Analisis Horizontal Analisis Vertikal Tinjauan Penelitian Terdahulu

3. Laporan arus Kas Bentuk Common Size

Struktur arus kas bisa menggambarkan dari dana dan ke mana kas dimanfaatkan selama satu periode tertentu. Biasanya dengan mengelompokkan dalam kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Bentuk awam common size dari Kas ini masih jarang dibaca dalam literatur namun sebenarnya bsa kita buat juga dengan menentukan pos yang dianggap penting sebagai dasar perbandingan. Misalnya bisa digunakan arus kas dari kegiatan operasi sebagai basis yang didenominasi menjadi 100, sehingga arus kas lainnya diukur dari basis ini. Dalam laporan awam seperti ini kita bisa melihat kaitan arus kas kelompok lain dibandingkan dengan arus kas dari kegiatan operasi biasa. Sebagaimana bentuk laporan lain, laporan ini bisa juga dibandingkan dengan rata-rata industri maupun industri yang berhasil lainnya.

D. Analisis Horizontal

Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan–perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto, dan kas perusahaan. Dari analisis–analisis perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan dana perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Menurut Weygant-Kieso 2001:1419 “Horizontal analysis indicates the proportionate change over of a period of time. It is expecially usefull in evaluating a trend situation, because absolute change are often deceiving”. Analisis horizontal dapat dilakukan untuk neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas.

E. Analisis Vertikal

Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan antara masing–masing pos dalam laporan keuangan periode berjalan dengan jumlah total pada laporan keuangan yang sama sehingga dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu. Menurut Weygant-Kieso 2001:1419 “Vertical analysis is the proportional expression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”. Teknik analisis ini dilakukan dengan penyederhanaan angka–angka yang terdapat di dalam laporan keuangan, kemudian dilakukan perbandingan pos–pos yang terdapat dalam satu laporan keuangan terhadap suatu pos tertentu yang tertentu yang terdapat dalam laporan keuangan itu sendiri. Pos–pos yang digunakan sebagai dasar perbandingan disebut base amount. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, biasanya yang menjadi base amount adalah total aktiva atau total kewajiban dan ekuitas. Sedangkan dalam analisis vertikal terhadap laporan laba rugi, biasanya yang menjadi base amount adalah total pendapatan atau penjualan. Universitas Sumatera Utara

F. Analisis Rasio

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan sebagainya. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhaan ini kia dapat menilai secara cepat hubungan antar pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio – rasio yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan atau jasa. Oleh karenanya, di dalam laporan mengenai average industry ratio di Amerika perusahaan yang menerbitkannya membagi-bagi rasio menurut sub- sub industri yang lebih rinci. Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Berikut adalah beberapa keunggulan tersebut. 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. Universitas Sumatera Utara 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score. 5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa datang. Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa keterbatasan analisis rasio. 1. Kesulitan dalam memilih rasio yan tepat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti: a. bahan perhitungan rasio atau lapran keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjetif; b. nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar; c. klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio; d. metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang paling umum digunakan dalam analisis laporan keuangan. Menurut Djarwanto 2001:123, yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur–unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”. Menurut Bambang Riyanto 2001:253, “Rasio itu hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial”. Rasio–rasio penting bagi analis eksternal yang menilai suatu perusahaan dari laporan–laporan keuangan perusahaan yang diumumkan. Adapun penilaian yang dilakukan meliputi persoalan likuiditas, leverage, profitabilitas, efektivitas dari majanemen dan prospek perusahaan di masa depan. Selain itu rasio–rasio tersebut juga berguna bagi para analis intern untuk membantu manajemen melakukan evaluasi mengenai hasil operasinya, memperbaiki kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan. Universitas Sumatera Utara Berikut adalah bentuk–bentuk rasio keuangan:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Anaroga 2001:79, “Likuiditas bisa juga berarti mudah tidaknya suatu jenis investasi dicairkan menjadi uang kas”. Likuiditas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa indikator rasio seperti current ratio, quick ratio, dan cash ratio. a. Current Ratio Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva lancar merupakan kas dan aktiva lain yang secara wajar dapat direalisasi sebagai kas atau dijualdigunakan selama satu tahun dalam siklus operasi normal perusahaan. Current assets Current ratio Current liabilities = Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan uang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam persentasi.apabila rasi ini 1:1 atau 100 ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih Universitas Sumatera Utara aman adalah jika berada diatas 1 atau diatas 100. Artinya aktiva lancar harus jauh diatas jumlah utang lancar. b. Quick Ratio Current assets Inventory Quick ratio Current liabilities − = Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diluangkan dibanding dengan aset lain. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi quick ratio lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Quick ratio yang dianggap baik adalah satu. c. Cash Ratio Cash + Marketable securities Cash ratio = Current liabilities Cash ratio adalah alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang yang dapat ditunjukkan Universitas Sumatera Utara dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas. Semakin besar rasio ini semakin tinggi tingkat likuiditasnya.

2. Rasio Leverage

Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham, sehingga seluruh sisi kanan dari neraca memperlihatkan struktur keuangan. Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdur dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan Pemilihan struktur keuangan merupakan masalah yang menyangkut komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Leverage suatu perusahaan menunjukkan keseimbangan penggunaan sumber pembelanjaan dari kewajiban dan dari modal sendiri keseimbangan struktur permodalan perusahaan. Leverage digunakan untuk mengetahui besarnya penggunaan hutang dalam struktur modal oleh perusahaan. Rasio leverage dapat dibedakan diantaranya atas debt ratio debt to total asset ratio, debt to equity ratio, dan time interest earned ratio. Universitas Sumatera Utara a. Debt Ratio Debt to Total Assets Ratio Debt to total asset ratio menunjukkan hubungan antara jumlah hutang dengan jumlah aktiva, atau seberapa jauh aktiva dibiayai oleh hutang. assets Total debt Total Ratio Debt = Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin besar rasio keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham. b. Debt to Equity Ratio DER Debt to equity ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. equity Total debt Total DER = Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan modal equity dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi semua kewajibannya. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah Universitas Sumatera Utara utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar. c. Time Interest Earned Ratio TIE Time interest earned ratio mengambarkan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang. Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba sebelum dipotong pajak dan beban bunga dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Earning Before Interest and Taxes TIE Interest Charge = Rasio ini disebut juga penutupan coverage ratio, mengukur pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi EBIT, sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Pada umumnya, laba dipandang cukup untuk melindungi kreditur bila rasio ini dua kali lipat. Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan menutupi utang-utangnya. Perusahaan yang sehat mestinya memperoleh laba yang jauh melebihi kewajiban pembayaran atau pelunasan utang.

3. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang diindikasikan melalui besarnya laba Universitas Sumatera Utara earning yang diperoleh perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio, yaitu rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan hubungannya dengan investasi. Jika ditinjau berdasarkan hubungannya antara laba dengan penjualan, rasio profitabilitas dibedakan atas Gross Profit Margin, Net Profit Margin dan Basic Earning Power. Sedangkan jika ditinjau berdasarkan hubungan antara laba dengan investasi, rasio profitabilitas dibedakan atas Return on Equity dan Return on Assets. a. Gross Profit Margin Sales Cost of good sold Gross profit margin Sales − = Gross Profit Margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. b. Profit Margin on Sales Net income Profit margin on sales Sales = Profit Margin On Sale mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Angka ini menunjukkan seberapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar Universitas Sumatera Utara rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. c. Basic Earning Power Assets Total Taxes and Interest Before Earning Power Earning Basic = Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak disbanding dengan total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. d. Return on Assets Net income Return on assets Total assets = Return on Assets menunjukkan seberapa besar laba bersih diperoleh oleh perusahaan bila diukur dari nilai akiva. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. ROA sering disamakan dengan ROI Return on Investment. Semakin tinggi hasilnya maka semakin efektif dalam mengelola asetnya. Universitas Sumatera Utara e. Return on Equity Net income Return on equity Net worth = Return on Equity memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri net worth secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Semakin besar rasio ini semakin baik.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan penjualan, persediaan, penagihan piutang dan lainnya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Rasio aktivitas dibagi atas beberapa rasio antara lain Inventory Turnover, Average Collection Period, Working Capital Turnover, Fixed Assets Turnover dan Total Assets Turnover. a. Inventory Turnover Inventory Average Sold Good of Cost Turnover Inventory = Universitas Sumatera Utara Inventory Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode atau mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Average Inventory dapat dicari dengan cara menjumlahkan persediaan awal dan persediaan akhir kemudian dibagi dua. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan baik. b. Average Collection Period Receivable Average collection period Sales Day = Average Collection Period menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan hutang perusahaan, rata – rata jangka waktu penagihan adalah rata – rata jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan. Karena sering sulit mendapatkan data penjualan kredit maka digunakan total penjualan. Satu tahun diasumsikan 360 hari atau 365 hari., kedua angka ini digunakan dalam lingkup keuangan dan perbedaannya tidak akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara Batas maksimum rata – rata penagihan adalah 60 hari. Semakin pendek periode pengihan maka semakin baik. c. Working Capital Turnover Capital Working Net Sales Turnover Capital Working = Working Caiptal Turnover mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Modal kerja bersih adalah aktiva lancer dikurangi hutang lancar. Semakin besar rasio ini, maka menunjukkan perusahaan tersebut sudah memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif. d. Fixed Assets Turnover Assets Fixed Net Sales Turnover Assets Fixed = Fixed Assets Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Semakin tinggi rasio ini maka Universitas Sumatera Utara semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan dalam penjualan adalah tinggi. e. Total Assets Turnover Assets Total Sales Turnover Assets Total = Total Assets Turnover menunjukkan berapa lama perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilka oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan penelitian terdahulu ini akan disajikan penelitian- penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Menurut Latief 2007:25, tinjauan penelitian terdahulu menyajikan nama peneliti dan tahunnya, masalah atau variabel yang diteliti, metode yang digunakan serta hasil penelitiannya. Adapun penelitian terdahulu penulis terangkum dalam tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Hasil Penelitian 1. Defi Febrian 2008 Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Alas Kaki dari Tahun 2005-2007 Analisis laporan keuangan dilaksanakan dengan menggunakan analisis rasio yang meliputi analisis likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktifitas. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode analisis horizontal. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis keuangan sangat membantu manajemen dalam menilai kinerja perusahaan. Dimana perusahaan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat memilih alternatif keputusan yang tepat. 2. Melyana 2006 Tinjauan Atas Analisis Rasio Laporan Keuangan pada PT. Mitra Satwa Pratama Medan Hasil analisis rasio laporan keuangan pada PT. Mitra Satwa Pratama dinilai masih kurang memadai untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi pihak– pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Namun kinerja manajemen memperlihatkan hasil yang cukup baik dalam hal mengendalikan biaya operasional. 3. Ferdinand Pardiangan 2005 Analisis Rasio Keuangan pada PT. Tolan Tiga Indonesia Medan dan Pengaruhnya Terhadap Pengambilan Keputusan Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa perusahaan telah melakukan analisis rasio keuangan, namun perusahaan tidak melampirkan hasil analisis tersebut pada laporan keuangannya. Perusahaan telah menggunakan rasio keuangan untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan. Adapun keputusan yang diambil perusahaan berkaitan dengan peminjaman dana kepada bank dalam bentuk kredit jangka panjang. Universitas Sumatera Utara Penelitian terdahulu diatas merupakan penelitian yang dijadikan bahan referensi bagi peneliti saat ini. Dari ketiga penelitian tersebut, peneliti lebih mengacu pada penelitian Melyana 2006, yang menggunakan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur kinerja dan tolak ukur dalam pengambilan keputusan di PT. Mitra Satwa Pratama Medan. Sebagai tambahannya peneliti juga turut mengikutsertakan analisis vertical dan analisis horizontal sebagai alat pengukur kinerja pada perusahaan yang ditelitinya yakni PT. Hotel Indonesia Natour Unit: Inna Dharma Deli Medan. Penambahan ini ditujukan untuk lebih mengetahui bagaimana kinerja keuangan di perusahaan tersebut, sehingga nantinya dapat bermanfaat dalam menilai kinerja keuangan di perusahaan tersebut. Penggunaan beberapa alat ukur tersebut juga ditujukan untuk membandingkan bagaimana fungsi dari ketiga alat ukur tersebut sehingga dapat diketahui alat ukur yang lebih baik, sedangkan dua penelitian lainnya turut dijadikan referensi untuk mengetahui bagaimana hubungan antara analisis rasio keuangan dengan pengukuran kinerja perusahaan.

H. Kerangka Konseptual