BAB I I KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kepustakaan yang Relevan
Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data yang kuat
serta buku – buku acuan yang relevan dengan objek yang di teliti. Untuk dapat mempertahankan hasil dari suatu karya ilmiah, seorang penulis akan lebih mudah
mempertanggungjawabkannya dengan menyertai data-data yang kuat serta buku-buku acuan yang relevan atau yang ada hubungannya dengan apa yang di teliti.
Penelitian ini didukung referensi yang sesuai seperti buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
, karangan Hasan Alwi, ditambah beberapa buku pendukung lainnya
seperti Sintaksis, dan Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis, karangan M.Ramlan.
Sesuai dengan judul yang penulis bicarakan “Frase Adjektiva Bahasa Melayu
dialek Hamparan Perak”, tentunya tidak terlepas dengan apa yang disebut frase. Untuk
itu penulis akan menguraikan pengertian frase sebagai berikut: Bloomfield 1973:178, mengatakan, “A phrase form consist entirely of two or
more lesser free form is a pharse Sebuah frase yang yang mengandung dua kata atau lebih kecil dari bentuk bebas adalah frase’,
Ramlan 1981:121, mengatakan, “Frase adalah kesatuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi”.
Rina Melisa : Frase Adjektiva Bahasa Melayu Dialek Hamparan Perak, 2009 USU Repository © 2008
Tarigan 1984:50, mengatakan, “Frase adalah kesatuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri
klausa”. Keraf 1984:138, mengatakan, “Frase adalah satuan konstruksi yang terdiri dari
dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan”. Parera 1988:56, mengatakan, “Frase adalah suatu konstruksi yang dapat
dibentuk oleh dua kata atau lebih tetapi tidak mempunyai ciri konstruksi sebuah kalusa dan sering pula ia mengisi slof atau gatra dalam tingkat klausa”.
Dari beberapa pendapat sarjana di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan frase adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi. Yang dimaksud tidak melapaui batas fungsi adalah dalam kalimat sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, maupun keterangan.
2.2 Teori yang Digunakan