Analisis Laporan Keuangan Guna Menilai Kinerja Pada PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA PADA PT. HOTEL INDONESIA NATOUR (UNIT: DHARMA DELI MEDAN)

OLEH :

NAMA : DILA ANGGRAINI PUTRI

NIM : 060503135

JURUSAN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Guna Menilai Kinerja Pada PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,

Dila Anggraini Putri NIM: 060503135


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Guna Menilai Kinerja Pada PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan)”ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak. selaku dosen penguji I dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan arahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Ayah saya, Drs. Jabrianul Hasibuan, dan ibu saya, Sasmita Tanjung, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi, dan doanya kepada saya.

Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2010 Penulis,

Dila Anggraini Putri NIM: 060503135


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) dengan menggunakan alat ukur rasio keuangan. Adapun beberapa kelompok rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Konsep ini membukt ikan bahwa perusahaan dengan laba yang tinggi belum tentu menunjukkan kinerja manajemen dan keuangan yang baik.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) berupa wawancara. Dan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2006-2008. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik analisis kuantitatif dan merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) terungkap bahwa pihak manajemen berhasil mengelola likuiditas keuangan perusahaan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rasio lancar, quick ratio dan cash ratio yang cukup baik. Namun dalam hal pengelolaan solvabilitas, perusahaan belum terlihat begitu memadai, karena lebih besarnya jumlah kewajiban dibandingkan jumlah ekuitas. Dan dari segi profitabilitas dan aktivitas juga sudah cukup memadai. Karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba cukup baik dan pemanfaat sumber daya juga sudah cukup efisien. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan sangat cocok digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yang ditinjau dari segi manajemen.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research was to know the financial performance of PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) by using financial ratio. Some financial ratio that be used was liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and activity ratio. This concept proved that companies with high profit may not have good financial and management performance.

The data used are primary data that taken directly from PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) by interviewing and observation. And secondary data with financial statement during the period 2006-2008. Kind f research is descriptive with quantitative analysis technique and is a replication of previous research.

Based on research result, PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) reveiled that the company’s management succed to create good financial liquidity. It’s shown by the good value of current ratio, quick ratio and cash ratio. But the management cant reach good value in solvability aspect, because total liabilities has bigger value than total equity. Although in profitability and activity aspect, the companies looks has take a good achieving. Because a good ability to earned profit and efficiency in using sources. Results of this research can be concluded that financial ratio is very good to apply in the company.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan ... 6

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 6

2. Tujuan Laporan Keuangan ... 7

3. Manfaat Laporan Keuangan ... 8


(8)

C. Laporan Bentuk Awam (Common Size) ... 12

1. Laba/Rugi Bentuk Common Size ... 14

2. Neraca Bentuk Common Size ... 14

3. Laporan Arus Kas Bentuk Common Size ... 15

D. Analisis Horizontal ... 15

E. Analisis Vertikal ... 16

F. Analisis Rasio ... 17

1. Rasio Likuiditas ... 20

2. Rasio Leverage ... 22

3. Rasio Proftabilitas ... 24

4. Rasio Aktivitas ... 27

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30

H. Kerangka Konseptual ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 34

C. Teknik Pengumpulan Data ... 35

D. Teknik Analisis Data ... 35

E. Jadwal Penelitian ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 37

1. Sebelum Penggabungan ... 37


(9)

B. Analisis Horizontal. Vertikal dan Rasio ... 44

1. Analisis Horizontal ... 45

2. Analisis Vertikal ... 53

3. Analisis Rasio ... 57

C. Analisis Hasil Penelitian ... 30

1. Analisis Horizontal ... 61

2. Analisis Vertikal ... 64

3. Analisis Rasio ... 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... 77


(10)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Analisis Horizontal Neraca PT. Hotel Indonesia Natour 2006-2007 45 Tabel 4.2 Analisis Horizontal Neraca PT. Hotel Indonesia Natour 2007-2008 47 Tabel 4.3 Analisis Horizontal Laporan Laba Rugi PT. Hotel Indonesia Natour 2006-2007 ... 49

Tabel 4.4 Analisis Horizontal Laporan Laba Rugi PT. Hotel Indonesia Natour 2007-2008 ... 51

Tabel 4.5 Analisis Vertikal Neraca PT. Hotel Indonesia Natour 2006-2008 . 53 Tabel 4.6 Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi PT. Hotel Indonesia Natour 2006-2008 ... 55

Tabel 4.7 Current Ratio ... 57

Tabel 4.8 Quick Ratio ... 57

Tabel 4.9 Cash Ratio ... 57

Tabel 4.10 Debt to Total Asset Ratio ... 58

Tabel 4.11 Debt to Equity Ratio ... 58

Tabel 4.12 Net Profit Margin ... 59

Tabel 4.13 Basic Earning Power ... 59

Tabel 4.14 Return on Assets ... 59

Tabel 4.15 Return on Equity ... 59


(11)

Tabel 4.17 Average Colletion Period ... 60 Tabel 4.18 Fixed Assets Turnover ... 60 Tabel 4.19 Total Assets Turnover ... 61


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman


(14)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) dengan menggunakan alat ukur rasio keuangan. Adapun beberapa kelompok rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Konsep ini membukt ikan bahwa perusahaan dengan laba yang tinggi belum tentu menunjukkan kinerja manajemen dan keuangan yang baik.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) berupa wawancara. Dan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2006-2008. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik analisis kuantitatif dan merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) terungkap bahwa pihak manajemen berhasil mengelola likuiditas keuangan perusahaan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rasio lancar, quick ratio dan cash ratio yang cukup baik. Namun dalam hal pengelolaan solvabilitas, perusahaan belum terlihat begitu memadai, karena lebih besarnya jumlah kewajiban dibandingkan jumlah ekuitas. Dan dari segi profitabilitas dan aktivitas juga sudah cukup memadai. Karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba cukup baik dan pemanfaat sumber daya juga sudah cukup efisien. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan sangat cocok digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yang ditinjau dari segi manajemen.


(15)

ABSTRACT

The purpose of this research was to know the financial performance of PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) by using financial ratio. Some financial ratio that be used was liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and activity ratio. This concept proved that companies with high profit may not have good financial and management performance.

The data used are primary data that taken directly from PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) by interviewing and observation. And secondary data with financial statement during the period 2006-2008. Kind f research is descriptive with quantitative analysis technique and is a replication of previous research.

Based on research result, PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) reveiled that the company’s management succed to create good financial liquidity. It’s shown by the good value of current ratio, quick ratio and cash ratio. But the management cant reach good value in solvability aspect, because total liabilities has bigger value than total equity. Although in profitability and activity aspect, the companies looks has take a good achieving. Because a good ability to earned profit and efficiency in using sources. Results of this research can be concluded that financial ratio is very good to apply in the company.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang keuangan merupakan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar dibidang keuangan, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat, belum lagi kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tiba – tiba mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan bisa tumbuh dan berkembang perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka diperlukan suatu analisis yang tepat.

Media yang dapat dipakai unuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya sehingga dapat digunakan untuk membantu para pemakai didalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Laporan keuangan digunakan oleh manajer untuk meningkatkan kinerja, oleh kreditor untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman dan oleh pemegang saham untuk meramalkan laba, dividen dan harga saham.


(17)

Untuk menilai kinerja perusahaan diperlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan data keuangan satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam–macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri–sendiri yang tidak berbentuk rasio

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang, dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki para pengusaha, dimana rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk kewajiban finasialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan laba dapat tercapai dengan memadai.

Analisis laporan keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa standar internal yang ditetapkan oleh manajemen, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka keuangan dengan angka-angka masa sebelumnya, pembandingan dengan perusahaan atau industri sejenis. Tanpa perbandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja suatu perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan.


(18)

Perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah Hotel Inna Dharma Deli Medan. Hotel Inna Dharma Deli Medan adalah salah satu unit hotel dari PT. Natour (National Hotels and Tourism Corp. Ltd) yang merupakan Persero Pemerintah dibawah lingkungan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia, yang bergerak dalam bidang Jasa Perhotelan dan Restoran.

Dalam laporan keuangannya beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008, penulis melihat adanya peningkatan jumlah Hutang Lancar yang cukup signifikan. Dimana pada tahun 2006 jumlah Hutang Lancar adalah Rp 771.600.633. Kemudian pada tahun 2007 jumlah Hutang Lancar meningkat menjadi Rp 805.290.271. Lalu di tahun 2008 terjadi peningkatan Hutang Lancar yang cukup signifikan menjadi Rp 1.355.912.853. Dari hasil pengamatan ini maka penulis tertarik untuk mengukur kinerja keuangan Hotel Dharma Deli.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Guna Menilai Kinerja pada PT. Hotel Indonesia Natour (Unit : Inna Dharma Deli Medan )”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, berikut masalah yang dapat dirumuskan oleh penulis.

1. Bagaimana pelaksanaan analisis laporan keuangan pada PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan).


(19)

2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan) selama tahun 2006, 2007, dan 2008 jika diukur dengan rasio keuangan.

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis.

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis laporan keuangan pada PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan).

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan) selama tahun 2006, 2007, dan 2008 jika diukur dengan rasio keuangan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang ilmu ekonomi, terutama dibidang analisis kinerja keuangan perusahaan melalui pendekatan rasio keuangan serta bagaimana penggunaannya.

2. Bagi Perusahaan, dengan adanya penelitian ini akan membantu perusahaan untuk memahami bagaimana mengevaluasi kinerja keuangannya sehingga bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan kemajuan perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi,


(20)

yang berkaitan baik yang bersifat lanjutan, melengkapi ataupun menyempurnakan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Akuntansi merupakan suatu proses pengumpulan, pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, penganalisaan dan interpretasi data keuangan. Menurut Munawir (2002:5), “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan ringkasan daripada peristiwa–peristiwa dan kejadian–kejadian yang setidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat–tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal–hal yang timbul daripadanya”.

Proses akuntansi merupakan suatu proses pengumpulan data keuangan perusahaan. Dalam proses akuntansi tersebut diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi di dalam perusahaan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang relevan dan saling berhubungan satu sama lain dan mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan atas perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi


(22)

keuangan dan hasil–hasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang mana dapat menggambarkan performa atau kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2002:2)

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya sebagai arus kas atau sebagai laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Menurut Siegel dalam Kurdi (1999:185) menjelaskan bahwa “Laporan keuangan yang diperlukan adalah neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan. Ketiganya dapat digabungkan dengan laporan pelengkap untuk melukiskan status keuangan atau kinerja organisasi”. Sementara Munawir (2002:2) menyatakan bahwa “Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Berikut tujuan laporan keuangan yang dikemukakan oleh Mamduh (2004:79).

a. Menyajikan informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.


(23)

b. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan.

c. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih perusahaan,

d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi utang dan modal saham.

e. Memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang atau dengan kata lain memberikan informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya.

f. Memberikan informasi mengenai aliran kas perusahaan, bagaimana perusahaan menerima kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk dividen yang dibayarkan dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan.

3. Manfaat Laporan Keuangan

Berdasarkan pihak penggunanya, ada dua manfaat laporan keuangan, yaitu manfaat internal dan eksternal.

a. Manfaat internal dari hasil interpretasi laporan keuangan dapat berupa tingkat kesehatan keuangan perusahaan untuk pemilik perusahaan, kondisi kesehatan keuangan perusahaan dibandingkan perusahaan pesaing, efektivitas manajemen dalam pengoperasian dan lain sebagainya.

b. Manfaat eksternal dari hasil interpretasi laporan keuangan misalnya bagi investor, untuk membantu pengambilan keputusan untuk menanamkan atau menarik modalnya pada perusahaan, sedangkan bagi kreditur untuk membantu dalam


(24)

pengambilan keputusan dalam hal pemberian pinjaman pada perusahaan.

B. Kinerja Keuangan Perusahaan

Salah satu faktor yang penting yang dapat menjamin keberhasilan implementasi strategi perusahaan adalah pengukuran kinerja untuk diperbandingkan dengan perusahaan lainnya. Pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas–aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan–pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan.

Berikut rinsip–prinsip pengukuran kinerja yang dikemukakan oleh Supriyono (1999:420).

1. Konsisten dengan tujuan perusahaan

2. Memiliki adaptibilitas pada kebutuhan bisnis 3. Dapat mengukur aktivitas–aktivitas signifikan 4. Mudah diaplikasikan

5. Memiliki akseptabilitas dari atas ke bawah 6. Berbiaya efektif

7. Tersaji tepat waktu

Kinerja keuangan adalah sampai sejauh mana prestasi peningkatan posisi kesehatan atau performa dari nilai perusahaan yang diukur melalui laporan keuangan baik melalui neraca, maupun laporan laba rugi yang dibutuhkan oleh pihak–pihak tertentu.

Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Dua aspek yang sering


(25)

digunakan dalam menilai kinerja adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output, sedangkan efektivitas mencerminkan hubungan output pada suatu tujuan tertentu.

Pengukuran kinerja merupakan kunci penting dalam infrastruktur oeganisasi. Istilah tersebut mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktek yang mengkoordinasi tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh siklus manajemen. Manajemen menggunakan sistem pengukuran sebagai mekanisme untuk mengimplementasikan strategi.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang yang diambil dan tujuan analisis. Tujuan umum penilaian kinerja perusahaan adalah untuk mengevaluasi perubahan–perubahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Secara umum tujuan suatu perusahaan dalam mengadakan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kontribusi masing–masing divisi atau perusahaan secara keseluruhan atau atas kontribusi masing–masing subdivisi dari suatu divisi (evaluasi ekonomi atau evaluasi segmen).

2. Memberikan daftar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing–masing manajer divisi (evaluasi manajerial).

3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasikan divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi).


(26)

Menurut Tugiman (1999;1) terdapat empat cara penilaian kinerja, yaitu:

1. Balance Scorecard

2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000

3. Malcolm Baldridge National Quality Award

4. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN SK Menteri Keuangan

1. Balanced Scorecard

Balanced scorecard merupakan contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan.

Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard), dan (2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa depan. Melalui skor, skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa depan dibandingkan dengan hasil kerja sesungguhnya. Hasil ini digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek, keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.

Balanced scorecard memperluas ukuran kinerja kedalam empat perpektif: keuangan, customer, proses bisnis intern, pembelajaran dan pertumbuhan.


(27)

2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000

Mutu adalah istilah yang biasanya dikaitkan dengan hrga, merek dagang atau identik dengan kemewahan. Namun menurut standar ISO 8402, mutu diartikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa. Dari standar ISO 8402 yang mempengaruhi persepsi organisasi terhadap mutu, antara lain sesuai dengan kebutuhan, harga, waktu penyerahan produk dan kemudahan pemilihan.

3. Malcolm Baldridge National Quality Award (MBNQA)

MBNQA merupakan criteria pengukuran kinerja perusahaan secara menyeluruh yang mencakup seluruh fungsi manajemen, aspek-aspek pendekatan, penyebarluasan, dan hasil-hasil usaha, memperbandingka n pencapaian kinerja internal perusahaan dari waktu ke waktu dengan perusahaan terbaik dibidangnya.

Kriteria ini sangat berguna untuk melakukan peniaian dari perusahaan sendiri dan pelatihan, serta merupakan alat untuk mengambangkan kinerja dan proses bisnis.

4. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN SK Menteri Keuangan

Tujuan dari penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara adalah untuk meningkatkan daya efisiensi dan daya saing.

C. Laporan Bentuk Awam (Common Size)

Teknik menganalisis diluar analisis komparatif dapat juga dilakukan melalui teknik common size statement. Teknik ini menggunakan pola


(28)

penyederhanaan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan atau bisa juga disebut “pengawaman” laporan keuangan. Proses ini juga memerlukan angka dasar yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan angka konversi. Tanpa mengabaikan angka lain, biasanya untuk neraca dipakai total aktiva atau total uang dan modal sebagai dasar dengan angka 100% berarti pos-pos aktiva akan dipersentasikan ke angka total aktiva tadi dan pos-pos utang dan modal akan dipersentasikan ke total uang dan modal itu. dengan demikian, neraca akan menjadi angka-angka awam dalam bentuk persentase ke total aktiva.

Sama halnya dengan laporan laba/rugi. Tanpa meremehkan angka pos lain biasanya yang menjadi pos dasar adalah Penjualan. Angka penjualan dianggap 100% sehingga komponen pos laba/rugi di bawahnya dikaitkan dengan angka penjualan dikonversikan ke angka persentasi. Sehingga semua pos laba/rugi dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan penjualan.

Angka-angka laporan keuangan dalam bentuk awam atau persentasi ini tentu bisa juga dibandingkan baik secara periodik dengan perusahaan lain, maupun dengan industrial norm jika ada.

Analisis common size ini dilakukan untuk melihat struktur keuangan baik dari daftar Neraca, Laba/Rugi, atau Arus Kas. Untuk melihat struktur keuangan ini maka laporan keuangan dikonversikan ke bentuk persentase dengan mengaitkannya dengan pos penting. Pos penting itu misalnya Penjualan untuk Laba/Rugi, pos Total Aktiva untuk Neraca.


(29)

1.Laba/Rugi Bentuk Common Size

Struktur laba/rugi dapat menunjukkan persentase pos tertentu dari pos utama. Misalnya persentase laba bersih dari penjualan, persentase laba kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya. Dengan melihat persentase ini kita dapat mengetahui struktur laba/rugi perusahaan dan juga bisa dibandingkan dengan struktur perusahaan lain yang sejenis atau rasio rata-rata industri.

Dari laporan bentuk awam ini, pembaca dapat lebih terfokus menganalisis struktur laba/rugi perusahaan tahun demi tahun serta melihat perkembangannya dan juga arah kecenderungannya. Dalam bentuk lain, laporan bentuk awam ini dapat juga dibandingkan dengan perusahaan lain atau rasio rata-rata industri.

2.Neraca Bentuk Common Size

Struktur Neraca dapat melihat persentase pos tertentu dengan pos utama lainnya misalnya persentase aktiva lancar dengan total aktiva, aktiva tetap, aktiva lain, utang lancar, utang jangka panjang, modal, dan sebagainya.

Struktur Neraca atau posisi keuangan ini dapat juga dilihat dengan membandingkannya dengan struktur neraca rata-rata industri. Dari perbandingan ini kita bisa melihat posisi struktur keuangan neraca perusahaan dibandingkan dengan rata-rata struktur keuangan neraca perusahaan lain.


(30)

3.Laporan arus Kas Bentuk Common Size

Struktur arus kas bisa menggambarkan dari dana dan ke mana kas dimanfaatkan selama satu periode tertentu. Biasanya dengan mengelompokkan dalam kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan.

Bentuk awam (common size) dari Kas ini masih jarang dibaca dalam literatur namun sebenarnya bsa kita buat juga dengan menentukan pos yang dianggap penting sebagai dasar perbandingan. Misalnya bisa digunakan arus kas dari kegiatan operasi sebagai basis yang didenominasi menjadi 100%, sehingga arus kas lainnya diukur dari basis ini.

Dalam laporan awam seperti ini kita bisa melihat kaitan arus kas kelompok lain dibandingkan dengan arus kas dari kegiatan operasi biasa. Sebagaimana bentuk laporan lain, laporan ini bisa juga dibandingkan dengan rata-rata industri maupun industri yang berhasil lainnya.

D. Analisis Horizontal

Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan–perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto, dan kas perusahaan. Dari analisis–analisis perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan dana perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya.


(31)

Menurut Weygant-Kieso (2001:1419) “Horizontal analysis indicates the proportionate change over of a period of time. It is expecially usefull in evaluating a trend situation, because absolute change are often deceiving”. Analisis horizontal dapat dilakukan untuk neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas.

E. Analisis Vertikal

Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan antara masing–masing pos dalam laporan keuangan periode berjalan dengan jumlah total pada laporan keuangan yang sama sehingga dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu.

Menurut Weygant-Kieso (2001:1419) “Vertical analysis is the proportional expression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”. Teknik analisis ini dilakukan dengan penyederhanaan angka–angka yang terdapat di dalam laporan keuangan, kemudian dilakukan perbandingan pos–pos yang terdapat dalam satu laporan keuangan terhadap suatu pos tertentu yang tertentu yang terdapat dalam laporan keuangan itu sendiri. Pos–pos yang digunakan sebagai dasar perbandingan disebut base amount. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, biasanya yang menjadi base amount adalah total aktiva atau total kewajiban dan ekuitas. Sedangkan dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, biasanya yang menjadi base amount adalah total pendapatan atau penjualan.


(32)

F. Analisis Rasio

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan sebagainya.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhaan ini kia dapat menilai secara cepat hubungan antar pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio – rasio yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan atau jasa. Oleh karenanya, di dalam laporan mengenai average industry ratio di Amerika perusahaan yang menerbitkannya membagi-bagi rasio menurut sub-sub industri yang lebih rinci.

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Berikut adalah beberapa keunggulan tersebut.

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.


(33)

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

5. Menstandarisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa datang.

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa keterbatasan analisis rasio.

1. Kesulitan dalam memilih rasio yan tepat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti:

a. bahan perhitungan rasio atau lapran keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjetif;

b. nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar;

c. klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio; d. metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa


(34)

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang paling umum digunakan dalam analisis laporan keuangan. Menurut Djarwanto (2001:123), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur–unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”.

Menurut Bambang Riyanto (2001:253), “Rasio itu hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial”.

Rasio–rasio penting bagi analis eksternal yang menilai suatu perusahaan dari laporan–laporan keuangan perusahaan yang diumumkan. Adapun penilaian yang dilakukan meliputi persoalan likuiditas, leverage, profitabilitas, efektivitas dari majanemen dan prospek perusahaan di masa depan. Selain itu rasio–rasio tersebut juga berguna bagi para analis intern untuk membantu manajemen melakukan evaluasi mengenai hasil operasinya, memperbaiki kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.


(35)

Berikut adalah bentuk–bentuk rasio keuangan:

1.Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Anaroga (2001:79), “Likuiditas bisa juga berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas”. Likuiditas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa indikator rasio seperti current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

a. Current Ratio

Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva lancar merupakan kas dan aktiva lain yang secara wajar dapat direalisasi sebagai kas atau dijual/digunakan selama satu tahun (dalam siklus operasi normal perusahaan).

Current assets Current ratio

Current liabilities =

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan uang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam persentasi.apabila rasi ini 1:1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih


(36)

aman adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar.

b. Quick Ratio

Current assets Inventory Quick ratio

Current liabilities − =

Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diluangkan dibanding dengan aset lain. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi quick ratio lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Quick ratio yang dianggap baik adalah satu.

c. Cash Ratio

Cash + Marketable securities Cash ratio =

Current liabilities

Cash ratio adalah alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang yang dapat ditunjukkan


(37)

dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas. Semakin besar rasio ini semakin tinggi tingkat likuiditasnya.

2. Rasio Leverage

Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham, sehingga seluruh sisi kanan dari neraca memperlihatkan struktur keuangan. Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdur dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan

Pemilihan struktur keuangan merupakan masalah yang menyangkut komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Leverage suatu perusahaan menunjukkan keseimbangan penggunaan sumber pembelanjaan dari kewajiban dan dari modal sendiri (keseimbangan struktur permodalan perusahaan). Leverage digunakan untuk mengetahui besarnya penggunaan hutang dalam struktur modal oleh perusahaan. Rasio leverage dapat dibedakan diantaranya atas debt ratio (debt to total asset ratio), debt to equity ratio, dan time interest earned ratio.


(38)

a. Debt Ratio (Debt to Total Assets Ratio)

Debt to total asset ratio menunjukkan hubungan antara jumlah hutang dengan jumlah aktiva, atau seberapa jauh aktiva dibiayai oleh hutang.

assets Total

debt Total Ratio

Debt =

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar rasio keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.

equity Total

debt Total DER=

Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan modal (equity) dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi semua kewajibannya. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah


(39)

utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar.

c. Time Interest Earned Ratio (TIE)

Time interest earned ratio mengambarkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba sebelum dipotong pajak dan beban bunga dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman.

Earning Before Interest and Taxes TIE

Interest Charge =

Rasio ini disebut juga penutupan (coverage ratio), mengukur pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Pada umumnya, laba dipandang cukup untuk melindungi kreditur bila rasio ini dua kali lipat. Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan menutupi utang-utangnya. Perusahaan yang sehat mestinya memperoleh laba yang jauh melebihi kewajiban pembayaran atau pelunasan utang.

3. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang diindikasikan melalui besarnya laba


(40)

(earning) yang diperoleh perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio, yaitu rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan hubungannya dengan investasi.

Jika ditinjau berdasarkan hubungannya antara laba dengan penjualan, rasio profitabilitas dibedakan atas Gross Profit Margin, Net Profit Margin dan Basic Earning Power. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan hubungan antara laba dengan investasi, rasio profitabilitas dibedakan atas Return on Equity dan Return on Assets.

a. Gross Profit Margin

Sales Cost of good sold Gross profit margin

Sales

=

Gross Profit Margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

b. Profit Margin on Sales

Net income Profit margin on sales

Sales =

Profit Margin On Sale mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Angka ini menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar


(41)

rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

c. Basic Earning Power

Assets Total

Taxes and Interest Before

Earning Power

Earning

Basic =

Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak disbanding dengan total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik.

d. Return on Assets

Net income Return on assets

Total assets =

Return on Assets menunjukkan seberapa besar laba bersih diperoleh oleh perusahaan bila diukur dari nilai akiva. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. ROA sering disamakan dengan ROI (Return on Investment). Semakin tinggi hasilnya maka semakin efektif dalam mengelola asetnya.


(42)

e. Return on Equity

Net income Return on equity

Net worth =

Return on Equity memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Semakin besar rasio ini semakin baik.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang dan lainnya). Dengan kata lain, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Rasio aktivitas dibagi atas beberapa rasio antara lain Inventory Turnover, Average Collection Period, Working Capital Turnover, Fixed Assets Turnover dan Total Assets Turnover.

a. Inventory Turnover

Inventory Average

Sold Good of Cost Turnover


(43)

Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode atau mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

Average Inventory dapat dicari dengan cara menjumlahkan persediaan awal dan persediaan akhir kemudian dibagi dua. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan baik.

b. Average Collection Period

/ Receivable Average collection period

Sales Day =

Average Collection Period menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan hutang perusahaan, rata – rata jangka waktu penagihan adalah rata – rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan.

Karena sering sulit mendapatkan data penjualan kredit maka digunakan total penjualan. Satu tahun diasumsikan 360 hari atau 365 hari., kedua angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan.


(44)

Batas maksimum rata – rata penagihan adalah 60 hari. Semakin pendek periode pengihan maka semakin baik.

c. Working Capital Turnover

Capital Working

Net

Sales Turnover

Capital

Working =

Working Caiptal Turnover mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Modal kerja bersih adalah aktiva lancer dikurangi hutang lancar. Semakin besar rasio ini, maka menunjukkan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif.

d. Fixed Assets Turnover

Assets Fixed

Net

Sales Turnover

Assets

Fixed =

Fixed Assets Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Semakin tinggi rasio ini maka


(45)

semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan dalam penjualan adalah tinggi.

e. Total Assets Turnover

Assets Total

Sales Turnover

Assets

Total =

Total Assets Turnover menunjukkan berapa lama perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilka oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan penelitian terdahulu ini akan disajikan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan penelitian-penelitian yang dilakukan penulis. Menurut Latief (2007:25), tinjauan penelitian terdahulu menyajikan nama peneliti dan tahunnya, masalah atau variabel yang diteliti, metode yang digunakan serta hasil penelitiannya. Adapun penelitian terdahulu penulis terangkum dalam tabel berikut ini:


(46)

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Hasil Penelitian

1. Defi Febrian (2008) Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Alas Kaki dari Tahun 2005-2007

Analisis laporan keuangan dilaksanakan dengan menggunakan analisis rasio yang meliputi analisis likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktifitas. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode analisis horizontal. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis keuangan sangat membantu manajemen dalam menilai kinerja perusahaan. Dimana perusahaan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat memilih alternatif keputusan yang tepat.

2. Melyana (2006)

Tinjauan Atas Analisis Rasio Laporan Keuangan pada PT. Mitra Satwa Pratama Medan

Hasil analisis rasio laporan keuangan pada PT. Mitra Satwa Pratama dinilai masih kurang memadai untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi pihak– pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Namun kinerja manajemen memperlihatkan hasil yang cukup baik dalam hal mengendalikan biaya operasional. 3. Ferdinand

Pardiangan (2005)

Analisis Rasio Keuangan pada PT. Tolan Tiga Indonesia

Medan dan Pengaruhnya

Terhadap Pengambilan Keputusan

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa perusahaan telah melakukan analisis rasio keuangan, namun perusahaan tidak melampirkan hasil analisis tersebut pada laporan keuangannya. Perusahaan telah menggunakan rasio keuangan untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Adapun keputusan yang diambil perusahaan berkaitan dengan peminjaman dana kepada bank dalam bentuk kredit jangka panjang.


(47)

Penelitian terdahulu diatas merupakan penelitian yang dijadikan bahan referensi bagi peneliti saat ini. Dari ketiga penelitian tersebut, peneliti lebih mengacu pada penelitian Melyana (2006), yang menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur kinerja dan tolak ukur dalam pengambilan keputusan di PT. Mitra Satwa Pratama Medan. Sebagai tambahannya peneliti juga turut mengikutsertakan analisis vertical dan analisis horizontal sebagai alat pengukur kinerja pada perusahaan yang ditelitinya yakni PT. Hotel Indonesia Natour (Unit: Inna Dharma Deli Medan). Penambahan ini ditujukan untuk lebih mengetahui bagaimana kinerja keuangan di perusahaan tersebut, sehingga nantinya dapat bermanfaat dalam menilai kinerja keuangan di perusahaan tersebut. Penggunaan beberapa alat ukur tersebut juga ditujukan untuk membandingkan bagaimana fungsi dari ketiga alat ukur tersebut sehingga dapat diketahui alat ukur yang lebih baik, sedangkan dua penelitian lainnya turut dijadikan referensi untuk mengetahui bagaimana hubungan antara analisis rasio keuangan dengan pengukuran kinerja perusahaan.

H. Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Berdasarkan judul penelitian diatas, maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:


(48)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Kinerja keuangan perusahaan perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti perlu menganalisis laporan keuangan PT. Hotel Indonesia Natour (Unit: Inna Dharma Deli Medan) dengan menggunakan pendekatan analisis rasio, analisis horizontal dan analisis vertikal, dimana nantinya melalui pengukuran ini diharapkan akan menghasilkan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan sehingga kinerja tersebut dapat diukur dan dievaluasi, dimana dari hasil pengukuran tersebut dapat diperoleh informasi keuangan yang nantinya akan sangat dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan di PT. Hotel Indonesia Natour (Unit: Inna Dharma Deli Medan) dalam rangka mencapai tujuan perusahaan tersebut.

PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan)

Laporan Keuangan Perusahaan

Analisis Horizontal

Analisis Rasio

Analisis Vertikal

Kinerja Keuangan Perusahaan


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis ialah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian terhadap fenomena atau populasi yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasi, industri atau perspektif yang lain. Menurut Erlina (2007:22), “Studi deskriptif membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subjek yang diteliti, mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu, dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya”.

B. Jenis Data

Data yang digunakan oleh penulis terdiri dari:

1. Data primer, berupa data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang dalam hal ini adalah PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan), baik melalui teknik wawancara maupun observasi yang memerlukan pengolahan lebih lanjut.

2. Data sekunder, berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data olahan perusahaan itu sendiri, misalnya:


(50)

a. Sejarah singkat berdirinya perusahaan b. Struktur organisasi perusahaan

c. Laporan keuangan perusahaan

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik Penelitian Lapangan (Field Research). Dalam metode ini, penulis memperoleh data primer dengan mengadakan penelitian langsung ke PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan). Data–data diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang berlangsung di perusahaan yang berhubungan dengan penelitian. b. Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung dengan pihak yang

berwenang dalam perusahaan.

D. Teknik Analisis Data

Dalam hal penganalisaan data yang telah dikumpulkan untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode pengolahan data sebagai berikut:

1. Metode analisis deskriptif—studi kasus yaitu dengan memecahkan kasus dengan menggunakan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan pada PT. Hotel Indonesia Natour (unit : Inna Dharma Deli Medan) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Dalam hal ini peneliti


(51)

mengumpulkan data, menyusun, mengelompokkan, menganalisis, dan kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya bagaimana kinerja keuangan perusahaan.

2. Metode komparatif menurut Soehardi (2001:139) yaitu “Suatu penelitian dengan variabel lebih dari satu yang tidak dimanipulasi untuk dilakukan suatu eksplorasi agar dapat dibandingkan satu sama lain sehingga dapat dicari penyebab dan perbedaannya”.

E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2010, yang dilakukan di PT. Hotel Indonesia Natour (Unit: Inna Dharma Deli Medan), Jl. Balaikota no. 2 Medan.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Maret

2010

April 2010

Mei 2010

Juni 2010

Juli 2010

Agst 2010

Pengajuan Proposal Bimbingan dan Perbaikan

Proposal

Seminar Proposal Penulisan Skripsi Bimbingan Skripsi Penyelesaian dan Ujian

Skripsi


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Hotel Dharma Deli adalah salah satu Unit Hotel dari P.T Natour (National Hotels and Tourism Corp Ltd) yang merupakan Persero Pemerintah dibawah lingkungan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia, yang bergerak dalam bidang Jasa Perhotelan dan restaurant.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (P.P) Nomor : 4 Tahun 1973 diberikan dalam lembaran Negara Republik Indonesia pada tahun 1703 Nomor : 6, Ex unit Hotel Wisma Deli dan Ex unit Hotel Dharma Bakti kemudian kedua unit ini digabungkan menjadi 1 (satu) unit, yaitu Unit Hotel Dharma Deli, dimasukkan/disertakan oleh Pemerintah, sebagai Modal Negara Republik Indonesia pada P.T Natour (Natour Ltd).

1. Sebelum Penggabungan

Hotel Dharma Deli sebelum penggabungan terdiri dari 2 (dua) unit yang masing-masing merupakan Unit-Unit P.T Natour, yang terpisah pengelolaannya, yaitu Ex Hotel Wisma Delia dan Ex Hotel Dharma Bhakti.

Hotel Wisma Deli didirikan dan kemudian diresmikan pada tahun 1965, dimana pada waktu itu tunduk dibawah lingkungan Departemen Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata yang kemudian


(53)

pada tahun 1973 Departemen Perhubungan c.q Direktorat Jenderal Pariwisata, berdasakan P.P. Nomor : 4 Tahun 1973 disertakan/diikut sertakan sebagai modal negara pada P.T Natour (Natour Ltd) dan menjadi salah satu Unit Usaha.

Hotel Wisma Deli yang pada mulanya merupakan tempat akomodasi yang fungsinya adalah semacam Mess dengan Restaurant, Bar namun melihat perkembangan baik ekonomi maupun tingkat kebutuhan akan fasilitas akomodasi, secara bertahap Hotel Wisma Deli dapat memperluas operasionalnya.

Dimana pada masa tersebut, Hotel Wisma Deli ini keseluruhan pembangunan yang dilaksanakan adalah dengan bantuan kredit dari Pihak Bank Pembangunan Indonesia.

Dari sejak berdirinya unit ini, pengelolaannya dipercayakan kepada Saudara Zein Badrun dengan dibantu dengan para Staf dan Karyawan dengan jumlah sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) orang, pada tahun 1965.Sampai dengan jumlah karyawan sebanyak 70 (tujuh puluh) orang pada Tahun 1975, sesuai dengan perluasan yang dilaksanakan.Secara bertahap tingkat pendidikan Karyawan khusus pada bidang perhotelan telah dilaksanakan baik pendidikan/kursus yang dilaksanakan secara lokal maupun dengan mengirim beberapa orang untuk mengikuti Job Training di Hotel Indonesia Jakarta dan Hotel lainnya, serta pendidikan Akademis pada National Hotel Institut (N.H.I) di Bandung.


(54)

Hotel Dharma Bhakti sebelumnya adalah milik Perusahaan Belanda dengan nama N.V.Hotel Mijn De Boer didirikan dan dioperasikan pada tahun 1878.Hotel ini pada masa “ Tempo Doloe “ pernah mengalami zaman keemasan sebagai Hotel yang paling baik, yang merupakan akomodasi bagi para Tuan kebun, Pembesar-pembesar Pemerintah Belanda, Pembesar-pembesar Deli Spoorweg Maatschappjii pada zaman sebelumnya.

Keresidenan Sumatra Timur waktu itu sangat terkenal dengan pekebunan besar, baik perkebunan Karet, Kelapa Sawit, Teh dan yang paling uama adalah perkebunan Tembakau dengan julukan yang sangat terkenal adalah “ Tembakau Deli “ dimana pengelolaan perkebunan tersebut oleh N.V Verenidge Deli Maatschppiji.

Pada tahun 1957 dalam rangka Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan milik Belanda maka N.V.Hotel Mijn De Boer, diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, pada tanggal 14 Desember 1957 dalam hal ini bertindak selaku kuasa adalah Bapak Let Jend Jamin ginting panglima T & T – I/BB, sebagai Pengurus Militer Daerah Provinsi Sumatera Utara dari pihak pengurus atau kuasa N.V.Hotel Mijn De Boer dan N.V Grand Hotel yaitu Tuan Hendrik Erselink.

Setelah diambil alih kemudian oleh Pemerintah, Hotel ini pengelolaannya dimasukkan kedalam lingkungan Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Pada tahun 1962 dari Departemen


(55)

Perdagangan di serahkan pada Departemen Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi, dan Pariwisata.

Pada tahun 1973 sesuai dengan PP Nomor : 4 Tahun 1973 oleh Depatemen Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Pariwisata diserahkan/diikut sertakan sebagai Modal Negara pada PT. Natour dan menjadi salah satu Unit Usaha.

2. Penggabungan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Natour Nomor : 2272/SK/76 berlaku sejak tanggal 1 April 1976, sesuai dengan kebijakan dalam efisiensi dan perkembangan Kepariwisataan dan Grading Unit, telah digabungkan Hotel Dharma Bhakti dengan Hotel Wisma Deli menjadi satu Unit Usaha dengan nama : Hotel Dharma Deli.

Pola kebijaksanaan penggabungan ini diambil oleh Direksi PT. Natour juga dilihat dari segi lokasi dan kapasitas, dimana Ex Hotel Dharma Bhakti berdampingan letaknya sehingga pimpinan Unit/Manager yaitu Saudara Zein Badrun (Vide S.K.Direksi PT.Natour Nomor : 2275/SK/76 tanggal 18 Maret 1976)

Pada akhir tahun 1976 sesuai dengan pola induk perencanaan Pengembangan Unit-unit usaha PT. Natour, telah dilaksanakan rehabilitasi Kamar-kamar, Lobby, Convention Hall. Hotel Dharma Bhakti yang dalam ini adalah merupakan Main Building (Bangunan Utama) dari Hotel Dharma Deli, yang pelaksanaannya secara bertahap.


(56)

Peningkatan Kemampuan Karayawan terus dilaksanakan dengan mengirim keberbagai Lembaga Pendidikan, baik untuk tingkat Akademis maupun Pendidikan Non Formal lainnya, seperti pada lembaga Pendidikan antara lain :

a. National Hotel Tourism Institut (N.H.I) kemudian menjadi BPLP di Bandung.

b. Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan

c. Lembaga Pembinaan Pendidikan Manajemen (LPPM) di Jakarta

d. Lembaga Pendidikan lainnya yang ada di Medan

Disamping pendidikan Karyawan yang dibiayai oleh Perusahaan ada beberapa Karyawan yang dengan biaya sendiri juga memperdalam pengetahuannya dengan memasuki beberapa Perguruan Tinggi, atau Akademi lainnya yang sesuai bidang masing-masing, sejalan dengan kebutuhan perluasan operasional dalam rangka pengembangan karir dan kemampuan didalam mengemban tugas sesuai dengan jabatan yang dipercayakan.

Untuk mendapatkan tenaga yang terampil bagi para karyawan baru, telah diberikan pendidikan dasar perhotelan yang dilaksanakan atas kerjasama BPLP Bandung dengan Kerjasama PT. Natour. Dan secara terus-menerus pendidikan dan lathan Karyawan tetap dilaksanakan baik secara formal ataupun non formal.


(57)

Selanjutnya dalam Perluasan ini didalam Manajemen yang ada, Unit Hotel Dharma Deli telah berkembang Struktur Organisasinya yaitu berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Natour Nomor : 3445/SK/1983 tanggal 9 November 1983. Dengan penetapan Struktur Organisasi, untuk kemantapan seluruh operasional telah ditetapkan fungsionaris-fungsionaris yang mengisi jabatan pada bidang yang terbuka baik dengan menetapkan/pengangkatan jabatan Direksi ataupun secara lokal oleh Pimpinan Unit.

Selanjutnya dengan bantuan pikiran dan curahan tenaga diri dari seluruh Staf dan Karyawan, diharapkan Pimpinan Unit (General Manager) Hotel Dharma Deli, dapat melakukan tugas yang dipercayakan, sebagai pemenuhan target yang ditetapkan, pada setiap tahun pengusahaan dapat dicapai dengan berpedoman pada garisan kebijaksanaan dan pembinaan serta bimbingan dari Dewan Direksi.

Selanjutnya dengan perluasan-perluasan yang dilakukan Hotel Dharma Deli telah berkembang Struktur Organisasinya yaitu berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Natour Nomor : 3664/SK-KEPEG/1985 tanggal 12 Agustus 1985. Dengan peraturan pemerintah No. : 89/1989 tanggal 13 oktober 1999 Direksi diberikan tugas untuk menggabungkan PT. Natour dengan PT. Hotel Indonesia Internasional menjadi sebuah perusahaan dengan nama dan identitas yang baru.

Dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia R.I. Nomor : C-2642 HT.0104-TH.2001 Tanggal 19 Maret 2001


(58)

PT. Hotel Indonesia Natour secara Legalitas telah terwujud dan langsung dipimpin oleh Drektur Utama yakni Bapak Ir.A.M.Suseto maka dengan demikian telah terjadi perubahan nama Natour Dharma Deli menjadi : INNA DHARMA DELI.

Untuk mempertegas dan memberikan Image yang positif kepada masyarakat maka perubahan nama tersebut dibarengi pula dengan perubahan logo perusahaan sebagai identitas baru. Untuk mendukung keberadaan nama dan logo baru tersebut secara hukum maka Direksi mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 127/KD/DIRUT/2002 tanggal 28 agustus 2002 tentang penetapan citra baru perusahaan berupa logo baru PT. Indonesia Natour.

Selanjutnya dengan berakhirnya masa Bhakti Bapak H. Edison Daulay per 19 Juli 2007 dikarenakan memasuki masa pensiun maka pada Direksi dengan Surat No. 84/KD/DIRUT/HIN/07/2006 tanggal 19 Juli 2006 memutuskan penggantinya dengan Bapak H. Irfan. M, SE, MBA untuk menempati jabatan baru sebagai General Manager Hotel INNA Dharma Deli terhitung 01 Agustus 2006.

Dalam kepemimpinan beliau maka Inna Dharma Deli melakuka n perubahan strategi secara signifikan baik Strategi Produk, Price, Service dan Personalia dalam rangka mengantisipasi tantangan yang sangat kompetitif khususnya akan hadirnya Hotel Jaringan Internasional dengan fasilitas yang sangat fantastis dibanding Inna Dharma Deli.


(59)

Untuk itu sejak Januari 2007 Inna Dharma Deli sudah menampakkan diri dalam berbenah khususnya dalam penambahan fasilitas Banquet yang tadinya hanya menyediakan 3 ruangan (Tasik Madu, Tudung Saji. Sri Deli) saat ini menjadi 10 ruangan berikut fasilitas peremajaan fasilitas pendukungnya, juga perbaikan di kamar-kamar seperti Meubleair, penggantian lantai karpet dengan Granit, dan lainnya.

B. Analisis Horizontal, Vertikal dan Rasio

Sesuai dengan analisis dan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan adalah data laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan PT.Hotel Indonesia Natour (Unit: Inna Dharma Deli Medan) dari tahun 2006 sampai dengan 2008.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan.

2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan. 3. Menpelajari dan mereview laporan keuangan.

4. Menganalisa laporan keuangan.

Perkembangan posisi keuangan PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) dapat ditinjau dari dua komponen utama laporan keuangan, yakni neraca dan laporan laba rugi.


(60)

1. Analisis Horizontal

Tabel 4.1:

PT. HOTEL INDONESIA – NATOUR UNIT: INNA DHARMA DELI MEDAN ANALISIS HORIZONTAL – NERACA PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007

ASSETS SALDO Naik/Turun 2006 2007 Rp. %

CURRENT ASSET

Cash & Bank 491.708.657 435.778.637 (55.930.020) (11,37)

Short-term deposit 0 0 0 0,00

Accounts receivable

Gross account receivable 1.327.834.573 1.831.289.622 503.455.049 37,92

Less. Prov. For Doubtfull Account (47.564.963) (393.565.411) (346.000.448) 727,43

Net Accounts Receivable 1.280.269.610 1.473.724.211 193.454.601 15,11

Inventories

Food 32.562.175 35.836.208 3.274.033 10,05

Beverage 11.941.053 15.897.723 3.956.670 33,14

Other 52.434.700 55.195.444 2.760.744 5,27

Total Inventories 96.937.928 106.929.375 9.991.447 10,31

Advance Payment 126.115.298 120.603.986 (5.511.312) (4,37)

Prepaid Taxes 0 0 0 0,00

Prepaid Expenses 48.320.621 30.140.362 (18.180.259) (37,62)

Accrued Revenues 0 0 0 0,00

Total Current Assets 2.043.352.114 2.131.176.571 87.824.457 4,30

Long Term Investments 0 0 0 0,00

Long Term Deposit 0 0 0 0,00

Total Long Investment 0 0 0 0,00

FIXED ASSETS

Land 751.952.005 751.952.005 0 0,00

Land Improvement 0 0 0 0,00

Building 4.447.539.028 4.507.586.178 60.047.150 1,35

F.F & Equipment (Group – I) 448.539.895 559.469.061 110.929.166 24,73 F.F & Equipment (Group – II) 3.232.060.476 3.369.020.476 136.960.000 4,24

Lease Assets 0 0 0 0,00

Less Accumulated Depreciation (6.319.436.331) (6.820.107.305) (500.670.974) 7,92

Operating Equipment 469.856.551 243.621.688 (226.234.863) (48,15)

Investment in Progress 0 0 0 0,00

Total Fixed Assets 3.030.511.624 2.611.542.103 (418.969.521) (13,83)

INTANGIBLE ASSETS

Long Term Leasehold 441.600.000 414.000.000 (27.600.000) (6,25)

OTHERS ASSETS

Differed Charges 0 0 0 0,00

Doubtfull Account-City (Clean Up) 0 0 0 0,00

Allowance for Doubtfull Account (Clean

Up) 0 0 0 0,00

Fixed Assets (Clean Up) 0 0 0 0,00

Accumulated Depreciation (Clean Up) 0 0 0 0,00

Unusable Inventories / F.A 0 0 0 0,00

Others 44.708.810 59.843.810 15.135.000 33,85

Total Others Assets 44.708.810 59.843.810 15.135.000 33,85


(61)

Tabel 4.1 (sambungan):

PT. HOTEL INDONESIA – NATOUR UNIT: INNA DHARMA DELI MEDAN ANALISIS HORIZONTAL – NERACA

PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007

LIABILITIES AND EQUITY SALDO Naik/Turun 2006 2007 Rp. % CURRENT LIABILITIES

Account Payable 174.414.514 195.060.595 20.646.081 11,84

Invests Contract Payable 0 500.000 500.000 0,00

Short-term Bank Loan 0 0 0 0,00

Bank Loan Long Term – Current

Portion

Advance Received 198.663.907 94.543.601 (104.120.306) (52,41)

Tax Payable 200.543.805 306.041.077 105.497.272 52,61

Accrued Payable 201.130.525 193.386.532 (7.743.993) (3,85)

Pension Plan Payable 0 0 0 0,00

Consignment Payable 0 0 0 0,00

Service Charge (3.152.118) 15.758.466 18.910.584 (599,93)

Others 0 0 0 0,00

Due From / To Affiliated Company 0 0 0 0,00

Total Current Liabilities 771.600.633 805.290.271 33.689.638 4,37

HEAD OFFICE / UNITS 3.819.860.818 3.820.430.809 569.991 0,01

LONG-TERM LIABILITIES

Long-term Bank Loan 0 0 0 0,00

Obligation on Capital Lease 0 0 0 0,00

Total Long-term Liabilities 0 0 0 0,00

OTHER LIABILITIES

Advance Deposit 0 0 0 0,00

Differed Revenue 0 0 0 0,00

Pension Plans 0 0 0 0,00

Reserve 0 0 0 0,00

Total Other Liabilities 0 0 0 0,00

CAPITAL

Capital Stock 0 0 0 0,00

Premium / Discount 0 0 0 0,00

Receipt from Government 0 0 0 0,00

Surplus on Fixed Assets Revaluation 0 0 0 0,00

General Reserve 0 0 0 0,00

Retained Earning

Balance Beginning of The Year 0 0 0 0,00

Profit or (Loss) This Period 968.711.097 590.841.404 (377.869.693) (39,01)

Total Retained Earning 968.711.097 590.841.404 (377.869.693) (39,01) Total Capital 968.711.097 590.841.404 (377.869.693) (39,01) TOTAL PASSIVA 5.560.172.548 5.216.562.484 (343.610.064) (6,18)


(62)

Tabel 4.2:

PT. HOTEL INDONESIA – NATOUR UNIT: INNA DHARMA DELI MEDAN ANALISIS HORIZONTAL – NERACA PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2008

ASSETS SALDO Naik/Turun 2007 2008 Rp. %

CURRENT ASSET

Cash & Bank 435.778.637 1.175.715.741 739.937.104 169,80

Short-term deposit 0 0 0 0,00

Accounts receivable

Gross account receivable 1.831.289.622 2.278.562.080 447.272.458 24,42

Less. Prov. For Doubtfull Account (393.565.411) (302.510.737) 91.054.674 (23,14)

Net Accounts Receivable 1.473.724.211 1.976.051.343 502.327.132 34,09

Inventories

Food 35.836.208 34.379.713 (1.456.495) (4,06)

Beverage 15.897.723 11.903.798 (3.993.925) (25,12)

Other 55.195.444 78.045.516 22.850.072 41,40

Total Inventories 106.929.375 124.329.027 17.399.652 16,27

Advance Payment 120.603.986 208.526.614 87.922.628 72,90

Prepaid Taxes 0 0 0 0,00

Prepaid Expenses 30.140.362 149.305.810 119.165.448 395,37

Accrued Revenues 0 0 0 0

Total Current Assets 2.131.176.571 3.633.928.535 1.502.751.964 70,51

Long Term Investments 0 0 0 0,00

Long Term Deposit 0 0 0 0,00

Total Long Investment 0 0 0 0,00

FIXED ASSETS

Land 751.952.005 751.952.005 0 0,00

Land Improvement 0 0 0 0,00

Building 4.507.586.178 4.567.975.428 60.389.250 1,34

F.F & Equipment (Group – I) 559.469.061 609.042.311 49.573.250 8,86 F.F & Equipment (Group – II) 3.369.020.476 3.495.573.976 126.553.500 3,76

Lease Assets 0 0 0 0,00

Less Accumulated Depreciation (6.820.107.305) (7.024.870.473) (204.763.168) 3,00

Operating Equipment 243.621.688 256.531.710 12.910.022 5,30

Investment in Progress 0 0 0 0,00

Total Fixed Assets 2.611.542.103 2.656.204.957 44.662.854 1,71

INTANGIBLE ASSETS

Long Term Leasehold 414.000.000 396.400.000 (17.600.000) (4,25)

OTHERS ASSETS

Differed Charges 0 0 0 0,00

Doubtfull Account-City (Clean Up) 0 0 0 0,00

Allowance for Doubtfull Account (Clean

Up) 0 0 0 0,00

Fixed Assets (Clean Up) 0 0 0 0,00

Accumulated Depreciation (Clean Up) 0 0 0 0,00

Unusable Inventories / F.A 0 0 0 0,00

Others 59.843.810 59.843.810 0 0,00

Total Others Assets 59.843.810 59.843.810 0 0,00 TOTAL ASSETS 5.216.562.484 6.746.377.302 1.529.814.818 29,33


(63)

Tabel 4.2 (sambungan):

PT. HOTEL INDONESIA – NATOUR UNIT: INNA DHARMA DELI MEDAN ANALISIS HORIZONTAL – NERACA PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2008

LIABILITIES AND EQUITY SALDO Naik/Turun 2007 2008 Rp. % CURRENT LIABILITIES

Account Payable 195.060.595 308.634.030 113.573.435 58,22

Invests Contract Payable 500.000 76.253.000 75.753.000 15.150,60

Short-term Bank Loan 0 0 0 0,00

Bank Loan Long Term – Current

Portion

Advance Received 94.543.601 123.941.305 29.397.704 31,09

Tax Payable 306.041.077 544.115.657 238.074.580 77,79

Accrued Payable 193.386.532 304.552.606 111.166.074 57,48

Pension Plan Payable 0 0 0 0,00

Consignment Payable 0 0 0 0,00

Service Charge 15.758.466 (1.313.746) (17.072.212) (108,34)

Others 0 0 0,00

Due From / To Affiliated Company 0 0 0,00

Total Current Liabilities 805.290.271 1.355.912.853 550.622.582 68,38

HEAD OFFICE / UNITS 3.820.430.809 3.051.874.234 (768.556.575) (20,12)

LONG-TERM LIABILITIES

Long-term Bank Loan 0 0 0 0,00

Obligation on Capital Lease 0 0 0 0,00

Total Long-term Liabilities 0 0 0 0,00

OTHER LIABILITIES

Advance Deposit 0 0 0 0,00

Differed Revenue 0 0 0 0,00

Pension Plans 0 0 0 0,00

Reserve 0 0 0 0,00

Total Other Liabilities 0 0 0 0,00

CAPITAL

Capital Stock 0 0 0 0,00

Premium / Discount 0 0 0 0,00

Receipt from Government 0 0 0 0,00

Surplus on Fixed Assets Revaluation 0 0 0 0,00

General Reserve 0 0 0 0,00

Retained Earning

Balance Beginning of The Year 0 0 0 0,00

Profit or (Loss) This Period 590.841.404 2.338.590.215 1.747.748.811 295,81

Total Retained Earning 590.841.404 2.338.590.215 1.747.748.811 295,81 Total Capital 590.841.404 2.338.590.215 1.747.748.811 295,81 TOTAL PASSIVA 5.216.562.484 6.746.377.302 1.529.814.818 29,33


(64)

Tabel 4.3:

PT. HOTEL INDONESIA – NATOUR UNIT: INNA DHARMA DELI MEDAN

ANALISIS HORIZONTAL – LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2007

DESCRIPTION SALDO Naik/Turun 2006 2007 Rp. %

DEPARTEMENTAL REVENUE

Rooms 5.916.838.937 6.272.784.410 355.945.473 6,02

Food 3.226.865.655 3.468.414.838 241.549.183 7,49

Beverage 243.115.576 221.293.930 (21.821.646) (8,98)

Telephone 200.875.469 149.684.808 (51.190.661) (25,48)

Other operated department 235.540.122 218.280.750 (17.259.372) (7,33)

Office building 381.507.440 425.805.189 44.297.749 11,61

Other income 101.006.060 130.267.255 29.261.195 28,97

Total revenue 10.305.749.259 10.886.531.188 580.781.929 5,64

COST OF SALES

Food 1.216.268.384 1.291.950.804 75.682.420 6,22

Beverage 89.715.695 80.896.914 (8.818.781) (9,83)

Telephone 95.290.422 63.844.202 (31.446.220) (33,00)

Other operated department 16.509.156 655.922.629 639.413.473 3873,08

Total cost of sales 1.417.783.657 1.492.614.549 74.830.892 5,28

PAYROLL & RELATED

EXPENSES

Rooms 1.034.653.777 1.145.257.050 110.603.273 10,69

Food & Beverage 988.733.905 1.107.678.868 118.944.963 12,03

Telephone 77.346.005 93.175.453 15.829.448 20,47

Other operated department 185.224.103 203.596.192 18.372.089 9,92

Total payroll & related exp. 2.285.957.790 2.549.707.563 263.749.773 11,54 PROVISION FOR OPERATING

EQ.

Rooms 50.309.021 193.286.510 142.977.489 284,20

Food & Beverage 26.518.973 31.404.717 4.885.744 18,42

Total prov. for operating eq. 76.827.994 224.691.227 147.863.233 192,46

OTHER EXPENSES

Rooms 443.204.867 500.938.868 57.734.001 13,03

Food & Beverage 304.329.706 305.617.468 1.287.762 0,42

Telephone 19.556.604 35.944.804 16.388.200 83,80

Other operated department 48.295.895 73.707.575 25.411.680 52,62

Total other expenses 815.387.072 916.208.715 100.821.643 12,36

GROSS OPERATING EXPENSES 4.595.956.513 5.183.222.054 587.265.541 12,78

GROSS OPERATING INCOME 5.709.792.746 5.703.309.134 (6.483.612) (0,11)

OVERHEAD DEPT.

ADM. & GENERAL EXP.

Payroll & related expenses 770.796.091 1.043.403.102 272.607.011 35,37

Other expenses 399.900.998 456.205.533 56.304.535 14,08


(1)

rasio perputaran modal kerja, namun tidak mempengaruhi kinerja manajemen secara keseluruhan

5.Tingkat pengumpulan piutang juga relatif cepat dan stabil setiap tahunnya yang menandakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan likuiditasnya.

6.Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan rasio keuangan sangat cocok digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, karena pendekatan ini menunjukkan bagaimana kebijakan-kebijakan manajemen dalam mengelola perusahaan dapat berpengaruh baik pada aspek-aspek penting perusahaan, yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas

.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan, antara lain:

1.Penulis hanya menggunakan indikator analisis horizontal, analisis vertikal dan analisis rasio sebagai alat ukut kinerja keuangan perusahaan tanpa menggunakan indikator lainnya sebagai pembanding, sehingga kondisi kinerja keuangan perusahaan tidak diketahui dengan pasti.

2.Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya 3 tahun yaitu tahun 2006, 2007 dan 2008.


(2)

C. Saran

1. Bagi Perusahaan

a. PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan) sebaiknya turut menerapkan analisis rasio ini sebagai salah satu metode penilaian kinerja keuangan perusahaan, karena pendekatan ini akan turut membantu dalam proses pengambilan keputusan mengenai kinerja keuuangan di PT. Hotel Indonesia Natour (unit: Inna Dharma Deli Medan).

b. Perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor fundamental perusahaan. Karena pada aspek ekuitas perusahaan akan menjadi perhatian, khususnya kreditor.

2. Bagi Investor dan kreditor

Investor dan kreditor disarankan untuk melakukan analisis terlebih dahulu terhadap perusahaan terutama dari segi fundamental dan selalu bersikap kritis terhadap setiap informasi yang ada pada perusahaan

3. Bagi Penelitian Selanjutnya


(3)

b. Bagi penelitian selanjutnya juga sangat disarankan untuk memperbanyak sampel penelitian agar lebih mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, khusunya perusahaan yang terdaftar di BEI


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anaroga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006. Pengantar Pasar Modal, PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.

Djarwanto Ps, 2001. Pokok – pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, USU Press, Medan.

Febrian, Defi, 2008. “Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada Kelompok Industri Alas Kaki dari Tahun 2005 – 2007.”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Joel G. Siegel dan Jack Shim, 1999. Kamus Istilah Akuntansi, dialihbahasakan oleh Drs. Moh. Kurdi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Melyana, 2006. “Tinjauan Atas Analisis Rasio Laporan Keuangan pada PT. Mitra Satwa Pratama Medan.”, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Munawir, S.,2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


(5)

Riyanto, Bambang, 2001. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Bayu Media Publishing, Malang.

Weygant Jerry J, Kieso Donald E, Warfield Terry D, 2001. Intermediate Accounting, Tenth Edition, John Willey & Sons Inc., Canada.


(6)