Komplikasi Infeksi Menular Seksual Pencegahan Infeksi Menular Seksual

Linda Chiuman : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA Wiyata Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual, 2009. Pada perempuan, konsekuensi infeksi menular seksual sangat serius dan kadang- kadang bersifat fatal misalnya kanker serviks, kehamilan ektopik dan sepsis. Konsekuensi juga terjadi pada bayi yang dikandung jika perempuan terinfeksi pada saat hamil bayi lahir mati, kebutaan Kesrepro, 2007. Gejala infeksi menular seksual bisa berupa gatal dan adanya sekret di sekitar alat kelamin, bejolan atau lecet di sekitar alat kelamin, bengkak di sekitar alat kelamin, buang air kecil yang lebih sering dari biasanya, demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh, kehilangan berat badan, diare, keringat malam, pada wanita bisa keluar darah di luar masa menstruasi, rasa panas seperti terbakar atau sakit saat buang air kecil, kemerahan di sekitar alat kelamin, rasa sakit di bawah perut pada wanita di luar masa menstruasi, dan bercak darah setelah berhubungan seksual Lestari, 2008; Murtiastutik, 2008. Menurut American Academy of Family Physician 2007, selain gejala-gejala diatas, juga dijumpai gejala berupa sakit tenggorokan pada orang yang melakukan hubungan seks secara oro-genital dan sakit di sekitar anus pada orang yang melakukan hubungan seks ano-genital. Diagnosa infeksi menular seksual dilakukan melalui proses anamnesa, diikuti pemeriksaan fisik dan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium Daili, 2007; Murtiastutik, 2008. Untuk menegakkan diagnosa infeksi menular seksual, diperlukan anamnesa yang akurat mengenai riwayat sosial dan seksual seseorang, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas, seperti penyalahgunaan obat-obatan Handsfield, 2001.

2.1.5. Komplikasi Infeksi Menular Seksual

Infeksi menular seksual yang tidak ditangani dapat menyebabkan kemandulan, merusak penglihatan, otak dan hati, menyebabkan kanker leher rahim, menular pada bayi, rentan terhadap HIV, dan beberapa infeksi menular seksual dapat menyebabkan kematian Dinkes Surabaya, 2009. Linda Chiuman : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA Wiyata Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual, 2009. Suatu studi epidemiologi menggambarkan bahwa pasien dengan infeksi menular seksual lebih rentan terhadap HIV. Infeksi menular seksual diimplikasikan sebagai faktor yang memfasilitasi penyebaran HIV WHO, 2004.

2.1.6. Pencegahan Infeksi Menular Seksual

Menurut WHO 2006, pencegahan infeksi menular seksual terdiri dari dua bagian, yakni pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer terdiri dari penerapan perilaku seksual yang aman dan penggunaan kondom. Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan dengan menyediakan pengobatan dan perawatan pada pasien yang sudah terinfeksi dengan infeksi menular seksual. Pencegahan sekunder bisa dicapai melalui promosi perilaku pencarian pengobatan untuk infeksi menular seksual, pengobatan yang cepat dan tepat pada pasien serta pemberian dukungan dan konseling tentang infeksi menular seksual dan HIV. Langkah terbaik untuk mencegah infeksi menular seksual Depkes RI, 2006 adalah menghindari kontak langsung dengan cara sebagai berikut: a. Menunda kegiatan seks bagi remaja abstinensia, b. Menghindari bergonta-ganti pasangan seksual, c. Memakai kondom dengan benar dan konsisten. Pencegahan termasuk pengenalan diagnosis yang cepat dan pengobatan yang efektif terhadap infeksi menular seksual, akan mengurangi kemungkinan komplikasi pada masing-masing individu dan mencegah infeksi baru di masyarakat Depkes RI, 2006; Dinkes Surabaya, 2009. Selain pencegahan di atas, pencegahan infeksi menular seksual juga dapat dilakukan dengan mencegah masuknya transfusi darah yang belum diperiksa kebersihannya dari mikroorganisme penyebab infeksi menular seksual, berhati-hati dalam menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan darah segar, mencegah pemakaian alat- alat yang tembus kulit jarum suntik, alat tindik yang tidak steril, dan menjaga Linda Chiuman : Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA Wiyata Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual, 2009. kebersihan alat reproduksi sehingga meminimalisir penularan ICA, 2009; Dinkes Surabaya, 2009.

2.1.7. Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual