri Dalam Pemberantasan Praktek Illegal Fishing Di Wilayah Perairan Indonesia

dikenakan pidana. Pada bentuk “Uitlokken”, baik orang yang membujuk uitlokker maupun orang yang dibujuk uitgelokte sama-sama dapat dipidana. 2. Penanggung jawab sebagian Penanggung jawab sebagian ialah apabila seseorang bertanggung jawab atas bantuan, percobaan suatu kejahatan, dan diancam dengan pidana sebesar 23 dua pertiga pidana kejahatan yang selesai. Termasuk dalam kategori ini ialah : a. Poging Poging adalah “een begin van uitsvoering van het misfrijf” atau pelaksanaan mula suatu kejahatan yang tidak diselesaikan. 51 b. Medeplichtige Berdasarkan Pasal 56 KUHP, berbunyi bahwa dipidana sebagai pembantu kejahatan, yaitu: 1 Mereka yang memberi bantuan waktu kejahatan dilakukan; 2 Mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.

2. Kerangka Konsepsi

Pemberantasan diartikan sebagai bahagian dari penanggulangan tindak pidana. Penanggulangan adalah upaya penanggulangan kejahatan lewat jalur penal 51 Lebih lanjut lihat Pasal 53 KUHP yang menyebutkan 3 tiga syarat poging, yaitu : 1. orangnya mempunyai kehendak voornemen untuk melakukan kejahatan. 2. kehendak voornemen tersebut telah berwujud dalam suatu perbuatan permulaan pelaksanaan kejahatan. 3. pelaksanaan yang telah dimulai itu tidak selesai semata-mata disebabkan oleh hal-hal atau masalah-masalah yang tidak tergantung pada kehendaknya diluar kehendaknya tidak selsai Universitas Sumatera Utara yang lebih menitiberatkan pada sifat represive penindakan pemberantasan penumpasan sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur non penal lebih menitiberatkan sifat preventif pencegahan penangkalan pengendalian sebelum kejahatan terjadi. 52 Pemberantasan pelaku tindak pidana illgal fishing diartikan sebagai dipidananya perbuatan pelaku de strafbaarheid van het feit atau het verboden zijr van het feit dengan menggunakan perangkat hukum yang diatur dalam Undang- Undang maupun KUH Pidana, artinya bahwa penggunaan perangkat hukum merupakan penjabaran dari asas legalitas yang dianut dalam hukum pidana yakni “nullum delictum, nulla poena, sine pravia lege poenali”. Tindak pidana ialah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut, selanjutnya beliau menyatakan menurut wujudnya atau sifatnya, tindak pidana itu adalah perbuatan- perbuatan yang melawan hukum dan juga merugikan masyarakat dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perbuatan akan menjadi suatu tindak pidana, apabila perbuatan itu: 53 melawan hukum; merugikan masyarakat; dilarang oleh aturan pidana dan pelakunya diancam dengan pidana. Illegal fishing adalah menangkap ikan atau memungut ikan yang berasal dari kawasan perikanan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang, 52 Barda Nawawi Arief, Upaya Non Penal Dalam Kebijakan Penaggulangan Kejahatan, Makalah disampaikan pada Seminar Krimonologi VI, Semarang, Tanggal 16-18 September 1991, hal. 2 53 Mulyanto dalam Faisal Salam, Op.cit, hal. 84 Universitas Sumatera Utara mengelola dan atau membudidayakan ikan yang berasal dari kawasan perikanan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang, mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil perikanan tanpa melengkapi surat keterangan sahnya pelayaran hasil perikanan berupa ikan, membawa alat-alat dan atau bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam penangkapan dan atau pengelolaan perikanan di kawasan pengelolaan perikanan tanpa izin pejabat yang berwenang.

G. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian dalam tesis ini adalah deskriptif analitis. Penelitian yang bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis suatu peraturan hukum. 54 Penelitian ini mempergunakan metode yuridis normatif, dengan pendekatan yang bersifat kualitatif. Metode penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. 55 Dalam penelitian yuridis normatif yang dipergunakan adalah merujuk pada sumber bahan hukum, yakni penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam berbagai perangkat hukum. 54 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,1986, hal.63. 55 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal.14. Universitas Sumatera Utara

2. Sumber Data