Kaidah Struktur Frasa Numeralia dalam Bahasa Pesisir Sibolga

bahasa itu bersusun VOS, SOV, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa teori ini dapat digunakan untuk mengkaji bahasa daerah, terutama bahasa Pesisir Sibolga. Dalam teori X-bar semua frasa mempunyai satu inti leksikal yang merupakan simpul akhir terminal node yang mendominasi kata dan bisa iteratif Haegemen, 1992: 95. Inti merupakan pemarkah bagi ciri kategorinya. Misalnya, frasa numeralia didominasi oleh numeralia sebagai inti. Inti dari lima hari adalah numeralia lima. Pada tataran ini, inti terletak lebih rendah dari konstituen inti tersebut. Kategori ini adalah kategori tanpa bar X. Selanjutnya, teori X-bar direpresentasikan pada diagram pohon atau disebut juga tataran sintaksis. Pada tataran ini sebuah kategori leksikal seperti nomina, verba, numeralia, atau adjektiva dalam hal ini disimbolkan dengan X, dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier. Komplemen berkombinasi dengan X membentuk proyeksi X-bar lebih tinggi X’ dan spesifier berkombinasi dengan X-bar lebih tinggi membentuk proyeksi maksimal frasa X. Jadi, proyeksi X merupakan kategori bar X’ dan proyeksi maksimal dari kategori X adalah frasa dengan bar tertinggi X’’ atau FX.

2.2.2 Kaidah Struktur Frasa Numeralia dalam Bahasa Pesisir Sibolga

Kaidah struktur frasa numeralia FNum dalam teori X-bar berhubungan dengan tiga fungsi gramatikal, yakni komplemen Komp, keterangan Ket, dan specifier Spec. Komplemen adalah argumen internal yang letaknya dalam struktur FNum dibawahi langsung oleh Num Num-bar. Keterangan juga terletak di bawah Num-bar tetapi tatarannya berbeda. Specifier sebagai satuan argumen eksternal yang dibawahi langsung oleh Num Num-bar ganda. Maka perilaku ketiganya dalam struktur FNum dirumuskan sebagai berikut : Komplemen memperluas Num menjadi Num-bar Keterangan memperluas Num-bar menjadi Num-bar Universitas Sumatera Utara Specifier memperluas Num-bar menjadi Num-bar ganda atau FNum Menurut Haegemen 1992:32 konstituen keterangan dalam struktur frasa bersifat opsional tidak wajib, sedangkan komplemen bersifat wajib. Specifier merupakan pewatas yang bersifat opsional karena dapat terletak di awal atau di akhir frasa. Pada posisi awal specifier berfungsi menerangkan frasa yang di depannya dan pada posisi akhir berfungsi menutup frasa. Specifier di awal FNum bahasa Pesisir Sibolga biasanya dimarkahi adverbia kiro-kiro ‘kira-kira’, sedangkan di akhir biasanya dimarkahi oleh kata penunjuk tu ‘itu’ dan ko ‘ini’. Simbol X pada gambar struktur frasa di bawah ini merupakan pengganti dari kategori leksikal, sementara tanda titik … di sebelah kiri dan kanan adalah pengisi komplemen, keterangan, atau specifier yang didominasi oleh X-bar X atau pada tingkat yang lebih tinggi didominasi oleh frasa X X. FX … X … … X … Melalui skema di atas tidak dipelukan representasi dari setiap kategori karena telah mencakup generalisasi kaidah yang ada. Metode ini lebih menyederhanak teori struktur frasa. Hal inilah yang menjadi kelebihan teori X-bar. Jika skema di atas dilengkapi dengan komlemen, keterangan, dan specifier, maka strukturnya terlihat pada rumusan kaidah berikut Universitas Sumatera Utara X YP ; X X X ; ZP X X ; WP Keterangan : YP = Specifier ZP = Keterangan WP = Komplemen X = Kategori Leksikal Simpul X dapat bersifat iteratif Dengan demikian, berdasarkan teori di atas, maka dapat direpresentasikan kaidah struktur dasar frasa numeralia FNum dalam bahasa Pesisir Sibolga sebagai berikut : FNum → Num FNum Num Num sencek ‘satu’ Universitas Sumatera Utara Frasa numeralia mendominasi Num dan inti leksikalnya tidak bercabang. Artinya frasa numeralia dapat langsung menurunkan Num tanpa mempunyai komplemen, keterangan, dan specifier.

2.3 Tinjauan Pustaka