b. Standing mick
c. Table mick
d. Wireless
4. Lighting Equipment :
a. Stage lighting set
b. Follow spotlight
5. Perlengkapan Sidang :
a. Paper board Marker
b. Stationaries Table Accessories
6. Perlengkapan Dekorasi :
a. Pot planted
b. Linen Table Skirting
c. Stereoform, banners, poster, spanduk
d. Wording
e. Macam-macam alat perekat, seperti : paku payung, tang dan sebagainya.
2.7 Meningkatkan Volume Penjualan
Usaha meningkatkan volume penjualan produk hotel dapat dilakukan melalui dua cara, dimana satu dengan yang lain saling berkaitan.Kedua cara meningkatkan
penjualan itu ialah :
Universitas Sumatera Utara
1. In House Selling
2. Customer Satisfaction kepuasan tamu
In House Selling adalah rencana di dalam penjualansales action plan yang harus dilaksanakan melalui serangkaian tindakan-tindakan yang sistematik untuk
meningkatkan pendapatan hotel melalui tamu-tamu yang sedang menginap di hotel. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya membujuk tamu agar tertarik untuk membeli
produk hotel adalah kegiatan promosi. Kegiatan promoi yang paling sesuai dapat dilakukan, adalah :
1. Personal Selling, yaitu kegiatan presentasi promosi secara orang per orang
atau dengan sekelompok tamu yang dilakukan oleh penjual kepada pembeli.dan kegiatan ini dapat dilakukan di dalam maupun diluar hotel.
Promosi penjualan Sales Promotion yaitu kegiatan yang dirancang untuk mendukung kegiatan personal selling, seperti penyebaran brosur, paket-
paket khusus dan lain-lain. 2.
Kepuasan tamu Customer Satisfaction Kepuasan tamu dapat dicapai melalui kualitas produk dan kesesuaian
perepsi tamu terhadap produk hotel, persepsi tamu terhadap produk hotel dapat terbentuk oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman serta tingkat
kebutuhan tamu atas produk yang disediakan hotel sejauh mana produk yang tersedia telah di mengerti, di alami dan di butuhkan tamu, sejauh
itulah persepsi tamu terhadap produk hotel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN UMUM
HOTEL DANAU TOBA INTERNASIONAL MEDAN
3.1 Sejarah Berdirinya
Ide untuk mendirikan perusahaan dan menjalankan usaha perhotelan lahir sebagai akibat dari Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri
Perhubungan RI No. 101 bulan September 1968, yaitu keputusan tentang pemberian fasilitas yang sebesar-besarnya kepada pengusaha-pengusaha yang berminat untuk
berusaha di bidang perhotelan, sebagai upaya untuk medorong kemajuan Pariwisata di Indonesia. Setelah mempelajari dokumen-dokumen dan surat keputusan tersebut dan
mendengar keterangan-keterangan yang menyakinkan dari pihak-pihak yang berkompeten, maka dapat diambil kesimpulan bahwa usaha perhotelan untuk Indonesi
pada masa itu adalah usaha yang menguntungkan dan mempunyai aspek social yang sangat luas. Oleh karena itu T.D. Pardede mengambil keputusan untuk mendirikan
usaha perhotelan sebagai tambahan bidang-bidang usahanya yang telah ada, antara lain :
a. Perikanan, perkebunan, ekspor, yang tergabung dalam Group Surya Sakti.
b. Pendidikan, kesehatan, kerohanian, yang tergabung dalam Group Foundation.
c. Pertekstilan, yang tergabung dalam Group Pertekstilan.
d. Perbankan, asuransi yang tergabung dalam Group Perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Keseluruhan bidang yang disebut di atas tergabung dalam T.D. Pardede Holding Company.
Secara berturut-turut didirikan beberapa hotel yang kesemuanya tergabung dalam suatu group dengan nama Pardede International Hotel Group PIHG, yang
unit-unitnya terdiri dari : 1.
Hotel Danau Toba dan Copa Cobana Club. 2.
Mini Hotel Danau Toba International 3.
Pardede International Hotel 4.
New Belawan International Hotel 5.
Hotel Danau Toba International-Parapat. 6.
Hotel Danau Toba International –Medan 7.
Hotel Danau Toba International-Tebing Tinggi. Hotel Danau Toba International Medan dibuka secara resmi untuk umum pada
tanggal 10 Juni 1972, dengan General Manager pertama Stainley Allison dari London. Hotel ini beroperasi dengan 200 kamar di Jalan Imam Bonjol No. 17 Medan. Pada
mulanya pendirian Hotel Danau Toba International Medan ini mengakibatkan turunnya tingkat hunian kamar dari unit-unit lain yang tergabung dalam pardede
International Hotel Group yang telah berdiri sebelumnya. Pada akhir tahun 1972, hotel Danau Toba International Medan ini hanya mempunyai Occupancy Rate sebesar 25
, break event point jauh dari jangkauan. Masa ini adalah masa yang paling sulit untuk mengoperasikan hotel bila ditinjau dari motif profit. Oleh karena itu, pada
Universitas Sumatera Utara
tanggal 1 April 1973 di adakan kontrak manajemen antara PT. Aeropacific Hotel Coorporation dengan General Manager R.E. Scelling dengan ketentuan bahwa di
bawah pimpinan manajemen P.T. Aerofacific Hotel Coorporation harus dapat dicapai Occupancy Rate hotel rata-rata 50 sampai akhir tahun 1973. Ternyata target tersebut
tidak bisa dicapai sehingga kontrak tersebut di akhiri dengan General manager tetap R.E. Scelling yang bersedia memperpanjang kontrak kerjanya.
Namun, dengan semakin banyaknya investasi di bidang perminyakan, perkebunan, dan Industri lainnya di Sumatera Utara, maka diharapkan Kota Medan
akan banyak dikunjungi Businessman, Expert, Tourist dan sebagainya. Pengunjung- pengunjung ini tentunya membutuhkan fasilitas-fasilitas akomodasi, dan hotel ini
memegang peranan sebagai badan usaha yang menyediakan fasilitas tersebut. Sampai saat ini, di samping perbaikan mutu operasional juga ditingkatkan
service agar dapat menarik perhatian dan menyenangkan tamu-tamu yang menginap di hotel ini dari check-in sampai check-out.
Tujuan Berdirinya Hotel Danau Toba International Medan.
Semakin semaraknya dekade kunjungan wisata Indonesia, maka akan berpengaruh juga terhadap peningkatan pelayanan hotel.
Hotel Danau Toba International Medan didirikan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Berusaha atau berupaya memberikan kepuasan tersendiri kepada tamu.
b. Berupaya untuk memberikan servicepelayanan yang memuaskan dan juga
penampilan menarik serta memelihara keramah-tamahan.
Universitas Sumatera Utara
c. Menciptakan dan menjaga kebersihan kamar.
d. Menciptakan suasana yang baik supaya tamu datang kembali.
3.2 Fasilitas Hotel