Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Berpikir

12 kerja sama antar pegawai, kurangnya penghargaan terhadap pegawai yang memiliki kinerja yang baik, serta masih adanya sebagian pegawai yang menganggap bahwa pemberian insentif yang diterima oleh pegawai masih dirasakan kurang memadai jika dibandingkan dengan kinerja yang telah dicapai pegawai tersebut dalam bekerja. Lingkungan kerja yang kondusif sangat berperan dalam mendukung keberhasilan seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan diharapkan pimpinan. Kondisi lingkungan kerja di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan kurang memadai, seperti ruangan kerja yang tidak dilengkapi dengan air conditioner AC sehingga pegawai merasa gerah pada saat bekerja, terbatasnya jumlah komputer sehingga pegawai harus bergantian untuk menggunakannya, kurangnya dukungan pimpinan dan rekan kerja terhadap masalah-masalah yang muncul dalam pekerjaan. Berbagai hal yang terjadi di atas mengakibatkan menimbulkan keluhan-keluhan bagi pegawai dan pada akhirnya membuat pegawai tidak merasa puas dalam bekerja.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Sejauh mana pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan? 13

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pimpinan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja pegawai. 2. Sebagai menambah khasanah penelitian di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Ilmu Manajemen. 3. Sebagai menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti di bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. 4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang. 14

1.5. Kerangka Berpikir

Berhasil tidaknya suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Ungkapan yang menyatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Menurut Sofyandi dan Garniwa 2007 bahwa “Kepemimpinan adalah perilaku seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suau tujuan yang ingin dicapai bersama”. Selanjutnya Rivai 2004 menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi”. Seorang pemimpin dalam memimpin para bawahannya sangat perlu menggunakan sikap atau gaya kepemimpinan tertentu agar tujuan organisasi dapat tercapai. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu menentukan gaya kepemimpinan yang paling tepat sesuai dengan situasi atau keadaan di lingkungan kerjanya. Rivai 2004 menyatakan bahwa “Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin”. 15 House 1974 dalam Sofyandi dan Garniwa 2007 telah mengembangkan suatu model kepemimpinan Jalur-Tujuan yang meramalkan aktivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Teori Jalur-Tujuan memfokuskan bagaimana seorang pemimpin mempengauhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan. Menurut House 1974 dalam Sofyandi dan Garniwa 2007, Teori Jalur- Tujuan mengelompokkan gaya kepemimpinan atas 3 tiga tipe, yaitu : 1. Gaya Kepemimpinan Direktif directive leadership Pemimpin mengharapkan para bawahannya telah mengetahui secara jelas mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakannya, dan dalam suatu pengambilan keputusan pemimpin tidak mengharapkan partisipasi dari bawahan. 2. Gaya Kepemimpinan Suportif supportive leadership Pemimpin selalu bersedia menjelaskan, sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi bawahan. 3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif particivative leadership Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari bawahan tetapi masih membuat keputusan. Perilaku kepemimpinan akan tercermin dalam gaya kepemimpinannya yang muncul pada saat memimpin bawahannya. Dalam mempengaruhi kinerja bawahannya diperlukan gaya kepemimpinan yang efektif. 16 Menurut Kuswadi 2004 bahwa gaya kepemimpinan yang kurang pas atau kurang cocok dilaksanakan pimpinan kepada pegawainya, dapat menurunkan motivasi, kinerja dan akhirnya kepuasan kerja. Disamping itu, hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Menurut Rivai 2006, “Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam berkerja”. Robbins 2002 menyatakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seorang pegawai, yaitu : 1. Pekerjaan yang secara mentalitas memberi tantangan : pegawai cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka, tugas-tugas yang bervariasi, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan pegawai akan mengalami kesenangan dan kepuasan. 2. Pegawai menginginkan sistem penghargaan yang layak dan kebijakan promosi dibuat dengan cara yang adil dan wajar, tidak membingungkan dan sejalan dengan harapan mereka. 17 3. Pegawai menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik seperti: lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan minimum. 4. Pegawai akan menginginkan sesuatu dari pekerjaannya yang lebih dari pada sekedar uang dan prestasi. Bagi sebagian besar pegawai, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial seperti: rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung. Seseorang dengan tingkat kepuasan tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, jika tingkat kepuasan rendah maka pegawai akan bersikap negatif terhadap pekerjaannya. Hubungan kepuasan dan kinerja pada hakekatnya dapat diringkaskan dalam pernyataan “seorang pekerja yang bahagia adalah seorang pekerja yang produktif” Robbins, 2002. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa kepuasan kerja pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Kemampuan pegawai dalam mencapai tingkat kinerja yang tinggi sangat diperlukan untuk peningkatan kinerja organisasi yang efesien, efektif dan produktif. Menurut Mathis dan Jackson 2002 menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi pada organisasi antara lain, yaitu : 18 1. Jangka waktu output: mengacu pada penyelesaian tugas dalam waktu yang diperkenankan. 2. Kehadiran di tempat kerja: mengacu pada ketaatan jadwal kerja sebagaimana ditugaskan. 3. Sikap kooperatif: mengacu pada kerja sama dan komunikasi dengan supervisi dan rekan kerja serta bekerja sesuai dengan beban kerja yang diberikan. Peningkatan kinerja pegawai dapat dimulai dari peningkatan kinerja individu dan selanjutnya kinerja organisasi akan meningkat dengan sendirinya. Kinerja individu merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, sedangkan kinerja organisasi adalah tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu Mathis dan Jackson, 2002. Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama Gaya Kepemimpinan Kepuasaan Kerja Kinerja Pegawai 19 Gambar 1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua