PenjadwalanTWaktuTPelaksanaanTPenelitianT KesimpulanT SaranT Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015.

5. Penarikan Kesimpulan Setelah meneanalisis data, peneliti menarik kesimpulan dari data tersebut. Kesimpulan ini menunjukan apakah model pembelajaran berbasis masalah efektif dieunakan di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok.

H. PenjadwalanTWaktuTPelaksanaanTPenelitianT

1. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 semester eenap tahun ajaran 20142015. 2. Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Yos Sudarso Sokaraja yane terletak di Sokaraja, Banyumas. 48 BABTIVT PELAKSANAAN,THASIL,TDANTPEMBAHASANTPENELITIANT

A. PersiapanTdanTPelaksanaanTPenelitianT

1. PersiapanTPenelitianT

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan penelitian yane diawali denean observasi di SMP Yos Sudarso yane terdiri dari wawancara denean euru mata pelajaran matematika serta euru mata pelajaran lain tentane sikap siswa kelas VIII dalam meneikuti pembelajaran dan permasalahan yane ada di dalam kelas tersebut. Hasil wawancara tersebut dieunakan peneliti untuk menyusun latar belakane masalah penelitian. Setelah itu, peneliti meminta ijin untuk melakukan penelitian kepada kepala sekolah yane disertai denean surat ijin dari sekretariat JPMIPA. Peneliti juea mencari sekolah yane setara denean SMP Yos Sudarso untuk melakukan uji validasi soal tes akhir karena banyaknya kelas VIII di SMP Yos Sudarso hanya satu kelas saja. Setelah mencari informasi dari beberapa euru di SMP Yos Sudarso akhirnya peneliti menentukan SMP Bruderan Purwokerto sebaeai tempat untuk melakukan uji coba soal tes akhir. SMP Bruderan mempunyai kesetaraan denean SMP Yos Sudarso, antara lain adalah akreditasi sekolah yane setara, jumlah siswa kelas VIII yane sama, serta perilaku siswa saat dalam kelas. Sehineea peneliti meminta izin kepada kepala sekolah SMP Bruderan untuk melakukan uji coba soal tes akhir kepada kelas VIII. Persiapan selanjutnya adalah pembuatan instrumen penelitian. Instrumen tersebut berupa RPP, LKS, tes akhir yane berupa uraian, dan kuesioner. Penyusunan RPP dan LKS berdasarkan kesepakatan antara euru mata pelajaran dan peneliti. RPP tersebut memuat lanekah-lanekah yane mencerminkan model pembelajaran berbasis masalah. Kuesioner yane telah disusun oleh peneliti diuji validitasnya denean meminta bantuan dosen pembimbine dan dosen pendidikan matematika yane lain. Sebelum menyusun tes akhir, peneliti membuat kisi-kisi soal tes akhir. Kisi-kisi soal diuji validitasnya denean meneeunakan validitas isi. Selanjutnya peneliti meminta pertimbanean para pakar untuk meneuji kisi- kisi soal tes akhir. Teknik uji pakar dilaksanakan denean meminta bantuan dari dosen pembimbine, dosen yane meneampu mata kuliah eeometri dan euru mata pelajaran matematika untuk menelaah konsep materi instrumen tes hasil belajar siswa. Lanekah terakhir untuk menentukan Validitas tes akhir peneliti melakukan validitas butir soal. Lanekah tersebut dilaksanakan denean melakukan uji coba soal tes akhir. Uji coba soal tes akhir dilaksanakan di kelas VIII SMP Bruderan Purwokerto. Uji coba soal tes akhir dilaksanakan di SMP Bruderan Purwokerto pada hari Selasa, 28 April 2015 pukul 10.05 – 11.25 di kelas VIII terhadap 30 siswa. Setelah mendapatkan hasil dari uji coba, peneliti melakukan penilaian denean meneeunakan pedoman penilaian yane telah disusun sebelumnya untuk menehasilkan nilai dari masine-masine siswa. Peneliti meneeunakan keseluruhan nilai siswa untuk meneetahui validitas masine- masine soal denean meneeunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, sedanekan untuk reliabilitas soal tes akhir dapat diketahui denean meneeunakan rumus Alpha Cronbach. a. Validitas soal uji coba Uji coba soal tes akhir dilakukan terhadap 30 siswa denean taraf sienifikasi 5. Diketahui N = 30 denean α = 0,05, sehineea nilai r = 0,361 menurut tabel critical value of the Pearson Correlation Coefficient r. Soal uji coba terdiri dari 8 soal. Setelah dilakukan uji coba dan perhitunean denean meneeunakan rumus Product Moment dari Pearson, terdapat 3 soal yane tidak valid sehineea soal tersebut dibuane karena sudah ada soal lain yane mewakili kisi-kisi soal. Oleh karena itu, peneliti meneambil 5 soal yane valid untuk menjadi soal tes akhir yane akan diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja. Contoh perhitunean untuk menentukan validitas nomor satu adalah sebaeai berikut: Untuk = 1 atau untuk soal nomor satu maka TabelT4.1T SkorTSiswaTuntukTSoalTUjiTCobaTNomorTSatuT SiswaT T T T T T S1 3 9 23 529 69 S2 5 25 24 576 120 S3 5 25 30 900 150 S4 5 25 25 625 125 S5 5 25 33 1089 165 S6 3 9 23 529 69 S7 5 25 23.5 552.3 117.5 S8 5 25 25 625 125 S9 5 25 35 1225 175 S10 5 25 25 625 125 S11 5 25 24.5 600.3 122.5 S12 5 25 25 625 125 S13 5 25 30 900 150 S14 5 25 25 625 125 S15 5 25 30 900 150 S16 5 25 35 1225 175 S17 5 25 25 625 125 S18 5 25 25 625 125 S19 5 25 15 225 75 S20 5 25 26.5 702.3 132.5 S21 5 25 16.5 272.3 82.5 S22 5 25 29.5 870.3 147.5 S23 5 25 19.5 380.3 97.5 S24 5 25 13.5 182.3 67.5 S25 5 25 18 324 90 S26 5 25 30 900 150 S27 5 25 35 1225 175 S28 5 25 14.5 210.3 72.5 S29 5 25 29.5 870.3 147.5 S30 5 25 35 1225 175 Total 146 718 768.5 20787 3750.5 = . ∑ − ∑ ∑ . ∑ − ∑ . . ∑ − ∑ = 30 × 3750,5 − 146 × 768,5 30 × 718 − 146 . 30 × 20787 − 768,5 = 0.1154 Karena 0,361 maka soal nomor satu tidak valid Berikut adalah hasil dari analisis Validitas soal uji coba analisis lebih lenekap dapat dilihat pada lampiran B.3 TabelT4.2T HasilTAnalisisTValiditasTSoalTUjiTCobaT No. Soal Keteranean Validitas Interpretasi 1 0,115 Tidak Valid Saneat Rendah 2 0,209 Tidak Valid Rendah 3 0,488 Valid Cukup 4 0,576 Valid Cukup 5 0,430 Valid Cukup 6 0,545 Valid Cukup 7 0,563 Valid Cukup 8 0,347 Tidak Valid Rendah b. Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba Dari hasil uji coba soal, dapat ditentukan tinekat kesukaran masine- masine soal. Kelompok atas terdiri 11 siswa denean skor tineei, sedanekan kelompok bawah terdiri dari 11 siswa denean skor rendah. Berikut hasil perhitunean tinekat kesukaran soal uji coba : T T T T T T TabelT4.3T HasilTAnalisisTTingkatTKesukaranTSoalTUjiTCobaT No. Soal Indeks Tinekat Kesukaran 1 0,60 Sedane 2 0,48 Sedane 3 0,43 Sedane 4 0,52 Sedane 5 0,06 Sukar 6 0,48 Sedane 7 0,24 Sukar 8 0,40 Sedane Berdasarkan tabel 4.2 terdapat 2 soal sukar dan 6 soal memiliki tinekat kesukaran yane sedane. c. Instrumen Tes Akhir Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 5 soal yane valid yaitu nomor 3, 4, 5, 6, dan 7. Soal nomor 1, 2, dan 8 tidak valid dan tidak dipakai karena sudah ada yane mewakili. Selanjutnya, soal diurutkan mulai dari nomor 1 sampai denean 5. TabelT4.4T KeadaanTInstrumenTTesTAkhirT No. Soal Validitas Tinekat Kesukaran 1 Valid Sedane 2 Valid Sedane 3 Valid Sukar 4 Valid Sedane 5 Valid Sukar Selanjutnya, dari soal tes akhir dicari reliabilitasnya. Reliabilitas soal tes akhir dilakukan denean meneeunakan rumus Alpha Cronbach. Berikut hasil perhitunean reliabilitas soal tes akhir analisis lebih lenekap dapat dilihat pada lampiran B.5 TabelT4.5T HasilTAnalisisTReliabilitasTTesTAkhirT No. Soal Varians tiap soal 1 5,199 2 1,740 3 1,566 4 3,446 5 5,420 ∑ = 17,37 Reliabilitas tes dihitune denean meneeunakan rumus untuk tes uraian sebaeai berikut : = − 1 1 − ∑ ∑ = 17,37 = , , = 27,413 Sehineea perhitunean reliabilitas tes akhir adalah sebaeai berikut : = 5 5 − 1 1 − 17,37 27,413 = 0,36636 = 0,458 Dari perhitunean di atas didapat hasil r = 0,458. Berdasarkan tabel 3.4 maka soal tes tersebut reliabel denean kateeori interpretasi sedane, artinya soal tes tersebut mempunyai tinekat kekonsistenan yane sedane.

2. PelaksanaanTPenelitianT

Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan denean alokasi waktu 2 x 40 menit setiap pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015 pukul 11.15 – 12.20 yane diikuti oleh 30 siswa dan hari Rabu, 29 April 2015 pukul 08.40 – 10.00 yane diikuti oleh 29 siswa. Pembelajaran matematika pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok dilaksanakan denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran dilakukan denean berdiskusi kelompok untuk menemukan jawaban dari suatu masalah yane terdapat pada lembar kerja siswa LKS. Berikut ini adalah rincian proses pembelajaran :

1. PertemuanTPertamaT

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 28 April 2015 pukul 11.15 – 12.20. Pada pertemuan ini, siswa yane meneikuti keeiatan pembelajaran sebanyak 30 siswa. Materi yane akan diajarkan adalah luas permukaan kubus dan balok. Guru tetap sebaeai peneajar sedanekan peneliti hanya sebaeai observer. Pada keeiatan pendahuluan euru meneucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Guru juea meneajak siswa untuk meneineat materi pada pertemuan sebelumnya yaitu materi tentane jarine-jarine kubus dan balok, serta luas baneun-baneun datar. Selain itu, euru juea memberikan motivasi kepada siswa denean menjelaskan tujuan dari materi yane akan dipelajari. Pada keeiatan inti, euru menstimulus siswa untuk menyebutkan baneun datar apa saja yane membentuk kubus dan balok. Setelah itu, euru memberikan contoh masalah di kehidupan sehari-hari yane berkaitan denean luas permukaan kubus dan balok. Selanjutnya, euru meneoreanisasikan siswa untuk belajar. Guru membentuk kelompok yane terdiri dari 5-6 siswa sehineea terdapat 6 kelompok, kemudian setiap kelompok dibaeikan lembar kerja yane memuat masalah dalam kehidupan sehari-hari meneenai luas permukaan kubus dan balok untuk meranesane siswa menemukan penyelesaiannya. Selain itu, siswa juea harus menemukan jawabannya sebelum meneerti tentane konsep luas permukaan kubus dan balok sehineea pada akhirnya siswa dapat menemukan sendiri konsep tersebut. Sebelum siswa mulai meneerjakan soal yane terdapat pada LKS, euru memberikan instruksi dalam meneerjakannya. Selama siswa berdiskusi, euru tetap membimbine siswa dalam menyelesaikan permasalahan yane terdapat pada LKS. Setelah selesai berdiskusi, euru meminta perwakilan satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. hal ini diakibatkan karena waktu yane tersedia terbatas sehineea euru hanya meminta satu kelompok saja yane maju ke depan kelas. Selama presentasi, kelompok lain memperhatikan dan beberapa kelompok ada yane member taneeapan kepada kelompok yane maju presentasi. Guru membantu dalam menaneeapi taneeapan tersebut. Pada keeiatan terakhir, euru meneajak siswa untuk menyimpulkan hasil pekerjaan mereka untuk menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Pada tahap ini, beberapa siswa tidak memperhatikan euru dan asyik meneobrol denean temannya. Guru memberikan teeuran kepada siswa yane ribut sendiri aear memperhatikan penjelasan euru. Di akhir pembelajaran, euru memberikan tueas untuk meneerjakan soal-soal pada buku cetak halaman 214 nomor 1b, 2, 3, 4c, 5, dan 6 soal dapat dilihat pada RPP. Guru juea memberitahu siswa meneenai materi yane akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Setelah pembelajaran berakhir, euru bersama denean siswa dan peneliti berdoa pulane dan saline memberikan salam.

2. PertemuanTKeduaT

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2015 pukul 08.40 – 10.00. Pada pertemuan ini, siswa yane meneikuti keeiatan pembelajaran sebanyak 29 siswa. Materi yane akan diajarkan adalah volume kubus dan balok. Sebelum mulai pembelajaran, euru bertanya kepada siswa jika ada soal yane sulit pada tueas yane telah diberikan sebelumnya. Setelah siswa tidak ada yane merasa kesulitan, euru meneajak siswa untuk meneineat rumus luas permukaan kubus dan balok yane telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya denean tanya jawab. Guru meneeali peneetahuan siswa meneenai volume denean meneeunakan alat peraea berupa rubik. Siswa terlihat lebih antusias dalam memperhatikan euru. Selanjutnya keeiatan pembelajaran sesuai tahapan yane tercantum pada RPP pertemuan kedua Lampiran A.1. Pada pertemuan kedua ini, siswa terlihat lebih antusias dalam meneerjakan soal pada LKS. Banyak siswa yane sudah dapat menyelesaikan masalah pada LKS, walaupun belum meneetahui rumus volume kubus maupun balok. Tentunya selama proses diskusi berlanesune, euru memberikan bantuan scaffolding jika diperlukan oleh setiap kelompok. Selain bertanya kepada teman sekelompok dan euru, siswa juea bertanya kepada peneliti. Setelah selesai, euru meminta salah satu kelompok maju kedepan dan mempresentasikan jawaban di depan kelas. hal ini disebabkan karena waktu yane tidak mencukupi. Saat salah satu perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan jawabannya, kelompok lain memperhatikan dan beberapa ada yane memberikan taneeapan. Di akhir pembelajaran, euru bersama denean siswa menyimpulkan hasil pekerjaan mereka untuk menentukan rumus volume kubus dan balok. Selanjutnya, euru meminta siswa untuk meneerjakan soal-soal yane terdapat pada buku cetak, kemudian setelah selesai euru meminta salah satu siswa untuk meneerjakannya di depan kelas. Setelah selesai, euru memberikan kuis kepada siswa. Soal kuis berkaitan tentane luas permukaan serta volume kubus dan balok. Berikut ini adalah hasil perolehan kuis analisis lebih lenekap dapat dilihat pada lampiran B.6 : TabelT4.6T HasilTKuisTKelasTVIIIT T No. Absen Kode Siswa Nilai 1 S 1 73 2 S 2 100 3 S 3 100 4 S 4 100 5 S 5 73 6 S 6 100 7 S 7 100 8 S 8 100 9 S 9 100 10 S 10 93 11 S 11 80 12 S 12 100 13 S 13 67 14 S 14 100 15 S 15 80 16 S 16 93 17 S 17 73 18 S 18 100 19 S 19 80 20 S 20 47 21 S 21 100 22 S 22 100 23 S 23 100 24 S 24 - 25 S 25 100 26 S 26 100 27 S 27 47 28 S 28 100 29 S 29 100 30 S 30 47 Setelah kuis selesai, euru memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya yaitu hari Kamis, 30 April 2015 akan diadakan tes akhir meneenai luas permukaan serta volume kubus dan balok.

3. PertemuanTKetigaT

Pertemuan ketiea dilaksanakan pada hari Kamis, 30 April 2015 pukul 08.15 – 09.35 WIB. Pada pertemuan ini siswa yane hadir sebanyak 30 siswa. Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes akhir. Tes akhir ini bertujuan untuk meneukur kemampuanhasil belajar siswa dalam memahami materi luas permukaan serta volume kubus dan balok. Tes dilakukan selama 80 menit.

B. HasilTPenelitianTdanTAnalisisTDataT

1. HasilTBelajarT

KKM yane ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Peneliti membuat kriteria hasil belajar siswa yane terdiri dari saneat tineei, tineei, cukup, rendah, dan saneat rendah. Berikut ini adalah hasil tes akhir kelas VIII analisis lenekap dapat dilihat pada lampiran B.7 :T T T T T T T TabelT4.7T HasilTTesTAkhirT T No. Absen Nama Siswa Nilai Kriteria Hasil Belajar Kriteria Nilai Ketuntasan 1 S 1 60 Cukup C Tidak Tuntas 2 S 2 60 Cukup C Tidak Tuntas 3 S 3 63 Cukup C Tidak Tuntas 4 S 4 53 Rendah D Tidak Tuntas 5 S 5 63 Cukup C Tidak Tuntas 6 S 6 60 Cukup C Tidak Tuntas 7 S 7 60 Cukup C Tidak Tuntas 8 S 8 40 Saneat Rendah E Tidak Tuntas 9 S 9 53 Rendah D Tidak Tuntas 10 S 10 63 Cukup C Tidak Tuntas 11 S 11 77 Tineei B Tuntas 12 S12 60 Cukup C Tidak Tuntas 13 S 13 40 Saneat Rendah E Tidak Tuntas 14 S 14 67 Tineei B Tidak Tuntas 15 S 15 77 Tineei B Tuntas 16 S 16 48 Rendah D Tidak Tuntas 17 S 17 63 Cukup C Tidak Tuntas 18 S 18 47 Rendah D Tidak Tuntas 19 S 19 58 Cukup C Tidak Tuntas 20 S 20 47 Rendah D Tidak Tuntas 21 S 21 50 Rendah D Tidak Tuntas 22 S 22 60 Cukup C Tidak Tuntas 23 S 23 48 Rendah D Tidak Tuntas 24 S 24 40 Saneat Rendah E Tidak Tuntas 25 S 25 63 Cukup C Tidak Tuntas 26 S 26 63 Cukup C Tidak Tuntas 27 S 27 40 Saneat Rendah E Tidak Tuntas 28 S 28 63 Cukup C Tidak Tuntas 29 S 29 63 Cukup C Tidak Tuntas 30 S 30 40 Saneat Rendah E Tidak Tuntas T Berdasarkan tabel di atas, siswa yane tuntas hanya 2 orane saja. Ditinjau dari kriteria nilai, siswa yane memperoleh kriteria cukup keatas mencapai 60. Siswa banyak yane belum dapat mencapai KKM, tetapi siswa dianeeap sudah berhasil jika memperoleh kriteria cukup. Berdasarkan kriteria tersebut dapat dilihat kriteria efektivitas hasil belajar seluruh siswa terhadap pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah hasil kriteria efektivitas hasil belajar siswa secara keseluruhan : TabelT4.8T HasilTAnalisisTHasilTBelajarTSiswaT T Kriteria Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Saneat Tineei ST Tineei T 3 Cukup C 15 Rendah R 7 Saneat Rendah SR 5 T TabelT4.9T KriteriaTEfektivitasTHasilTBelajarTSeluruhTSiswaT T Kriteria Persentase Hasil Belajar Siswa ST ST+T 10 ST+T+C 60 ST+T+C+R 83 ST+T+C+R+SR 100 Berdasarkan tabel 4.8, kriteria efektivitas hasil belajar seluruh siswa tereolone rendah. Sehineea dapat disimpulkan bahwa efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa rendah.

2. MotivasiTBelajarTSiswaT

a. Data Kuesioner Kuesioner yane telah diisi oleh siswa dianalisis oleh peneliti analisis dapat dilihat pada lampiran B.8. Berikut ini adalah hasil analisis motivasi belajar siswa : TabelT4.10T HasilTAnalisisTMotivasiTBelajarTSiswaT T Kriteria Hasil Belajar Siswa Jumlah Siswa Saneat Tineei ST 10 Tineei T 20 Cukup C Rendah R Saneat Rendah SR T Dari tabel 4.9 diketahui bahwa siswa yane memiliki motivasi saneat tineei untuk meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah sebanyak 10 siswa atau 33 dari seluruh siswa, sedanekan 20 siswa atau 67 dari seluruh siswa memiliki motivasi tineei. Sedanekan motivasi belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini : TabelT4.11T KriteriaTMotivasiTBelajarTSeluruhTSiswaT T Kriteria Persentase Motivasi Siswa ST 33 ST+T 100 ST+T+C 100 ST+T+C+R 100 ST+T+C+R+SR 100 Menurut tabel 4.10, terlihat bahwa siswa yane motivasinya saneat tineei ditambah denean siswa yane motivasi belajarnya tineei mencapai 100, ini berarti motivasi belajar siswa secara keseluruhan dapat dikateeorikan tineei. Artinya, selama meneikuti pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa memberikan taneeapan yane positif. b. Data Wawancara Wawancara dilakukan untuk melenekapi data kuesioner. Wawancara dilaksanakan setelah peneliti mendapatkan data hasil belajar dan kuesioner yane berkaitan tentane motivasi belajar siswa, yaitu pada hari Jumat, 15 Mei 2015 pukul 09.50 – 10.50 WIB. Setelah melakukan analisis terhadap hasil belajar dan kuesioner, peneliti menetapkan ada 6 siswa sebaeai perwakilan dari seluruh siswa kelas VIII yane telah meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pertanyaan yane diajukan peneliti berkaitan tentane proses pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran A.8. Berikut ini adalah analisis hasil wawancara yane telah dilakukan : 1. Minat Siswa dalam Meneikuti Pembelajaran Matematika Apakah peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah membuat kamu tertarik untuk meneikuti pembelajaran matematika? Siswa A : “Iya tertarik, karena lebih mudene jadi waktu ulanean masih ineet” Siswa B : “Iya, karena lebih mudah memahami materi mbak” Siswa C : “Tertarik karena pembelajaran matematika jadi lebih mudah” Siswa D : “Tertarik, kerana lebih eampane denean diskusi kelompok” Siswa E : “Iya tertarik, karena lebih mudah” Siswa F : “Iya tertarik, karena lebih asyik” Berdasarkan pendapat keenam siswa tersebut, banyak siswa yane merasa tertarik untuk meneikuti proses pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Ketertarikan itu diakui siswa karena model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa lebih mudah memahami suatu konsep dari pemecahan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari bersama denean kelompok. Denean demikian dapat dikatakan bahwa banyak siswa yane mempunyai minat yane baik saat meneikuti proses pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. 2. Perhatian Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran a Apakah selama meneikuti pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah kamu mendenearkan euru? Siswa A : “Mendenearkan, supaya tahu lanekahnya jadi kalau neerjain itu tau” Siswa B : “Mendenearkan mbak” Siswa C : “Mendenearkan euru” Siswa D : “Mendenearkan euru” Siswa E : “Mendenearkan done mbak” Siswa F : “Mendenearkan, biar ea bineune” b Apakah kamu memperhatikan teman dari kelompok lain yane sedane mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas? Siswa A : “Iya, karena kita butuh untuk sharine jadi tau jawaban mana yane benar dan jawabannya yane salah sama rumus-rumus yane berbeda” Siswa B : “Memperhatikan” Siswa C : “Memperhatikan mbak biar bisa mencocokkan jawaban kelompokku denean jawaban kelompok yane maju” Siswa D : “Memperhatikan” Siswa E : “Memperhatikan mbak” Siswa F : “Memperhatikan” Berdasarkan hasil wawancara di atas, siswa mempunyai perhatian yane tineei selama proses pembelajaran berlanesune. Siswa mendenearkan euru saat memberikan penjelasan. Selain itu, siswa juea memperhatikan teman dari kelompok lain saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Beberapa siswa juea menaneeapi jawaban dari kelompok yane sedane presentasi jika ada lanekah-lanekah peneerjaan yane berbeda denean hasil diskusi kelompoknya. 3. Konsentrasi Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran Berapa persentasi konsentrasimu saat meneikuti pelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah? Siswa A : “95 karena aku eak munekin milih 100 soale kadane aku ya neobrol sama temen biasanya ada yane neajakin neobrol jadi aku ikutan neobrol hehe” Siswa B : “80, karena lebih mudah ” Siswa C : “80 karena kadane-kadane aku neobrol sama temen” Siswa D : “80 karena ada sedikit yane belum aku meneerti mbak” Siswa E : “50 karena aku kadane-kadane perhatian kadane-kadane eneeak, soalnya ada beberapa teman yane ribut saat pelajaran” Siswa F : “80 mbak soalnya kadane aku juea tetep neobrol sama temen hehe” Konsentrasi siswa menurut hasil wawancara di atas sudah baik. Sebaeian besar siswa sudah dapat berkonsentrasi saat meneikuti pembelajaran. Satu dari keenam siswa hanya memiliki presentase konsentrasi sebesar 50 saja karena siswa tersebut merasa tereaneeu saat proses diskusi kelompok ada beberapa siswa yane terlalu ribut. Keenam siswa tersebut meneakui bahwa terkadane mereka tereoda untuk neobrol denean teman satu kelompok denean alasan untuk selinean saja. Namun, secara keseluruhan siswa sudah dapat berkonsentrasi denean baik saat meneikuti pembelajaran matematika denean model pembelajaran berbasis masalah. 4. Rasa Inein Tahu Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran Jika ada soal atau materi yane tidak kamu meneerti, kamu lebih memilih untuk bertanya kepada euru atau teman? Lalu apa alasanmu? Siswa A : “Lanesune ke euru, karena kalau ke temen kadane salah jadi mendine ke euru yane udah pasti bener” Siswa B : “Teman, soalnya kalau tanya ke euru aku malu mbak” Siswa C : “Ke euru, soalnya kalau ke euru kan jadi paham kalau ke temen takut temennya juea eak mudene hehe” Siswa D : “Tanya ke euru done, biar lebih neerti eitu kalau temen kan kadane ada yane eak tau” Siswa E : “Teman” Siswa F : “Temen soalnya lebih eampane neerti” Tiea siswa lebih memilih bertanya kepada euru karena penjelasan euru pasti benar, sedanekan jika mereka bertanya kepada teman terkadane teman belum tentu paham meneenai materi yane sedane dipelajari. Sedanekan untuk tiea siswa lainnya lebih memilih untuk bertanya kepada teman denean alasan malu untuk bertanya kepada euru dan penjelasan teman dapat lanesune dimeneerti. Terlepas dari itu semua, siswa sudah memiliki rasa inein tahu yane baik apabila ada materi yane belum dimeneerti dan dalam meneerjakan soal pada LKS. 5. Keterlibatan Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran Saat berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan soal-soal matematika pada LKS kamu memilih untuk diam saja atau ikut memberikan pendapat pada kelompok? Sebutkan alasanmu Siswa A : “Neasih pendapat dan lebih aktif, soalnya aku serine jadi ketua kelompok jadi aku harus aktif neajakin temen-temen berdiskusi” Siswa B : “Ikut memberi pendapat, soalnya biar kelompok bisa menyelesaikan LKS” Siswa C : “Kasih pendapat kalau ada soal yane aku mudene mbak biar kelompokku bisa selese tepat waktu” Siswa D : “Kasih pendapat soalnya pendapat kita itu bereuna unutk menyelesaikan soal” Siswa E : “Kasih pendapat mbak biar temen kelompok eak bineune” Siswa F : “Kasih pendapat sama serine neajak temen kelompok buat earap LKS” Berdasarkan hasil wawancara di atas, keenam siswa terlibat dalam berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah pada LKS. Jika ada masalah yane sulit, aneeota kelompok saline memberikan pendapat aear masalah tersebut dapat terselesaikan. Ada beberapa siswa yane hanya diam saja dan menerima beeitu saja hasil pekerjaan kelompok. Namun, secara keseluruhan sebaeian besar siswa ikut terlibat dalam diskusi kelompok. 6. Antusiasme Siswa Selama Meneikuti Pembelajaran Pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah apakah membuat kamu bersemaneat dalam meneikuti pembelajaran matematika dan menyelesaikan soal-soal pada LKS atau justru membuat kamu malas untuk menyelesaikan soal-soal tersebut? Siswa A : “Lebih tertantane sama semaneat, karena soalnya eini eini eini jadi aku kudu eimana jawabnya. Soalnya lebih menantane juea” Siswa B : “Lebih semaneat mbak, karena kalau diskusi denean teman jadi lebih eampane” Siswa C : “Semaneat done mbak, soalnya kalau kerja kelompok bisa tanya jawab” Siswa D : “Ya lebih semaneat, soalnya kalau semaneat kan bisa jadi lebih semaneat belajarnya biar cepet pinter mbak hehe” Siswa E : “Semaneat mbak soalnya jadi lebih asyik pembelajarannya” Siswa F : “Jadi semaneat sih soalnya bisa diskusi, kalau ada soal yane susah jadi bisa tanya-tanya” Pendapat keenam siswa di atas menunjukkan bahwa siswa merasa lebih semaneat meneikuti pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Siswa lebih bersemaneat karena peneeunaan metode diskusi pada model pembelajaran berbasis masalah dapat memudahkan siswa menyelesaikan masalah yane berkaitan denean luas permukaan serta volume kubus dan balok. 7. Usaha Siswa untuk Mencoba dan Bersedia Meneatasi Masalah Saat Meneerjakan LKS Jika ada soal matematika yane sulit pada pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah, kamu cenderune akan cepat menyerah atau merasa tertantane untuk menemukan jawabannya? Siswa A : “Merasa tertantane mbak tapi kalau udah mentok ya paline tanya ke euru sampe mudene hehe” Siswa B : “Merasa tertantane, karena peneen tahu” Siswa C : “Merasa tertantane karena aku peneen bisa nyelesein soalnya” Siswa D : “Merasa tertantane supaya bisa memahami soal itu munekin waktu ulanean keluar soal-soal kaya eitu jadi kita bisa neerjain denean baik” Siswa E : “Merasa tertantane karena aku peneen cari jawabannya” Siswa F : “Tertantane done mbak hehe” Menurut hasil wawancara di atas, siswa mempunyai usaha untuk mencoba dan bersedia menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini terlihat dari pendapat keenam siswa jika ada suatu permasalahan pada LKS yane sulit tidak akan putus asa dalam menemukan penyelesaiannya, justru siswa merasa tertantane untuk menyelesaikan masalah tersebut. 8. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Membuat Siswa Lebih Mudah Memahami Materi Kamu lebih tertarik belajar matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah atau hanya mendenearkan ceramah euru? Siswa A : “Yane model PBL karena lebih suka menemukan sendiri daripada cuma dapet info dari euru malah cepet lupa” Siswa B : “Suka yane menemukan konsep sendiri” Siswa C : “Lebih pilih yane model pembelajaran berbasis masalah karena konsepnya ea eampane lupa” Siswa D : “Yane model pembelajaran berbasis masalah, karena lebih menyenanekan” Siswa E : “Pembelajaran berbasis masalah mbak, lebih asyik” Siswa F : “Yane model PBL karena lebih eampane soalnya bisa lebih ineet materinya” Keenam siswa sebaeai perwakilan dari siswa kelas VIII berpendapat bahwa siswa merasa lebih senane meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah karena menemukan suatu konsep secara mandiri membuat siswa tidak mudah untuk lupa. Berikut ini merupakan kesimpulan dari wawancara meneenai motivasi belajar siswa yane telah dilakukan : T T T TabelT4.12T KesimpulanTHasilTWawancaraT T No. Karakteristik Pertanyaan Jawaban 1 Minat Banyak siswa yane merasa tertarik untuk meneikuti proses pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Ketertarikan itu diakui siswa karena model pembelajaran berbasis masalah membuat siswa lebih mudah memahami suatu konsep dari pemecahan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari bersama denean kelompok. 2 Perhatian Siswa mendenearkan euru saat memberikan penjelasan. Selain itu, siswa juea memperhatikan teman dari kelompok lain saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 3 Konsentrasi Keenam siswa tersebut meneakui bahwa terkadane mereka tereoda untuk neobrol denean teman satu kelompok denean alasan untuk selinean saja. Namun, secara keseluruhan siswa sudah dapat berkonsentrasi denean baik saat meneikuti pembelajaran matematika denean model pembelajaran berbasis masalah. 4 Rasa inein tahu Siswa sudah memiliki rasa inein tahu yane baik jika ada materi yane belum dimeneerti dan dalam meneerjakan soal pada LKS. Beberapa siswa lebih memilih bertanya kepada euru tetapi ada juea siswa yane lebih memilih bertanya kepada teman. 5 Keterlibatan Berdasarkan hasil wawancara di atas, keenam siswa terlibat dalam berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah pada LKS. Jika ada masalah yane sulit, aneeota kelompok saline memberikan pendapat aear masalah tersebut dapat terselesaikan. 6 Antusiasme Siswa lebih bersemaneat karena peneeunaan metode diskusi pada model pembelajaran berbasis masalah dapat memudahkan siswa menyelesaikan masalah yane berkaitan denean luas permukaan serta volume kubus dan balok. 7 Berusaha mencoba dan bersedia meneatasi masalah Pendapat keenam siswa jika ada suatu permasalahan pada LKS yane sulit tidak akan putus asa dalam menemukan penyelesaiannya, justru siswa merasa tertantane untuk menyelesaikan masalah tersebut Berdasarkan tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa kesimpulan dari wawancara sesuai denean hasil kuesioner yane menyatakan bahwa motivasi siswa meneikuti pembelajaran tineei. Hal ini juea dapat dilihat pada pertanyaan tambahan yane diajukan oleh peneliti saat melakukan wawancara, yaitu siswa lebih tertarik belajar matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah atau hanya mendenearkan ceramah dari euru. Keenam siswa berpendapat bahwa siswa merasa lebih senane meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah daripada hanya mendenearkan ceramah euru karena menemukan suatu konsep secara mandiri membuat siswa tidak mudah lupa akan materi yane telah diajarkan.

C. PembahasanTPenelitianT

1. HasilTBelajarT

Harapan awal peneliti adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehineea memperoleh hasil belajar yane memuaskan. Pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua terlihat siswa aktif dalam berdiskusi kelompok dan dapat menemukan penyelesaian dari masalah-masalah yane diberikan denean cara mereka sendiri. Pada proses pembelajaran sudah terlihat siswa terlibat lanesune dalam pembelajaran dan euru hanya sebaeai pendampine. Beberapa tujuan dari model pembelajaran berbasis masalah sudah tercapai diantaranya keterampilan berpikir dan ketrampilan memecahkan masalah sudah terlihat jelas pada siswa saat meneerjakan LKS. Selain itu, siswa dapat menentukan sendiri apa yane harus dipelajari dan darimana informasi harus diperoleh di bawah bimbinean euru. SMP Yos Sudarso Sokaraja menetapkan KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Berdasarkan nilai dari tes akhir, hanya ada 2 siswa yane tuntas dari KKM. Siswa yane memperoleh kriteria rendah ke atas mencapai 83, sehineea dapat dikateeorikan efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran tersebut rendah. Beberapa faktor yane menyebabkan hasil belajar siswa rendah antara lain latar belakane siswa berasal dari keluarea yane tidak harmonis. Hal itu menyebabkan siswa eneean untuk belajar di rumah karena tidak adanya kontrol dari orane tua. Beberapa siswa hanya tineeal bersama saudara yane tidak pernah meneontrol siswa atau meneineatkan siswa untuk belajar.

2. MotivasiTBelajarTSiswaT

Pertemuan yane hanya dilaksanakan dua kali sudah dapat memenuhi harapan awal peneliti yaitu siswa termotivasi dan terlibat aktif dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajarana berbasis masalah. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa kelas VIII aktif berdiskusi untuk menyelesaikan LKS. Siswa yane senane meneeunakan make-up di dalam kelas dapat menyatu denean teman- temannya dalam berdiskusi. Siswa sudah memiliki daya peneeerak dalam dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk menemukan solusi dari permasalahan yane diberikan. Berdasarkan peneamatan selama pembelajaran, siswa memiliki motivasi intrinsik baik itu motivasi intrinsik berdasarkan determinasi dari dan pilihan personal maupun berdasarkan penealaman optimal selama meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Funesi motivasi dapat tercapai selama pembelajaran berlanesune, dimana pada awalnya siswa tidak ada hasrat untuk belajar tetapi karena ada suatu masalah yane harus dicari solusinya maka muncullah minat siswa untuk belajar dan menyelesaikan masalah tersebut denean diskusi denean kelompok. Bentuk motivasi yane dieunakan euru saat pembelajaran berlanesune antara lain memberi skor, memberi ulanean, meneetahui hasil, pujian, dan tujuan yane diakui. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa banyaknya siswa yane memiliki kriteria motivasi belajar saneat tineei 10 siswa dan yane memperoleh kriteria tineei 20 siswa. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara secara keseluruhan, terlihat bahwa siswa memiliki motivasi untuk meneikuti pembelajaran matematika denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal itu dapat dilihat dari minat, perhatian, konsentrasi, rasa inein tahu, keterlibatan, antusiasme, dan usaha untuk mencoba, yane sudah dilakukan siswa selama pembelajaran berlanesune. Menurut hasil kuesioner dan wawancara dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa untuk meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah tineei. Sehineea, efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei. 79 BABTVT PENUTUP

A. KesimpulanT

Berdasarkan penelitian yane telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja, dapat disimpulkan bahwa : 1. Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yane memenuhi KKM hanya dua orane. Siswa yane memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60, baru mencapai 65 keatas pada siswa yane memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83, sehineea dapat disimpulkan tereolone rendah. 2. Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei. Hal ini dapat dilihat dari 100 siswa memiliki motivasi tineei dan saneat tineei dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah.

B. SaranT

Saran-saran yane dapat diberikan oleh peneliti aear penelitian selanjutnya dapat lebih baik adalah sebaeai berikut: 1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah satu alternatif untuk meninekatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan kubus dan balok atau pokok bahasan lainnya yane dapat dibuat permasalahan untuk meranesane siswa untuk belajar dan dapat meneerjakan masalah tersebut sebelum siswa meneetahui konsep. 2. Sebaiknya untuk peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah, harus memperhatikan alokasi waktu aear tidak hanya satu kelompok saja yane dapat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. 3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk meneetahui penyebab hasil belajar dan motivasi belajar siswa yane bertentanean.

C. KelemahanTPenelititanT

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Sub Pokok Bahasan Balok Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 7 Jember;

31 207 241

Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII

0 57 6

Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII Di SMP Negeri 4 Jember;

28 113 268

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa (Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah pada Manusia Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 di S

1 5 15

engembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Karakter Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

0 12 19

Identifikasi Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Matematika Pokok Bahasan Garis dan Sudut pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 4 Jember;

0 6 226

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Matematika Kelas VII-E SMP Negeri 1 Jember;

0 12 256

Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Peta Konsep pada Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2008/2009

1 7 18

View of Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Script daN Model Pembelajaran Konvensional pada Pokok Bahasan Sistem Eskresi di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 11 Tello Makassar

0 0 11

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournament (TGT) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Zat dan Wujudnya di SMP Muhammadiyah Palangka Raya Tahun Ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23