Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi .1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

bila dalam waktu yang cukup panjang, output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi. Adanya kenaikan output perkapita harus diikuti kenaikan output yang bersumber dari proses intern perekonomian tersebut. Dengan kata lain proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat self-generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam periode-periode selanjutnya.

2.3.2 Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai penjelasan mengenai faktor- faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan. Teori-teori pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi beberapa teori, yaitu: 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Kaum klasik merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870. Yang termasuk kaum klasik antara lain Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus, dan John Stuart Mill. Beberapa kesimpulan dari teori kaum klasik antara lain: a. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat faktor, yaitu jmlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah, tingkat teknologi yang dicapai. Universitas Sumatera Utara b. Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis pandapatan, yaitu upah para pekerja, keuntungan para pengusaha, dan sewa tanah yang diterima pemilik tanah. c. Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk. d. Tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan besarnya pembentukan modal; apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state. e. Hukum hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan tanpa adanya kemajuan teknologi, pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, akan tetapi menaikkan tingkat sewa tanah. f. Faktor-faktor bukan ekonomi yang mempunyai peranan penting seperti kepercayaan masyarakat, kebiasaan berpikir, adat istiadat, dan corak institusi yang ada menurut Mill. 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang serangkaian analisis mengenai pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik. Oleh sebab itu, dewasa ini teori tersebut dikenal sebagai teori pertumbuhan Neo-Klasik. Ahli ekonomi yang menjadi perintis mengembangkan teori tersebut adalah Solow.Sukirno, 2006:263. Selain itu Universitas Sumatera Utara ada ahli-ahli ekonomi Neo-Klasik antara lain: Trevor Swan, Alfred Marshal, dan Joseph Schumpeter. Pandangan menurut Neo-Klasik antara lain: a. Pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi sehingga perekonomian akan berkembang. b. Rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan. Adanya fleksibilitas ini, suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tidak terbatas dalam menentukan gabungan modal dan tenaga kerja yang akan digunakan dalam menghasilkan sejumlah produksi tertentu. c. Pembangunan ekonomi terutama diciptakan oleh inisiatif dari golongan pengusaha yang inovatif atau golongan entrepreneur menurut Schumpeter. 3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern Yang termasuk golongan ini antara lain: Harrod-Domar, Rostow, Kuznets dan Chenery. Teori pertumbuhan Harrod-Domar dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar dan R.F.Harrod. Pada dasarnya teori tersebut sebenarnya dikembangkan oleh kedua ahli ekonomi itu secara terpisah. Tetapi, karena inti dari teori tersebut sama, maka dewasa ini ia dikenal sebagai teori Harrod-Domar.Sukirno: 2006:255. Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara Dengan perkataan lain, teori Harrod-Domar pada hakikatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth – yang dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya barang-barang modal – akan selalu berlaku dalam perekonomian. Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kelima tahap pertumbuhan ekonomi yang dijelaskannya. Kelima tahap pertumbuhan itu adalah: masyarakat tradisional the traditional society, prasyarat untuk lepas landas the preconditions for take off, lepas landas the take off, gerakan ke arah kedewasaan the drive to maturity, dan masa konsumsi tinggi the age of high massconsumption.Sukirno, 2006:167.

2.4 Hubungan Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi