4.5.1 Perkembangan PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha
Perkembangan PDRB berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga berlaku di Sumatera Utara terdiri dari sembilan sektor yaitu: sektor pertanian,
sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa, serta sektor jasa-jasa. Selama kurun waktu 2004-2008, tiga sektor yang
merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB di Sumatera Utara adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel, dan
restoran. Pada tahun 2004, sektor industri pengolahan merupakan penyumbang PDRB terbesar yaitu sebesar Rp29,95 triliun atau memiliki share sebesar
25,27. Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing sebesar Rp28,89 triliun dan Rp21,86 triliun
atau memiliki share sebesar 24,49, 18,48, dan 7,83. Sedangkan sektor- sektor yang memliki sumbangan yang kecil terhadap PDRB adalah berasal dari
sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian yaitu masing-masing sebesar Rp1,49 triliun dan Rp 1,38 triliun atau memiliki share
masing-masing 1,29 dan 1,18. Hingga pada tahun 2008, tiga sektor penyumbang terbesar terhadap PDRB
adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar Rp51,64 triliun atau memiliki share sebesar 25,74, sektor pertanian yaitu sebesar Rp48,87 triliun atau
memiliki share 22,18, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar Rp41,28 triliun atau memiliki share . Sedangkan dua sektor
Universitas Sumatera Utara
penyumbang terkecil terhadap PDRB masih dipegang oleh sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian yaitu masing-masing
sebesar Rp2,07 triliun dan Rp2,98 triliun atau memiliki share masing-masing 1,16 dan 1,27. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:
Gambar 4.5 Perkembangan PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha
4.6 Analisis Data