Klasifikasi Rumah Sakit Indikator Pelayanan Rumah Sakit

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Sedangkan menurut Roemer dan Friedman 1971 dalam Aditama 2002 menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya memiliki lima fungsi. Pertama, harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah maupun non bedah harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini juga meliputi pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi dan berbagai pelayanan diagnostik serta terapeutik lainnya. Kedua, rumah sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan. Ketiga, rumah sakit juga memiliki tugas untuk melakukan pendidikan dan pelatihan. Keempat, rumah sakit perlu melakukan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di rumah sakit merupakan modal dasar untuk penelitian. Kelima, rumah sakit juga memiliki tanggung jawab untuk program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi disekitarnya.

2.2.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340 tahun 2010 tentang klasifikasi rumah sakit, diketahui bahwa klasifikasi rumah sakit didasarkan pada fasilitas dan kemampuan pelayanan. Menurut jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dibagi menjadi: a. Rumah sakit umum yaitu memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. b. Rumah sakit khusus yaitu memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Adapun klasifikasi rumah sakit umum yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Rumah sakit umum kelas A b. Rumah sakit umum kelas B c. Rumah sakit umum kelas C d. Rumah sakit umum kelas D Sedangkan klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas: a. Rumah sakit khusus kelas A b. Rumah sakit khusus kelas B c. Rumah sakit khusus kelas C Selain itu, pengelolaaan rumah sakit dapat dibagi menjadi: a. Rumah sakit publik, dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit privat. b. Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.2.4 Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indiktor pelayanan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur Menurut Depkes RI 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85. 2. ALOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat Berdasarkan standar Depkes RI 2005, ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Secara umum nilai ALOS ini adalah 6-9 hari. 3. BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO menurut Depkes RI 2005 adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. 4. TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI menurut Depkes RI 2005 adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

2.2.5 Pelayanan Rawat Inap