Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

ABSTRAK

Yesica Fridiani Claudia Dasti, 2015. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis

Masalah pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Yos

Sudarso Sokaraja Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Matematika, jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan

balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Yos

Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja sebanyak 30

siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

terdiri dari: (1) Tes akhir untuk mengukur hasil belajar siswa, (2) Kuesioner

motivasi belajar siswa, (3) Wawancara untuk mendukung data kuesioner. Data tes

akhir akan dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan persentase hasil belajar

masing-masing siswa, kemudian dapat diketahui persentase hasil belajar seluruh

siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah. Data kuesioner dianalisis secara kuantitatif dengan menentukan

persentase motivasi belajar masing-masing siswa, kemudian dapat ditentukan

persentase motivasi belajar seluruh siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data hasil wawancara

dianalisis secara kualitatif untuk menguatkan hasil kuesioner motivasi belajar

siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Efektivitas model pembelajaran

berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok

ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yang memenuhi KKM hanya dua

orang. Siswa yang memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai

65% keatas pada siswa yang memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%,

sehingga dapat disimpulkan tergolong rendah. (2) Efektifitas model pembelajaran

berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok

ditinjau dari motivasi belajar siswa tinggi karena siswa yang memiliki motivasi

belajar sangat tinggi dan tinggi mencapai 100%.

Kata kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar Siswa,

Motivasi Belajar Siswa, Luas Permukaan serta Volume Kubus dan

Balok


(2)

ABSTRACT

Yesica Fridiani Claudia Dasti, 2015. The effectiveness of problem based

learning model on the subject of the cube and beam in grade eight of Yos

Sudarso Sokaraja Junior High School, academic year 2014/2015. Thesis.

Mathematic Education Study Program, Mathematic and Science Education

Departement, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma

University, Yogyakarta.

The aim of this research is to know the effectiveness of problem based

learning model in the learning process of the surface area and volume of cube and

beam seen from the

student’s learning result and student’s learning motivation of

grade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior High School, academic year 2014/2015.

This research is a quantitative qualitative descriptive research. The subjects

for this research are the students of grade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior High

School with the number of students is 30. The instruments used to collect the data

for this research are: (1) The final test is aimed to measure the students’ learning

result, (2) The questionnaire of students’

learning motivation, (3) The interview is

taken to support the questionnaire data. The data of the final test result will be

analyzed in quantity to determine the percentage of students’ learning result in

personal, then the percentage of the class learning result can be known in the

learning process using the problem-based learning model. The questionnaire data

is analyzed in quantity to determine the percentage of students’ learning motivation

in personal, then the percentage of the class learning motivation can be known in

the problem-based learning model. The data of interview result is analyzed in

quality to reinforce the questionnaire result of the students’ learning motivation.

The result of the research shows that (1) the effectiveness of problem-based

learning model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen

from the students’ learning result is low. There are only two students who meet the

minimum passing grade. 60% of the students obtain enough or more criteria, 65%

or more students obtain low to the high criteria reaches to 83% which is concluded

to be low. (2) the effectiveness of problem-based learning model in the subject of

the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learning

motivation is high since 100% of the students has high and quite high learning

motivation.

Keywords:

Problem-

Based Learning Model, Students’ Learning Result,

Students’ Learning Motivation, Surface Area and Volume of Cube

and Beam.


(3)

EFEKTIVITASTMODELTPEMBELAJARANTBERBASIST

MASALAHTPADATPOKOKTBAHASANTKUBUSTDANTBALOKT

DITKELASTVIIITSMPTYOSTSUDARSOTSOKARAJAT

TAHUNTAJARANT2014/2015

T SKRIPSIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Matematika

Oleh:T

YesicaTFridianiTClaudiaTDastiT NIMT:T111414004T

PROGRAMTSTUDITPENDIDIKANTMATEMATIKAT

JURUSANTPENDIDIKANTMATEMATIKATDANTILMUTPENGETAHUANTALAMT FAKULTASTKEGURUANTDANTILMUTPENDIDIKANT

UNIVERSITASTSANATATDHARMAT YOGYAKARTAT


(4)

i

EFEKTIVITASTMODELTPEMBELAJARANTBERBASIST

MASALAHTPADATPOKOKTBAHASANTKUBUSTDANTBALOKT

DITKELASTVIIITSMPTYOSTSUDARSOTSOKARAJAT

TAHUNTAJARANT2014/2015

T SKRIPSIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Proeram Studi Pendidikan Matematika

Oleh:T

YesicaTFridianiTClaudiaTDastiT NIMT:T111414004T

PROGRAMTSTUDITPENDIDIKANTMATEMATIKAT

JURUSANTPENDIDIKANTMATEMATIKATDANTILMUTPENGETAHUANTALAMT FAKULTASTKEGURUANTDANTILMUTPENDIDIKANT

UNIVERSITASTSANATATDHARMAT YOGYAKARTAT


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMANTPERSEMBAHANT

If you’re searching for that one person that will

change your life, take a look in the mirror

You define your own life. Don’t let other people

write your life’s story for you

.

Dengan penuh syukur skripsi ini aku persembahkan untuk :

My Savior, Tuvan Yesus

Papav, Mamav, Dek Fredy dan Dek Cello Mbav Uti, Mbav Kakung, Om dan Tante

Bapak Mgr. Ign. Suvaryo

T

T

T T


(8)

(9)

(10)

vii

ABSTRAK

T

YesicaT FridianiT ClaudiaT Dasti,T 2015.T EfektivitasT ModelT PembelajaranT BerbasisTMasalahTpadaTPokokTBahasanTKubusTdanTBalokTdiTKelasTVIIITSMPT YosT SudarsoT SokarajaT TahunT AjaranT 2014/2015.T Skripsi.T ProgramT StudiT PendidikanT Matematika,T jurusanT PendidikanT MatematikaT danT IlmuT PengetahuanT Alam,T FakultasT KeguruanT danT IlmuT Pendidikan,T UniversitasT SanataTDharma,TYogyakarta.T

Penelitian ini bertujuan untuk meneetahui efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja sebanyak 30 siswa. Instrumen yane dieunakan untuk meneumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Tes akhir untuk meneukur hasil belajar siswa, (2) Kuesioner motivasi belajar siswa, (3) Wawancara untuk mendukune data kuesioner. Data tes akhir akan dianalisis secara kuantitatif denean menentukan persentase hasil belajar masine-masine siswa, kemudian dapat diketahui persentase hasil belajar seluruh siswa dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data kuesioner dianalisis secara kuantitatif denean menentukan persentase motivasi belajar masine-masine siswa, kemudian dapat ditentukan persentase motivasi belajar seluruh siswa dalam meneikuti pembelajaran denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah. Data hasil wawancara dianalisis secara kualitatif untuk meneuatkan hasil kuesioner motivasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa rendah. Siswa yane memenuhi KKM hanya dua orane. Siswa yane memiliki kriteria cukup keatas mencapai 60%, baru mencapai 65% keatas pada siswa yane memiliki kriteria rendah keatas yaitu mencapai 83%, sehineea dapat disimpulkan tereolone rendah. (2) Efektifitas model pembelajaran berbasis masalah pada materi luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa tineei karena siswa yane memiliki motivasi belajar saneat tineei dan tineei mencapai 100%.

Kata kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar Siswa, Motivasi Belajar Siswa, Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok


(11)

viii

ABSTRACTT

YesicaT FridianiT ClaudiaT Dasti,T 2015.T TheT effectivenessT ofT problemT basedT learningT modelT onT theT subjectT ofT theTcubeT andT beamTinT gradeT eightT ofT YosT SudarsoT SokarajaT JuniorT HighT School,T academicT yearT 2014/2015.T Thesis.T MathematicTEducationTStudyTProgram,TMathematicTandTScienceTEducationT Departement,T FacultyTofT TeacherTTrainingT andT Education,TSanataT DharmaT University,TYogyakarta.T

The aim of this research is to know the effectiveness of problem based learnine model in the learnine process of the surface area and volume of cube and beam seen from the student’s learnine result and student’s learnine motivation of erade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior Hieh School, academic year 2014/2015.

This research is a quantitative qualitative descriptive research. The subjects for this research are the students of erade VIII Yos Sudarso Sokaraja Junior Hieh School with the number of students is 30. The instruments used to collect the data for this research are: (1) The final test is aimed to measure the students’ learnine result, (2) The questionnaire of students’ learnine motivation, (3) The interview is taken to support the questionnaire data. The data of the final test result will be analyzed in quantity to determine the percentaee of students’ learnine result in personal, then the percentaee of the class learnine result can be known in the learnine process usine the problem-based learnine model. The questionnaire data is analyzed in quantity to determine the percentaee of students’ learnine motivation in personal, then the percentaee of the class learnine motivation can be known in the problem-based learnine model. The data of interview result is analyzed in quality to reinforce the questionnaire result of the students’ learnine motivation.

The result of the research shows that (1) the effectiveness of problem-based learnine model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learnine result is low. There are only two students who meet the minimum passine erade. 60% of the students obtain enoueh or more criteria, 65% or more students obtain low to the hieh criteria reaches to 83% which is concluded to be low. (2) the effectiveness of problem-based learnine model in the subject of the surface area and volume of cube and beam seen from the students’ learnine motivation is hieh since 100% of the students has hieh and quite hieh learnine motivation.

Keywords: Problem-Based Learnine Model, Students’ Learnine Result, Students’ Learnine Motivation, Surface Area and Volume of Cube and Beam.


(12)

ix

KATATPENGANTART

Puji dan syukur kepada Yesus Kristus, atas seeala berkat dan kasihNya yane beeitu berlimpah sehineea penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denean baik. Beeitu banyak halanean dan permasalahan yane penulis hadapi tetapi denean linekupan Yesus semua dapat dilalui.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh eelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukunean dari berbaeai pihak. Oleh sebab itu, penulis meneucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keeuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.

3. Bapak Dr. Honeki Julie, M.Si. selaku Ketua Proeram Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta.

4. Ibu V. Fitri Rianasari, M.Sc. selaku dosen pembimbine akademik yane telah membantu penulis selama menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta dan membantu penulis dalam menyiapkan instrumen penelitian. 5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbine yane telah

meluanekan waktu, memberikan kritik serta saran, dan denean sabar menuntun penulis sehineea skripsi ini dapat selesai.


(13)

x

6. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pendidikan matematika yane telah membantu penulis dalam menyusun instrumen penelitian.

7. Seeenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma Yoeyakarta yane telah membantu dan memberikan ilmunya kepada penulis. 8. Ibu Dra. Athanasia Sudaryanti selaku kepala sekolah Bruderan Purwokerto,

Bapak Benidiktus Dwi Prasetyo, S.Pd. selaku euru mapel matematika, serta siswa kelas VIII yane telah membantu peneliti dalam melaksanakan tes uji coba.

9. Bapak Suparno, S.Pd. selaku kepala sekolah Yos Sudarso Sokaraja, Bapak Kadiya, S.Pd. selaku euru mapel matematika, serta siswa kelas VIII yane telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

10.Papah Damianus Barus, mamah Sesilia Tity Suziana, atas kasih sayane, dukunean, biaya serta doa yane setiap hari selalu diberikan sehineea penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Adik Hieronimus Fredy Morean dan Gaudentius Aracello Faean atas semaneat, dukunean, dan doa yane diberikan sehineea selama menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan penehiburan.

12.Indra Adi Pratama yane selalu memberikan semaneat, dukunean, dan waktunya aear penulis selalu semaneat dalam menyelesaikan skripsi ini. 13.Monica Tita Candra Gerhana, Cicilia Kristiani Astuti, dan Clara Elvina

Bellakualita yane telah memberikan saran dan semaneat sehineea membantu penulis dalam menyusun skripsi ini


(14)

xi


(15)

xii

DAFTARTISIT

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT ………... viii

KATA PENGANTAR ……...……… ix

DAFTAR ISI ………..……… xii

DAFTAR TABEL ………..……… xv

DAFTAR GAMBAR …….……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………..……… xviii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakane ………...……… 1

B. Identifikasi Masalah …...……… 5

C. Pembatasan Masalah ..……… 6

D. Rumusan Masalah ……….……… 6

E. Batasan Istilah ……… 7


(16)

xiii

G. Manfaat Penelitian ……….……… 8

H. Sistematika Penulisan ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 11

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based eearning) ………. 11

B. Efektivitas Pembelajaran ……… 16

C. Motivasi Belajar ………. 17

D. Hasil Belajar …………...……… 21

E. Kubus dan Balok ……… 23

F. Keraneka Berpikir ………..……… 29

BAB III METODE PENELITIAN ……… 32

A. Jenis Penelitian ………...……… 32

B. Subjek dan Objek Penelitian ………..… 32

C. Variabel ………..… 33

D. Bentuk Data ……… 33

E. Metode dan Instrumen Peneumpulan Data ……… 33

F. Metode Analisis Data …….……… 41

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 45

H. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ……….. 47

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN PENELITIAN……… 48

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ……….……… 48


(17)

xiv

C. Pembahasan Penelitian ………..……..……… 75

BAB V PENUTUP ……….….… 79

A. Kesimpulan ………..…… 79

B. Saran ……… 79

C. Kelemahan Penelitian ………..… 80

DAFTAR PUSTAKA ……….… 81 LAMPIRAN

T

T


(18)

xv

DAFTARTTABELT

Tabel 2.1 Peran Guru, Siswa, dan Masalah ………... 12

Tabel 2.2 Lanekah-lanekah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ……….. 14

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Akhir ……… 35

Tabel 3.2 Kriteria Interprestasi Tinekat Validitas ………. 36

Tabel 3.3 Kriteria Interprestasi Tinekat Kesukaran ………... 38

Tabel 3.4 Kriteria Interprestasi Tinekat Reliabilitas ………. 39

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner ……… 40

Tabel 3.6 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Siswa ……… 41

Tabel 3.7 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ………... 42

Tabel 3.8 Kriteria Skor Motivasi Belajar Siswa ……… 43

Tabel 3.9 Kriteria Motivasi Belajar Siswa ……… 43

Tabel 3.10 Kriteria Motivasi Belajar Seluruh Siswa ………... 44

Tabel 4.1 Skor Siswa untuk Soal Uji Coba Nomor Satu ………...… 51

Tabel 4.2 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ……….. 52

Tabel 4.3 Hasil Analisis Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba ……….. 53

Tabel 4.4 Keadaan Instrumen Tes Akhir ………..………. 53

Tabel 4.5 Hasil Analisis Reliabilitas Tes Akhir ……… 54

Tabel 4.6 Hasil Kuis Kelas VIII ……… 59

Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir ………. 61


(19)

xvi

Tabel 4.9 Kriteria Efektifitas Hasil Belajar Seluruh Siswa ………... 62

Tabel 4.10 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa ……….. 63

Tabel 4.11 Kriteria Motivasi Belajar Seluruh Siswa ………... 63

Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Wawancara ………... 74

T

T

T

T

T

T

T

T

T

T


(20)

xvii

DAFTARTGAMBART

Gambar 2.1 Balok dan Jarine-jarine Balok ………... 24 Gambar 2.2 Balok denean Rusuk , dan ………...…………... 24 Gambar 2.3 Kubus dan Jarine-jarine Kubus ………. 26 Gambar 2.4 Kubus Satuan denean Panjane Rusuk-rusuknya Satu Satuan ... 27 Gambar 2.5 Kubus yane Diisi denean Kubus Satuan ………... 28


(21)

xviii

DAFTARTLAMPIRANT

LAMPIRAN A

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………...…………... 82

A.2 Lembar Kerja Siswa 1 ……….... 95

A.3 Lembar Kerja Siswa 2 ……….... 96

A.4 Soal Kuis ………... 97

A.5 Kunci Jawaban Kuis ……….. 98

A.6 Soal Tes Akhir ………... 99

A.7 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Soal Tes Akhir …………... 100

A.8 Pedoman Wawancara ………. 104

LAMPIRAN B B.1 Validitas Soal Uji Coba oleh Pakar……….. 106

B.2 Validitas Kuesioner oleh Pakar ………. 108

B.3 Validitas Soal Uji Coba .………... 109

B.4 Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba ………... 114

B.5 Reliabilitas Tes Akhir ………..……….. 117

B.6 Analisis Hasil Kuis Kelas VIII ………..………...…. 118

B.7 Analisis Hasil Tes Akhir Kelas VIII ……….. 119


(22)

xix LAMPIRAN C

C.1 Hasil Kerja LKS 1 ………...……….. 122 C.2 Hasil Kerja LKS 2 ………...……….. 130 C.3 Hasil Kerja Kuis …….……… 136 C.4 Hasil Kerja Tes Akhir ….………... 139 C.5 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ………... 148

LAMPIRAN D

D.1 Surat Ijin Penelitian .………...……… 163 D.2 Surat Keteranean Telah Melaksanakan Penelitian ………...………. 165

LAMPIRAN E


(23)

1

BABTIT

PENDAHULUAN

T

T

A.

LatarTBelakangTMasalahT

Belajar menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:1) merupakan keeiatan berproses dan merupakan unsur yane saneat fundamental dalam penyeleneearaan jenis dan jenjane pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan saneat tereantune pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan linekunean sekitarnya. Keeiatan belajar meneajar merupakan inti keeiatan dalam pendidikan. Dalam keeiatan belajar meneajar akan melibatkan semua komponen peneajaran, keeiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yane telah ditetapkan dapat dicapai.

Keeiatan belajar meneajar akan berjalan lancar jika interaksi antara euru dan siswa dapat berjalan denean lancar. Proses belajar meneajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:105) dikatakan berhasil apabila tujuan instruksional khususnya dapat tercapai. Petunjuk bahwa suatu proses belajar meneajar dikatakan berhasil adalah daya serap siswa terhadap materi pelajaran dan perilaku yane dieariskan dalam tujuan peneajaran atau instruksional khusus. Indikator yane banyak dipakai sebaeai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap siswa.

Daya serap tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Selain itu, keberhasilan belajar meneajar juea dapat dilihat dari motivasi belajar siswa dalam meneikuti proses pembelajaran. Banyak hal yane dapat membanekitkan


(24)

motivasi belajar siswa, salah satunya adalah meneeunakan model pembelajaran yane bervariasi. Guru tidak harus terpaku denean meneeunakan satu model atau metode pembelajaran, tetapi sebaiknya euru mampu meneeunakan model atau metode lain aear pembelajaran dapat bervariasi. Biasanya, siswa akan merasa bosan dalam meneikuti pembelajaran jika pembelajaran tersebut tidak menarik perhatian siswa.

Ketika siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat keeaduhan, lesu, minat semakin berkurane, dan siswa tidak dapat meneuasai materi yane telah disampaikan, maka saat itu efektivitas peneeunaan model pembelajaran perlu dipertanyakan. Peneeunaan metode ceramah dalam pembelajaran menyebabkan siswa mudah merasa bosan karena siswa kurane dilibatkan secara lanesune dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pembelajaran hanya berpusat pada euru dan siswa hanya menjadi penerima informasi dari euru.

Matematika merupakan ilmu yane membutuhkan pemahaman, namun pada kenyataannya siswa hanya meneineat materi daripada memahaminya. Hal ini diakibatkan karena peneeunaan metode ceramah yane dieunakan euru dalam pembelajaran. Siswa hanya menerima tanpa dituntut memahami, sehineea siswa mudah lupa akan materi yane telah dipelajari. Padahal materi dalam pelajaran matematika selalu berkaitan, apabila siswa lupa suatu materi maka siswa akan kesulitan untuk meneikuti materi selanjutnya.


(25)

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013:25) model meneajar dapat diartikan sebaeai suatu rencana atau pola yane dieunakan dalam menyusun kurikulum, meneatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada peneajar di kelas dalam setting peneajaran atau setting lainnya. Guru harus memilih model pembelajaran yane tepat aear siswa mampu memahami materi yane diberikan. Pada pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2006, kebanyakan euru masih meneeunakan metode konvensional walaupun sudah mulai meneeunakan metode diskusi dan tanya jawab. Padahal masih banyak metode atau model lain yane lebih baik, salah satunya adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yane menyajikan masalah kontekstual sehineea meranesane siswa untuk belajar. Kelas yane menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Masalah yane diberikan ini dieunakan untuk meneikat siswa pada rasa inein tahu pada pembelajaran yane dimaksud. Masalah diberikan kepada siswa sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yane berkenaan denean masalah yane harus diberikan. Selain siswa dapat menemukan suatu konsep sendiri, siswa juea dapat berlatih untuk menyampaikan pendapat tentane hasil diskusinya denean kelompok.

Dari peneamatan di SMP Yos Sudarso Sokaraja, masih banyak siswa yane merasa kesulitan dalam belajar. Siswa masih meneaneeap bahwa matematika merupakan pelajaran yane sulit dan membosankan. Hal ini


(26)

diakibatkan karena euru hanya meneeunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Siswa hanya menjadi pendenear dan penerima ilmu sedanekan euru menjadi pusat pembelajaran. Seperti yane telah dijelaskan di atas, matematika merupakan mata pelajaran yane membutuhkan pemahaman dan hal itu tidak diperoleh denean meneeunakan metode ceramah saja. Tanpa pemahaman siswa akan mudah lupa denean materi yane telah dijelaskan, padahal materi yane telah dijelaskan diperlukan untuk memulai materi-materi lain yane tentunya berkaitan.

Masalah lain yane ada di kelas adalah kuranenya motivasi belajar siswa saat meneikuti pembelajaran matematika. Kuranenya motivasi tersebut dapat dilihat saat euru meminta siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis hanya beberapa siswa yane maju. Selain itu, kuranenya motivasi belajar juea dapat dilihat dari siswa yane eaduh, berlari-lari, tidur di kelas dan bermain denean teman saat pelajaran berlanesune. Salah satu indikator tercapainya proses pembelajaran adalah hasil belajar siswa atau nilai siswa, namun di kelas tersebut banyak siswa yane mendapat nilai rendah.

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa mendapat peneetahuan pentine, yane membuat siswa mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Pembelajaran berbasis masalah tidak berpusat pada euru, tetapi pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yane menantane siswa untuk bekerja secara kelompok untuk menemukan solusi dari masalah yane diberikan. Sehineea, diharapkan denean


(27)

meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah siswa akan lebih tertarik meneikuti pembelajaran matematika.

Guru mata pelajaran matematika meneatakan bahwa pada tahun sebelumnya, tinekat ketuntasan siswa pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok rendah. Hal ini disebabkan karena penyampaian materi tidak meneeunakan model yane tepat sehineea motivasi belajar siswa tidak maksimal. Guru sebaiknya meneeunakan model lain untuk memberikan materi tentane kubus dan balok.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud meneadakan penelitian tentane EfektivitasT ModelT PembelajaranT BerbasisT MasalahT padaT SubT PokokT BahasanT LuasT PermukaanT sertaT VolumeT KubusT danT BalokT diT KelasTVIIITSMPTYosTSudarsoTSokarajaTTahunTAjaranT2014/2015.T

B.

IdentifikasiTMasalahT

Berdasarkan latar belakane yane telah dipaparkan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebaeai berikut:

1. Hasil belajar yane kurane memuaskan.

2. Belum maksimalnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran matematika.

3. Pembelajaran yane kurane bervariasi. 4. Pembelajaran masih berpusat pada euru.

5. Siswa yane masih sulit memahami materi luas permukaan serta volume kubus dan balok.


(28)

C.

PembatasanTMasalahT

Berdasarkan uraian latar belakane dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah yane akan diteliti pada kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja. Adapun pembatasan masalah tersebut antara lain:

1. Materi yane dieunakan untuk penelitian adalah kubus dan balok pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok.

2. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja yane berjumlah 30 siswa.

3. Penelitian ini akan membahas tentane efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja tahun ajaran 2014/2015.

D.

RumusanTMasalahT

Dari penjelasan latar belakane di atas, maka didapat rumusan masalah sebaeai berikut:

1. Baeaimana efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa?

2. Baeaimana efektivitas model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa?


(29)

E.

BatasanTIstilahT

Beberapa istilah yane dieunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yane menuntut siswa untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yane diberikan.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan suatu daya peneeerak dalam diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yane telah ditentukan. Tanpa adanya motivasi belajar, siswa tidak akan munekin melakukan aktivitas belajar. 3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yane telah ditentukan setelah siswa menjalani proses belajar. 4. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas dalam pembelajaran adalah suatu usaha sederhana yane dilakukan untuk mencapai hasil yane sebesar-besarnya.

5. Kubus dan Balok

Kubus adalah baneun ruane yane memiliki enam sisi yane koneruen dan berbentuk perseei. Balok adalah baneun ruane yane memiliki enam sisi yane masine-masine berbentuk perseeipanjane yane setiap sepasane-sepasane sejajar dan koneruen.

Berdasarkan dari batasan istilah di atas, maka yane dimaksud dari judul adalah seberapa jauh model pembelajaran yane menuntut siswa


(30)

untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yane diberikan dapat meninekatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yane sebaik-baiknya pada pembelajaran matematika denean sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja.

F.

TujuanTPenelitianT

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan diadakannya penelitian ini yaitu: 1. Meneetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada proses

pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar siswa

2. Meneetahui keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada proses pembelajaran luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari motivasi belajar siswa.

G. ManfaatTPenelitianT

Manfaat yane didapatkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Baei Siswa

Model pembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa yane belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan peneetahuan yane dimilikinya atau berusaha meneetahui peneetahuan yane diperlukan. Siswa dapat meneinteerasikan peneetahuan dan ketrampilan secara simultan dan meneaplikasikannya dalam konteks yane


(31)

relevan. Selain itu, peneeunaan model ini dapat meninekatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, dan motivasi internal untuk belajar.

2. Baei Guru

Denean meneetahui baeaimana keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume balok serta kubus, euru dapat mempertimbanekan model pembelajaran yane tepat serta efektif untuk meninekatkan kualitas siwa.

3. Baei peneliti

Denean meneetahui baeaimana keefektifan peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok, peneliti dapat menentukan model pembelajaran yane tepat untuk dieunakan nantinya. Sehineea penelitian ini dapat menjadi bekal baei peneliti ketika menjalani dunia kerja.

H. SistematikaTPenulisanT

Pada Bab I merupakan pendahuluan yane berisi tentane latar belakane. Latar belakane tersebut memuat permasalahan yane terjadi saat peneliti melakukan observasi di sekolah. Lalu dari latar belakane tersebut dibuat rumusan masalah yane menjadi fokus penelitian. Peneliti juea menentukan tujuan dari penelitian yane akan dilaksanakan. Aear masalah yane diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah sesuai denean apa yane inein diteliti. Pada Bab I peneliti juea menjelaskan batasan istilah yane telah


(32)

ditentukan, lalu menentukan manfaat dari penelitian baei siswa, euru, serta peneliti. Selain itu, pada Bab I juea terdapat sistematika penulisan.

Bab II berisi beberapa teori yane dieunakan sebaeai landasan dalam melakukan penelitian. Teori-teori yane dieunakan adalah penjelasan model pembelajaran berbasis masalah, efektivitas pembelajaran, motivasi belajar, hasil belajar, luas permukaan serta volume kubus dan balok. Aear penelitian berjalan sesuai denean rencana maka peneliti membuat keraneka berpikir.

Bab III menjelaskan tentane metode penelitian yane dieunakan oleh peneliti. Beberapa hal yane ada dalam metode penelitian antara lain jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian. Terdapat pula metode dan instrumen peneumpulan data, metode analisis data dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Bab IV memaparkan tentane deskripsi persiapan dan pelaksanaan penelitian serta hasil dan pembahasan penelitian.

Pada Bab V peneliti memaparkan kesimpulan, saran, serta kelemahan penelitian.


(33)

11

BABTIIT

KAJIANTPUSTAKAT

A.

ModelTPembelajaranTBerbasisTMasalahT

(Problem Based Learning)

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yane tereambar dari awal sampai akhir yane disajikan secara khas oleh euru. Sehineea, model akan terbentuk jika pendekatan, strateei, metode dan teknik sudah teranekai menjadi satu kesatuan yane utuh. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based eearning).

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2013), model pembelajaran berbasis masalah dimulai denean menyajikan masalah nyata yane penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa, selain itu model ini juea dapat membuat siswa meneeunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah, dan berpikir kritis.

Menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yane menyajikan masalah kontekstual sehineea meranesane siswa untuk belajar. Dalam kelas yane menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Masalah yane diberikan ini dieunakan untuk meneikat siswa pada rasa inein tahu pada pembelajaran yane dimaksud. Masalah yane diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi yane berkenaan denean masalah yane harus dipecahkan.


(34)

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yane dirancane aear siswa secara aktif menyelesaikan masalah nyata untuk mendapatkan peneetahuan.

Menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, ada lima strateei dalam meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based eearning), yaitu :

1. Permasalahan sebaeai kajian

2. Permasalahan sebaeai penjajakan pemahaman 3. Permasalahan sebaeai contoh

4. Permasalahan sebaeai baeian yane tak terpisahkan dari proses 5. Permasalahan sebaeai stimulus aktivitas otentik

Peran euru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat dieambarkan sebaeai berikut:

T TabelT2.1T

PeranTGuru,TSiswa,TdanTMasalahT T

Guru sebaeai pelatih Siswa sebaeai solverproblem Masalahan sebaeai awal tantanean dan motivasi

Asking about thinking

(bertanya tentane pemikiran)

 Memonitor pembelajaran

Probbing (menantane

siswa untuk berfikir)  Menjaea aear siswa

terlibat

 Meneatur dinamika kelompok

 Menjaea berlanesunenya proses

 Peserta yane aktif  Terlibat lanesune

dalam pembelajaran  Membaneun

pembelajaran

 Menarik untuk dipecahkan

 Menyediakan

kebutuhan yane ada hubuneannya denean pelajaran yane dipelajari


(35)

Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah menurut modul pelatihan kurikulum 2013 antara lain:

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk meneembanekan keterampilan berpikir tinekat tineei.

2. Pemodelan peranan orane dewasa.

Bentuk pembelajaran berbasis masalah pentine menjembatani perbedaan (gap) antara pembelajaran sekolah formal denean aktivitas mental yane lebih praktis yane dijumpai di luar sekolah.

3. Self Directed eearning (Pembelajaran yane Berpusat pada Siswa)

Siswa harus dapat menentukan sendiri apa yane harus dipelajari dan dari mana informasi harus diperoleh di bawah bimbinean euru.

Beberapa lanekah-lanekah model pembelajaran berbasis masalah menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:37) dapat dilihat pada tabel berikut:


(36)

TabelT2.2T

Langkah-langkahTModelTPembelajaranTBerbasisTMasalahT T

Fase

ke- Indikator Aktivitas/Keeiatan Guru 1 Orientasi siswa

kepada masalah  Menjelaskan menjelaskan loeistik yane dibutuhkan. tujuan pembelajaran,

 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yane dipilih.

2 Meneoreanisasikan

siswa untuk belajar Membantu meneoreanisasikan siswa tueas mendefinisikan belajar yane dan berhubunean denean masalah tersebut.

3 Membimbine penyelidikan individu dan kelompok

Mendorone siswa untuk meneumpulkan informasi yane sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4 Meneembanekan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya yane sesuai seperti laporan, model, dan berbaei tueas denean teman.

5 Meneanalisa dan meneevaluasi proses pemecahan masalah

Meneevaluasi hasil belajar tentane materi yane telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja.

Penjelasan:

FaseT1:TMengorientasikanTsiswaTkepadaTmasalahT

Pembelajaran dimulai denean menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yane akan dilakukan. Ada empat hal yane perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

1. Tujuan utama peneajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi kepada belajar baeaimana menyelidiki masalah-masalah pentine dan baeaimana menjadi siswa yane mandiri.

2. Permasalahan dan pertanyaan yane diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak ”benar”, sebuah masalah yane rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan serinekali bertentanean.


(37)

3. Selama tahap penyelidikan, siswa didorone untuk meneajukan pertanyaan dan mencari informasi.

4. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorone untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.

FaseT2:TMengorganisasikanTsiswaTuntukTbelajarT

Selain meneembanekan ketrampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juea mendorone siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah saneat membutuhkan kerjasama dan sharing antar aneeota.

FaseT3:TMembimbingTpenyelidikanTindividuTdanTkelompokT

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yane berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yane identik, yakni peneumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.

FaseT 4:T MengembangkanT danT menyajikanT hasilT karyaT danT memamerkannyaT

Tahap penyelidikan diikuti denean menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yane diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), proeram komputer, dan sajian multimedia.


(38)

FaseT5:TAnalisaTdanTevaluasiTprosesTpemecahanTmasalahT

Fase ini merupakan tahap terakhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik meneanalisis dan meneevaluasi proses mereka sendiri dan ketrampilan penyelidikan dan intelektual yane mereka eunakan.

B.

EfektivitasTPembelajaranT

Menurut Nana Sudjana (1992:59), keefektifan pembelajaran berkenaan denean jalan, upaya, teknik, strateei yane dieunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat. Menurut Elis (dalam Kartika Budi, Widya Dharma 2001:48) meneatakan bahwa efektivitas selain meneacu pada proses, juea meneacu pada hasil, yaitu perinekat prestasi akademik yane dicapai siswa melalui tes (ujian) baku. Sehineea dapat disimpulkan bahwa efektivitas belajar merupakan jalan, upaya, teknik, strateei untuk mencapai tujuan belajar yane dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa.

Efektivitas peneeunaan model pembelajaran dapat terjadi bila ada kesesuaian antara model pembelajaran denean semua komponen pembelajaran yane telah diproeramkan dalam satuan pelajaran, sebaeai persiapan tertulis. Keefektifan model atau metode pembelajaran dipertanyakan apabila sebaeian siswa tidak mampu berkonsentrasi, membuat keeaduhan, menunjukkan kelesuan, minat siswa berkurane, dan tidak meneuasai materi yane telah disampaikan oleh euru. Sesuai denean penelitian maka suatu model dikatakan efektif apabila dapat mencapai prestasi belajar yane telah ditentukan


(39)

sebelumnya dan motivasi belajar siswa dalam meneikuti pembelajaran dapat maksimal.

Dalam penelitian ini, efektivitas peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok tercapai apabila motivasi dan hasil belajar siswa maksimal.

C.

MotivasiTBelajarT

1. PengertianTMotivasiTBelajarT

Motivasi menurut Oemar Hamalik (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2011:148) adalah suatu perubahan enerei di dalam pribadi seseorane yane ditandai denean timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:148), dalam keeiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebaeai suatu pendorone yane meneubah enerei dalam diri siswa ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan suatu daya peneeerak dalam diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yane telah ditentukan.

Siswa yane memiliki motivasi belajar akan bereantune pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yane menarik atau proses yane menyenanekan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strateei yane berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut.


(40)

2. MotivasiTInstrinsikTdanTEkstrinsikT

Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandane, yaitu motivasi yane berasal dari dalam diri siswa (instrinsik) dan motivasi yane berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik).

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi dari dan pilihan personal. Dalam pandanean ini, murid inein percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauannya sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meneineat jika mereka mempunyai pilihan dan peluane untuk meneambil taneeune jawab personal atas pembelajaran mereka. 2) Motivasi intrinsik berdasarkan penealaman optimal. Penealaman

optimal kebanyakan terjadi ketika orane merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantanean yane mereka aneeap tidak terlalu sulit tetapi juea tidak terlalu mudah.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yane lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik


(41)

serine dipenearuhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

3. FungsiTMotivasiTdalamTBelajarT

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:157), motivasi dalam belajar memiliki funesi sebaeai berikut:

a. Motivasi sebaeai pendorone perbuatan

Pada mulanya siswa tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yane dicari maka munculah minatnya untuk belajar. Motivasi sebaeai pendorone ini mempenearuhi sikap apa yane seharusnya siswa ambil dalam raneka belajar.

b. Motivasi sebaeai peneeerak perbuatan

Di sini siswa sudah melakukan aktivitas belajar denean seeenap jiwa dan raea.

c. Motivasi sebaeai penearah perbuatan

Siswa yane memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yane harus dilakukan dan mana perbuatan yane diabaikan.

4. Bentuk-BentukTMotivasiTdalamTBelajarT

Beberapa cara yane dapat dieunakan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam keeiatan belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:158) antara lain:


(42)

1) Memberi skor

Skor yane diberikan kepada setiap siswa merupakan alat motivasi yane cukup memberikan ranesanean kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan meninekatkan prestasi belajar mereka di masa mendatane. 2) Hadiah

Hadiah dalam dunia pendidikan bisa dijadikan sebaeai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada siswa yane berprestasi lebih tineei dari siswa yane lain. Sehineea siswa lebih terpacu untuk meninekatkan prestasi belajarnya.

3) Kompetisi

Kompetisi dapat dieunakan sebaeai alat motivasi untuk mendorone siswa aear mereka bereairah belajar.

4) Ego-Involvement (Keterlibatan Individu Siswa)

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa aear merasakan pentinenya tueas dan menerimanya sebaeai suatu tantanean sehineea bekerja keras denean mempertaruhkan harea diri adalah sebaeai salah satu bentuk motivasi yane cukup pentine.

5) Memberi Ulanean

Siswa biasanya mempersiapkan diri denean belajar jauh-jauh hari untuk menehadapi ulanean. Oleh karena itu, ulanean merupakan strateei yane cukup baik untuk memotivasi siswa aear lebih eiat belajar.


(43)

6) Meneetahui Hasil

Denean meneetahui hasil, siswa terdorone untuk belajar lebih eiat. Apalaei bila hasil belajar itu menealami kemajuan.

7) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yane positif dan sekalieus merupakan motivasi yane baik.

8) Hukuman

Meski hukuman sebaeai reinforcement yane neeatif, tetapi bila dilakukan denean tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yane baik dan efektif.

9) Minat

Minat adalah kecenderunean yane menetap untuk memperhatikan dan meneenane beberapa aktivitas.

10)Tujuan yane Diakui

Rumusan tujuan yane diakui dan diterima denean baik oleh siswa merupakan alat motivasi yane saneat pentine karena denean memahami tujuan yane harus dicapai eairah untuk terus belajar akan terus tumbuh.

D.

HasilTBelajarT

Hasil belajar menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Adbul Haris, 2013:14) adalah kemampuan yane diperoleh oleh siswa setelah melakukan keeiatan belajar. Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk


(44)

perubahan perilaku yane cenderune menetap dari ranah koenitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yane dilakukan dalam waktu tertentu.

Sistem pendidikan nasional meneeunakan klasifikasi hasil belajar Benjamin S. Bloom yane secara earis besar dibaei menjadi 3 ranah, yaitu: 1. Ranah Koenitif

Merupakan proses berpikir atau perilaku yane termasuk hasil kerja otak. Ranah koentif memiliki enam jenjane tujuan belajar, yaitu:

a. Meneineat b. Meneerti c. Memakai d. Meneanalisis e. Menilai f. Mencipta 2. Ranah Afektif

Merupakan perilaku yane dimunculkan seseorane sebaeai pertanda kecenderuneannya untuk membuat pilihan untuk beraksi dalam linekunean tertentu. Ranah afektif dibaei menjadi lima jenjane, yaitu: a. Penerimaan

b. Pemberian respon c. Pemberian nilai d. Peneoreanisasian e. Karakterisasi


(45)

3. Ranah Psikomotorik

Merupakan perilaku yane dimunculkan oleh hasil kerja funesi tubuh manusia. Ranah psikomotorik dibaei menjadi lima jenjane, yaitu:

a. Meniru b. Menerapkan c. Memantapkan d. Meranekai e. Naturalisasi

Ketiea ranah tersebut merupakan objek penilaian terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti akan menilai hasil belajar siswa hanya dari ranah koenitif saja yaitu tes akhir pada materi luas permukaan dan volume baneun ruane sisi datar kubus dan balok.

E.

KubusTdanTBalokT

1. LuasTPermukaanTKubusTdanTBalokT

Luas permukaan suatu baneun ruane dapat dicari denean cara menjumlahkan luas dari bidane-bidane yane menyusun baneun ruane tersebut. Oleh karena itu, harus memperhatikan banyaknya bidane dan bentuk masine-masine bidane pada suatu baneun ruane.

a. LuasTPermukaanTBalokT

Perhatikan balok pada eambar 2.1(a) di bawah ini. Pandanelah balok tersebut sebaeai benda beroneea. Bila sisi balok dipotone sepanjane rusuk-rusuk teeak dan salah satu rusuk datarnya, serta dibuka dan


(46)

ditempatkan pada bidane datar, maka akan didapat jarine-jarine balok seperti eambar 2.1(b).

Jarine-jarine balok tersebut tersusun dari enam perseeipanjane yane terdiri dari sisi depan, sisi atas, sisi sampine kanan, sisi sampine kiri, sisi belakane, dan sisi depan. Luas sisi atas sama denean luas sisi bawah, luas sisi belakane sama denean luas sisi depan, sedanekan luas sisi sampine kanan sama denean luas sisi sampine kiri.

Perhatikan balok pada eambar 2.2!

T T T T T

T GambarT2.2TBalokTdenganTRusukT , ,TdanT T GambarT2.1TBalokTdanTJaring-jaringTBalokT

(b) G

A B

C D

E E

F E

F G H

H H

A B

C D

E F

(a)


(47)

Bila panjane balok sama denean satuan panjane, lebar balok satuan panjane, dan tineei balok satuan panjane, maka luas permukaan balok dapat dihitune sebaeai berikut:

Luas sisi depan = ×

Luas sisi belakane = ×

Luas sisi sampine kanan = ×

Luas sisi sampine kiri = ×

Luas sisi atas = ×

Luas sisi bawah = ×

Luas permukaan balok = 2( × ) + 2( × ) + 2( × )

Secara umum, luas permukaan balok yane dinyatakan denean L dapat dirumuskan sebaeai berikut:

Keteranean:

L : luas permukaan balok : panjane balok

: lebar balok : tineei balok

+T


(48)

b. LuasTPermukaanTKubusT

Baneun ruane kubus memiliki rusuk-rusuk yane sama panjane, maka panjane, lebar, dan tineeinya dapat dinamakan . Perhatikan eambar 2.3(b), jarine-jarine kubus terdiri dari enam perseei.

Luas sisi ABCD dapat diketahui yaitu × atau . Berdasarkan denean yane telah dibicarakan di atas bahwa kubus memiliki enam sisi yane berbentuk perseei, maka luas permukaan kubus dapat diketahui denean cara berikut:

Luas permukaan kubus = 6 × ( × )

Jika luas permukaan kubus dinyatakan denean L, maka luas permukaan dapat dirumuskan sebaeai berikut:

L=

A B

C D

E F

G H

F E

H

A B

C D

E F E

H G

G H

GambarT2.3TKubusTdanTJaring-jaringTKubusT

(a)


(49)

Keteranean:

L : luas permukaan kubus : panjane rusuk kubus

T

2. VolumeTKubusTdanTBalokT

Volume adalah ukuran yane menyatakan kapasitas ruanean yane dapat tepat diisi oleh suatu objek. Untuk menentukan volume sebuah kubus dapat meneeunakan kubus satuan pada eambar 2.4 denean panjane rusuk 1 satuan.

Perhatikan eambar ruanean berbentuk kubus pada eambar 2.5 (a) denean ukuran 4 cm. Isikan kubus satuan ke dalam kubus tersebut seperti eambar 2.5 (b) sampai tepat memenuhi kubus seperti eambar 2.5(c)

GambarT2.4TKubusTSatuanTdenganT PanjangTRusuk-rusuknyaTSatuTSatuanT

panjangT

1 1


(50)

Banyak kubus satuan pada alas kubus adalah 4 × 4 = 16, karena untuk memenuhi alas kubus yane mempunyai panjane 4 cm dan lebar 4 cm diperlukan satuan kubus denean panjane rusuknya 1 satuan sebanyak 16 kubus satuan.

Banyak lapisan untuk meneisi penuh kubus pada eambar 2.4(a) adalah empat lapisan. Sehineea banyaknya kubus satuan untuk meneisi penuh kubus adalah 4 × 16 = 64. Jadi kubus tersebut dapat diisi tepat 64 kubus satuan atau dapat dikatakan bahwa volume kubus tersebut 64 satuan volume. Dari eambar 2.4 dapat dilihat bahwa jumlah kubus satuan untuk memenuhi panjane kubus adalah 4 buah kubus satuan, sedanekan untuk memenuhi lebar dan tineei kubus juea membutuhkan 4 buah kubus satuan. Hal ini disebabkan karena kubus mempunyai rusuk-rusuk yane sama panjane. Denean kata lain, volume kubus yane memiliki panjane rusuknya

dapat dirumuskan sebaeai berikut:

GambarT2.5TKubusTyangTDiisiTdenganTKubusTSatuanT

2 = × × =


(51)

Sedanekan untuk menentukan rumus volume balok dapat diturunkan dari rumus volume kubus. Balok merupakan kubus yane ukuran panjane, lebar, dan tineeinya berbeda. Bila panjane balok dinyatakan dalam satuan panjane, lebar balok dinyatakan dalam satuan panjane, dan tineei blok dinyatakan dalam satuan panjane, dan volume balok disimbolkan denean

satuan volume, maka volume balok dapat dirumuskan sebaeai berikut:

F.

KerangkaTBerpikirT

Membuat siswa tertarik meneikuti pembelajaran dan terfokus pada euru memane sulit. Siswa lebih cenderune merasa bosan jika pembelajaran tidak menarik. Rasa bosan itu dapat dilihat dari perilaku siswa yane serine meneobrol denean teman diluar topik pembelajaran, tertidur, berjalan-jalan dan melamun. Tentunya hal tersebut dapat meneuranei pemahaman siswa tentane suatu konsep atau materi. Penyampaian materi yane hanya meneeunakan metode konvensional merupakan salah satu hal yane menyebabkan siswa merasa bosan meneikuti pembelajaran.

Metode konvensional yane dianeeap sebaeai metode pembelajaran tradisional menjadikan euru sebaeai pusat pembelajaran dan siswa hanya sebaeai penerima ilmu yane diberikan pada euru. Namun, pada kenyataannya siswa akan cepat lupa denean materi karena hanya menerima saja dari euru karena tidak adanya pemahaman akan materi. Padahal pelajaran matematika


(52)

bukanlah pelajaran hafalan akan rumus-rumus, tetapi membutuhkan pemahaman siswa. Hal ini tidak didapatkan jika hanya meneeunakan metode konvensional.

Peneeunaan metode konvensional memane banyak dieunakan euru dalam memberikan materi pada kurikulum 2006 walaupun beberapa euru sudah meneeunakan metode diskusi dan tanya jawab. Banyak model atau metode pembelajaran yane lebih baik dari yane telah disebutkan. Beberapa model pembelajaran yane dapat dieunakan antara lain model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), model pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan model pembelajaran penemuan (discovery learning), semua itu merupakan model pembelajaran yane ada di kurikulum 2013. Model tersebut dapat diterapkan pada kurikulum 2006 untuk membantu siswa memahami materi pelajaran.

Peneliti memfokuskan penelitian pada peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok. Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk berpikir kritis untuk mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk memahami suatu materi. Selain itu, siswa juea diharapkan mampu menyelesaikan masalah secara tim. Hal ini dapat meneuranei keeiatan siswa di luar pembelajaran seperti meneobrol denean teman, tertidur, berjalan-jalan, dan melamun.

Hasil belajar siswa akan baik apabila siswa mempunyai motivasi belajar yane tineei. Motivasi tersebut dapat dilihat dari keaktifan, keterlibatan,


(53)

minat, perhatian, rasa inein tahu, keantusiasan, serta berusaha mencoba dan bersedia meneatasi masalah. Apabila semua itu dapat terlihat dari diri siswa maka diharapkan siswa menjadi paham akan materi yane dipelajari. Pemahaman tersebut dapat membuat siswa mencapai hasil belajar yane baik. Oleh karena itu, peneliti berharap peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok dapat efektif.


(54)

32

BABTIIIT

METODETPENELITIANT

A.

JenisTPenelitianT

Jenis penelitian yane dilaksanakanan adalah penelitian deskriptif kuantitatif kualitatif. Data tentane hasil belajar siswa yane berupa bilanean akan dianalisis secara kuantitatif, sedanekan data hasil kuesioner siswa akan dikuantifikasi, kemudian bersama denean data uraian hasil wawancara siswa dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif.

B.

SubjekTdanTObjekTPenelitianT

Subjek penelitian ini adalah siwa-siswi kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja. SMP Yos Sudarso memiliki misi yane dapat memajukan siswa yane tidak mendapatkan sekolah. Beberapa siswa di kelas VIII berasal dari keluarea yane tidak harmonis sehineea tidak adanya kontrol dari pihak keluarea untuk belajar. Pada saat pembelajaran berlanesune terdapat siswa yane membawa dan meneeunakan alat make-up sehineea tidak mendenearkan penjelasan dari euru. Objek penelitian ini adalah efektivitas peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok ditinjau dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa.


(55)

C.

VariabelT

Variabel yane dieunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah.

D.

BentukTDataT

1. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa berupa aneka yane didapatkan melalui tes akhir setelah materi luas permukaan dan volume selesai diberikan.

2. Data motivasi belajar siswa

Data berupa aneka yane diperoleh denean peneisian kuesioner yane berupa aneka tentane peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah, dan berupa pernyataan yane diperoleh dari wawancara denean meneambil sampel.

E.

MetodeTdanTInstrumenTPengumpulanTDataT

1. MetodeTPengumpulanTDataT

Metode peneumpulan data hasil belajar siswa diperoleh denean meneeunakan tes tertulis yane berupa tes akhir. Sedanekan data motivasi


(56)

belajar siswa berupa kuesioner dan wawancara. Data motivasi belajar siswa didapatkan denean analisis kuesioner meneenai taneeapan siswa terhadap peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah dan diperkuat denean wawancara terhadap beberapa siswa.

Data hasil belajar diperoleh denean meneeunakan tes tertulis berupa tes akhir. Hasil tes tersebut yane akan dieunakan untuk meneetahui efektivitas peneeunaan model pembelajaran berbasis masalah yane dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa.

2. InstrumenTPengumpulanTData

a. Tes Hasil Belajar

Untuk meneetahui peninekatan hasil belajar siswa, peneliti melaksanakan tes tertulis. Bentuk soal tes berupa uraian aear peneliti dapat melihat lanekah siswa dalam penyelesaian masalah. Soal meneacu pada indikator pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi soal tes akhir :

T T T T T T T T T T T T T T


(57)

TabelT3.1T

Kisi-kisiTSoalTTesTAkhirT T

Kompetensi

Dasar Materi Indikator Soal Banyak Soal Bentuk Soal 8.3 Menehitune

luas permukaan dan volume kubus dan balok

Kubus dan balok

1. Menerapkan rumus luas permukaan kubus dan balok yane telah didapatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari.

4 Uraian

2. Menerapkan rumus volume kubus dan balok yane telah didapatkan siswa untuk menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari.

4

Tentunya untuk mendapatkan data yane berkualitas, instrumen yane dieunakan harus memenuhi syarat sebaeai alat peneukur yane baik yaitu validitas dan reliabilitas. Maka sebelum instrumen tersebut dieunakan di kelas VIII perlu di lakukan uji coba terlebih dahulu. 1) Validitas

Validitas berkenaan denean ketetapan alat penilaian terhadap konsep yane dinilai sehineea betul-betul menilai apa yane seharusnya dinilai (Nana Sudjana, 1992:12). Kisi-kisi soal diuji validitasnya denean meneeunkan validitas isi. Selanjutnya peneliti meminta pertimbanean para pakar untuk meneuji kisi-kisi soal tes akhir. Teknik uji pakar dilaksanakan denean meminta bantuan dari dosen pembimbine, dosen yane meneampu mata kuliah eeometri dan euru mata pelajaran matematika untuk menelaah konsep materi


(58)

instrumen tes hasil belajar siswa (lembar validitas soal oleh dosen dan euru dapat dilihat pada lampiran B.1). Selain itu, peneliti juea meneeunakan validitas butir soal dari hasil uji coba pakar denean meneeunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu:

= . ∑ − (∑ )(∑ )

. ∑ − ∑ . ( . ∑ − ∑ )

Keteranean:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y untuk soal ke- , = 1, 2, 3,…, 8

: Banyaknya peserta tes

: Skor soal ke- dari siswa ke- : skor total siswa ke-

Tinekat kualifikasi validitas untuk masine-masine soal meneeunakan tabel bi bawah ini:

TabelT3.2T

KriteriaTInterpretasiTTingkatTValiditasTMenurutTRuseffendiT (dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T180)T

T

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < ≤ 1,00 Saneat tineei

0,60 < ≤ 0,80 Tineei

0,40 < ≤ 0,60 Cukup

0,20 < ≤ 40 Rendah


(59)

Soal dikatakan valid apabila lebih besar dari pada tabel critical value of the pearson correlation coeficient r denean meneeunakan taraf sienifikasi 5% atau = 0,05.

2) Tinekat Kesukaran Soal

Tinekat kesukaran soal dapat ditentukan denean terlebih dahulu menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas terdiri atas 50% dari seluruh siswa yane mendapatkan skor tineei, sedanekan kelompok bawah terdiri atas 50% dari seluruh siswa yane mendapatkan skor rendah (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013:181).

Apabila sudah terbentuk kelompok atas dan kelompok bawah maka dapat dihitune denean meneeunakan rumus berikut:

TK = Keteranean :

TK : Tinekat kesukaran

: Jumlah skor kelompok atas : Jumlah skor kelompok bawah

n : Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah maks : skor maksimal soal yane bersanekutan

T T T T


(60)

TabelT3.3T

KriteriaTInterpretasiTTingkatTKesukaranT MenurutTSudjanaT(1999:137)T

(dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T182)T T

TK Tinekat Kesukaran 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedane 0,71 – 1,00 Mudah

3) Reliabilitas

Reliabilitas soal merupakan ukuran yane menyatakan tinekat keajeean atau kekonsistenan suatu soal tes (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:180). Untuk meneukur reliabilitas soal dieunakan perhitunean Alpha Cronbach Cronbach. Rumus yane dieunakan dinyatakan denean:

= − 1 1 −

Keteranean:

n : banyaknya butir soal

∑ : jumlah varians skor tiap item : varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah:

=∑

(∑ )

Keteranean :


(61)

: nilai hasil coba tiap item n : banyaknya butir soal

TabelT3.4T

KriteriaTInterpretasiTTingkatTReliabilitasTMenurutTGuilfordT dalamTRuseffendiT

(dalamTAsepTJihadTdanTAbdulTHaris,T2013:T181)T T

Koefisien Korelasi Interpretasi

≤ 0,20 Saneat Rendah

0,20 < ≤ 0,40 Rendah

0,40 < ≤ 0,70 Sedane

0,70 < ≤ 0,90 Tineei

0,90 < ≤ 1,00 Saneat Tineei

b. Kuesioner

Kuesioner menurut Babbie (dalam Djudju Sudjana, 2008:177) adalah alat peneumpul data secara tertulis yane berisi daftar pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yane disusun secara khusus dan dieunakan untuk meneeali dan menehimpun keteranean dan/atau informasi sebaeaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis.

Kuesioner ini dibuat untuk meneetahui baeaimana taneeapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah. Kuesioner ini termasuk dalam kuesioner tertutup. Penyusunan kuesioner meneacu pada karakteristik motivasi belajar yane meliputi minat, perhatian, konsentrasi, rasa inein tahu, keterlibatan, antusias, berusaha untuk mencoba dan bersedia meneatasi masalah.

Kuesioner motivasi belajar siswa terdiri atas 24 pernyataan yane terdiri dari 13 pernyataan positif dan 11 pernyataan neeatif.


(62)

Kuesioner ini memiliki lima pilihan yaitu Saneat Setuju (SS), Setuju (S), Raeu-raeu (R), Tidak Setuju (TS), dan Saneat Tidak Setuju (STS). Kisi-kisi kuesioner adalah sebaeai berikut:

TabelT3.5T Kisi-kisiTKuesionerT

T

No. Karakteristik Pernyataan Positif Pernyataan Neeatif No. Item

1. Minat 1, 9 4, 15

2. Perhatian 3, 8 10

3. Konsentrasi 5 21

4. Rasa inein tahu 11, 23 17, 20

5. Keterlibatan 6, 13 22

6. Antusiasme 14, 18 7, 12

7. Berusaha mencoba dan

bersedia meneatasi masalah 16, 19 2, 24

c. Wawancara

Wawancara adalah teknik peneumpulan data melalui komunikasi lanesune (tatap muka) antara pihak penanya (interviewer) denean pihak yane ditanya atau penjawab (interviewee) (Djudju Sudjana, 2008:194). Wawancara dilakukan peneliti untuk mendukune data motivasi belajar siswa. Peneliti meneambil beberapa siswa untuk diwawancarai untuk meneetahui taneeapan siswa meneenai pembelajaran yane telah dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yane ditanyakan meliputi minat, perhatian, konsentrasi, rasa inein tahu, keterlibatan, antusias, serta berusaha mencoba dan bersedia meneatasi masalah (pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran B.5).


(63)

F.

MetodeTAnalisisTDataT

1. Analisis Hasil Belajar

Peneliti meneanalisis hasil belajar siswa denean melihat banyaknya siswa yane tuntas dari hasil tes akhir. Data hasil belajar siswa dibuat dalam beberapa kriteria untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami materi yane telah dipelajari. Kriteria efektivitas hasil belajar siswa dapat ditentukan denean pedoman sebaeai berikut :

TabelT3.6T

KriteriaTEfektivitasTHasilTBelajarTSiswaTT (KartikaTBudi,T2001)T

T

Nilai Kriteria Hasil Belajar Kriteria Nilai

≤ 40 Saneat Rendah E

41 – 55 Rendah D

56 – 65 Cukup C

66 – 79 Tineei B

80 – 100 Saneat Tineei A

Keberhasilan belajar siswa tidak dapat hanya dilihat dari hasil tes yane memenuhi standar nilai dari sekolah karena siswa munekin sudah meneuasai materi tetapi dalam menjawab tes akhir kurane tepat. Sehineea perlu dibuat kriteria nilai aear dapat melihat kemampuan siswa dalam menyerap suatu materi. Siswa dikatakan berhasil dalam meneikuti pembelajaran adalah siswa yane memiliki kriteria cukup, baik, dan saneat baik.

Untuk melihat kriteria efektivitas hasil belajar siswa secara keseluruhan dieunakan pedoman sebaeai berikut :

T T


(64)

TabelT3.7T

KriteriaTEfektivitasTHasilTBelajarTT SeluruhTSiswaT(KartikaTBudi,T2001)T

T

Jumlah yane memperoleh nilai Efektivitas ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR

≥ 75% Saneat Tineei

< 75% ≥ 75% Tineei

< 75% ≥ 65% Cukup

< 65% ≥ 65% Rendah

< 65% Saneat Rendah

Keteranean :

ST : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria saneat tineei T : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria tineei C : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria cukup R : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria rendah SR : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria saneat rendah

2. Analisis Kuesioner tentane Motivasi Belajar

Sebelum kuesioner diberikan kepada siswa, peneliti melakukan validitas uji pakar denean meminta bantuan dari dosen pembimbine dan dosen lain aear setiap item pernyataan layak untuk dieunakan. Data hasil kuesioner motivasi belajar siswa dianalisis denean cara menehitune skor yane diperoleh oleh masine-masine siswa. Skor pada setiap jawaban diberi nilai sesuai denean pedoman berikut :T

T T T T T T


(65)

TabelT3.8T

KriteriaTSkorTMotivasiTBelajarTSiswaT(KartikaTBudi,T2001)T T

Jawaban Pernyataan Positif Skor untuk Pernyataan Neeatif

Saneat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Raeu-raeu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Saneat Tidak Setuju 1 5

Setelah kuesioner selesai diisi oleh siswa, hasil dari kuesioner tersebut dimasukkan ke dalam tabel hasil kuesioner. Selanjutnya, untuk menehitune persentase skor motivasi belajar siswa meneeunakan rumus berikut:

= × 100%

Keteranean:

H : Hasil persentase motivasi belajar siswa

J : Jumlah skor yane diperoleh oleh masine-masine siswa M : Jumlah skor maksimum

Apabila telah melakukan perhitunean di atas, maka dapat ditentukan kriteria motivasi belajar siswa denean melihat tabel berikut ini:

TabelT3.9T

KriteriaTMotivasiTBelajarTSiswaT(KartikaTBudi,T2001)T T

Skor (%) Kriteria Motivasi ≤ 20 Saneat Rendah

21 – 40 Rendah

41 – 60 Cukup

61 – 80 Tineei


(66)

Lalu setelah meneetahui kriteria masine-masine siswa, peneliti melakukan perhitunean kembali untuk meneetahui persentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Perhitunean tersebut dilakukan denean meneeunakan rumus berikut:

= ∑ × 100%

Keteranean :

H = Hasil motivasi belajar siswa secara keseluruhan

∑ = Jumlah siswa yane termotivasi sesuai kriteria ke- N = Jumlah seluruh siswa

Selanjutnya untuk meneetahui kriteria motivasi belajar siswa secara keseluruhan dapat dieunakan tabel berikut:

TabelT3.10T

KriteriaTMotivasiTBelajarTSeluruhTSiswaT (KartikaTBudi,T2001)T

T

Jumlah Siswa yane Memperoleh Nilai Kriteria ST ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR

≥ 75% Saneat Tineei

< 75% ≥ 75% Tineei

< 75% ≥ 65% Cukup

< 65% ≥ 65% Rendah

< 65% Saneat Rendah Keteranean :

ST : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria saneat tineei T : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria tineei C : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria cukup R : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria rendah SR : Banyaknya siswa yane memperoleh kriteria saneat rendah


(67)

3. Analisis Wawancara tentane Motivasi Belajar

Hasil wawancara akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Peneliti meneeunakan wawancara ini untuk mencari informasi tentane motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran yane telah dilaksanakan denean meneeunakan model permbelajaran berbasis masalah.

G. ProsedurTPelaksanaanTPenelitianT

Beberapa hal yane perlu dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu: 1. Penyusunan Proposal

Peneliti meneajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbine. Proposal penelitian berisikan BAB I, BAB II, dan BAB III. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbine maka peneliti mulai menyusun rencana dan mempersiapkan seeala macam instrumen untuk melakukan penelitian.

2. Persiapan Penelitian a. Observasi

Peneliti melaksanakan observasi di SMP Yos Sudarso Sokaraja aear peneliti mendapatkan data yane lenekap dan tepat sehineea penelitian dapat berjalan lancar. Peneliti mencari sekolah yane setara denean SMP Yos Sudarso Sokaraja untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas soal tes akhir. Setelah melakukan observasi, peneliti menentukan SMP Bruderan Purwokerto sebaeai tempat untuk melakukan uji coba tes akhir.


(68)

b. Izin

Peneliti meminta izin kepada pihak sekolah yane disertai denean surat permohonan penelitian dari sekretariat JPMIPA.

c. Pembuatan Instrumen

Instrumen yane dieunakan antara lain:

1) Menyusun RPP kurikulum 2006 denean meneeunakan model pembelajaran berbasis masalah (RPP dapat dilihat pada lampiran A.1)

2) Menyiapkan LKS (Lampiran A.2) 3) Membuat soal kuis (Lampiran A.4) 4) Membuat soal tes (Lampiran A.6) 5) Menyusun kuesioner

6) Menyiapkan daftar pertanyaan untuk wawancara (Lampiran A.8) 3. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan untuk mendapatkan data hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Data motivasi belajar diperoleh dari kuesioner dan diperkuat denean wawancara. Sedanekan untuk data hasil belajar siswa diperoleh dari penyeleneearaan tes akhir pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok.

4. Analisis Data


(69)

5. Penarikan Kesimpulan

Setelah meneanalisis data, peneliti menarik kesimpulan dari data tersebut. Kesimpulan ini menunjukan apakah model pembelajaran berbasis masalah efektif dieunakan di kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja pada sub pokok bahasan luas permukaan serta volume kubus dan balok.

H. PenjadwalanTWaktuTPelaksanaanTPenelitianT

1. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015 semester eenap tahun ajaran 2014/2015.

2. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMP Yos Sudarso Sokaraja yane terletak di Sokaraja, Banyumas.


(70)

48

BABTIVT

PELAKSANAAN,THASIL,TDANTPEMBAHASANTPENELITIANT

A.

PersiapanTdanTPelaksanaanTPenelitianT

1. PersiapanTPenelitianT

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan penelitian yane diawali denean observasi di SMP Yos Sudarso yane terdiri dari wawancara denean euru mata pelajaran matematika serta euru mata pelajaran lain tentane sikap siswa kelas VIII dalam meneikuti pembelajaran dan permasalahan yane ada di dalam kelas tersebut. Hasil wawancara tersebut dieunakan peneliti untuk menyusun latar belakane masalah penelitian. Setelah itu, peneliti meminta ijin untuk melakukan penelitian kepada kepala sekolah yane disertai denean surat ijin dari sekretariat JPMIPA.

Peneliti juea mencari sekolah yane setara denean SMP Yos Sudarso untuk melakukan uji validasi soal tes akhir karena banyaknya kelas VIII di SMP Yos Sudarso hanya satu kelas saja. Setelah mencari informasi dari beberapa euru di SMP Yos Sudarso akhirnya peneliti menentukan SMP Bruderan Purwokerto sebaeai tempat untuk melakukan uji coba soal tes akhir. SMP Bruderan mempunyai kesetaraan denean SMP Yos Sudarso, antara lain adalah akreditasi sekolah yane setara, jumlah siswa kelas VIII yane sama, serta perilaku siswa saat dalam kelas.


(71)

Sehineea peneliti meminta izin kepada kepala sekolah SMP Bruderan untuk melakukan uji coba soal tes akhir kepada kelas VIII.

Persiapan selanjutnya adalah pembuatan instrumen penelitian. Instrumen tersebut berupa RPP, LKS, tes akhir yane berupa uraian, dan kuesioner. Penyusunan RPP dan LKS berdasarkan kesepakatan antara euru mata pelajaran dan peneliti. RPP tersebut memuat lanekah-lanekah yane mencerminkan model pembelajaran berbasis masalah. Kuesioner yane telah disusun oleh peneliti diuji validitasnya denean meminta bantuan dosen pembimbine dan dosen pendidikan matematika yane lain. Sebelum menyusun tes akhir, peneliti membuat kisi-kisi soal tes akhir. Kisi-kisi soal diuji validitasnya denean meneeunakan validitas isi. Selanjutnya peneliti meminta pertimbanean para pakar untuk meneuji kisi-kisi soal tes akhir. Teknik uji pakar dilaksanakan denean meminta bantuan dari dosen pembimbine, dosen yane meneampu mata kuliah eeometri dan euru mata pelajaran matematika untuk menelaah konsep materi instrumen tes hasil belajar siswa. Lanekah terakhir untuk menentukan Validitas tes akhir peneliti melakukan validitas butir soal. Lanekah tersebut dilaksanakan denean melakukan uji coba soal tes akhir. Uji coba soal tes akhir dilaksanakan di kelas VIII SMP Bruderan Purwokerto.

Uji coba soal tes akhir dilaksanakan di SMP Bruderan Purwokerto pada hari Selasa, 28 April 2015 pukul 10.05 – 11.25 di kelas VIII terhadap 30 siswa. Setelah mendapatkan hasil dari uji coba, peneliti melakukan penilaian denean meneeunakan pedoman penilaian yane telah disusun


(72)

sebelumnya untuk menehasilkan nilai dari masine-masine siswa. Peneliti meneeunakan keseluruhan nilai siswa untuk meneetahui validitas masine-masine soal denean meneeunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, sedanekan untuk reliabilitas soal tes akhir dapat diketahui denean meneeunakan rumus Alpha Cronbach.

a. Validitas soal uji coba

Uji coba soal tes akhir dilakukan terhadap 30 siswa denean taraf sienifikasi 5%. Diketahui N = 30 denean α = 0,05, sehineea nilai

r = 0,361 (menurut tabel critical value of the Pearson Correlation Coefficient r). Soal uji coba terdiri dari 8 soal. Setelah dilakukan uji coba dan perhitunean denean meneeunakan rumus Product Moment dari Pearson, terdapat 3 soal yane tidak valid sehineea soal tersebut dibuane karena sudah ada soal lain yane mewakili kisi-kisi soal. Oleh karena itu, peneliti meneambil 5 soal yane valid untuk menjadi soal tes akhir yane akan diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Yos Sudarso Sokaraja. Contoh perhitunean untuk menentukan validitas nomor satu adalah sebaeai berikut:


(73)

TabelT4.1T

SkorTSiswaTuntukTSoalTUjiTCobaTNomorTSatuT

SiswaT T T T T T

S1 3 9 23 529 69

S2 5 25 24 576 120

S3 5 25 30 900 150

S4 5 25 25 625 125

S5 5 25 33 1089 165

S6 3 9 23 529 69

S7 5 25 23.5 552.3 117.5

S8 5 25 25 625 125

S9 5 25 35 1225 175

S10 5 25 25 625 125

S11 5 25 24.5 600.3 122.5

S12 5 25 25 625 125

S13 5 25 30 900 150

S14 5 25 25 625 125

S15 5 25 30 900 150

S16 5 25 35 1225 175

S17 5 25 25 625 125

S18 5 25 25 625 125

S19 5 25 15 225 75

S20 5 25 26.5 702.3 132.5 S21 5 25 16.5 272.3 82.5 S22 5 25 29.5 870.3 147.5 S23 5 25 19.5 380.3 97.5 S24 5 25 13.5 182.3 67.5

S25 5 25 18 324 90

S26 5 25 30 900 150

S27 5 25 35 1225 175 S28 5 25 14.5 210.3 72.5 S29 5 25 29.5 870.3 147.5 S30 5 25 35 1225 175 Total 146 718 768.5 20787 3750.5


(74)

= . ∑ − (∑ )(∑ )

. ∑ − ∑ . ( . ∑ − ∑ ) = 30 × 3750,5 − 146 × 768,5

(30 × 718 − (146) ). (30 × 20787 − (768,5) ) =0.1154

Karena < 0,361 maka soal nomor satu tidak valid

Berikut adalah hasil dari analisis Validitas soal uji coba (analisis lebih lenekap dapat dilihat pada lampiran B.3)

TabelT4.2T

HasilTAnalisisTValiditasTSoalTUjiTCobaT

No. Soal Keteranean Validitas Interpretasi 1 0,115 Tidak Valid Saneat Rendah

2 0,209 Tidak Valid Rendah

3 0,488 Valid Cukup

4 0,576 Valid Cukup

5 0,430 Valid Cukup

6 0,545 Valid Cukup

7 0,563 Valid Cukup

8 0,347 Tidak Valid Rendah

b. Tinekat Kesukaran Soal Uji Coba

Dari hasil uji coba soal, dapat ditentukan tinekat kesukaran masine-masine soal. Kelompok atas terdiri 11 siswa denean skor tineei, sedanekan kelompok bawah terdiri dari 11 siswa denean skor rendah. Berikut hasil perhitunean tinekat kesukaran soal uji coba :

T T T T T T


(75)

TabelT4.3T

HasilTAnalisisTTingkatTKesukaranTSoalTUjiTCobaT

No. Soal Indeks Tinekat Kesukaran

1 0,60 Sedane

2 0,48 Sedane

3 0,43 Sedane

4 0,52 Sedane

5 0,06 Sukar

6 0,48 Sedane

7 0,24 Sukar

8 0,40 Sedane

Berdasarkan tabel 4.2 terdapat 2 soal sukar dan 6 soal memiliki tinekat kesukaran yane sedane.

c. Instrumen Tes Akhir

Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 5 soal yane valid yaitu nomor 3, 4, 5, 6, dan 7. Soal nomor 1, 2, dan 8 tidak valid dan tidak dipakai karena sudah ada yane mewakili. Selanjutnya, soal diurutkan mulai dari nomor 1 sampai denean 5.

TabelT4.4T

KeadaanTInstrumenTTesTAkhirT

No. Soal Validitas Tinekat Kesukaran

1 Valid Sedane

2 Valid Sedane

3 Valid Sukar

4 Valid Sedane

5 Valid Sukar

Selanjutnya, dari soal tes akhir dicari reliabilitasnya. Reliabilitas soal tes akhir dilakukan denean meneeunakan rumus Alpha Cronbach.


(76)

Berikut hasil perhitunean reliabilitas soal tes akhir (analisis lebih lenekap dapat dilihat pada lampiran B.5)

TabelT4.5T

HasilTAnalisisTReliabilitasTTesTAkhirT

No. Soal Varians tiap soal ( )

1 5,199

2 1,740

3 1,566

4 3,446

5 5,420

∑ = 17,37

Reliabilitas tes dihitune denean meneeunakan rumus untuk tes uraian sebaeai berikut :

= − 1 1 −∑ ∑ = 17,37

= ,

,

=

27,413

Sehineea perhitunean reliabilitas tes akhir adalah sebaeai berikut :

= 5 − 1 1 −5 27,41317,37 = (0,36636)

= 0,458

Dari perhitunean di atas didapat hasil r = 0,458. Berdasarkan tabel 3.4 maka soal tes tersebut reliabel denean kateeori interpretasi


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

FOTOTKEGIATANTPEMBELAJARANT

MENGGUNAKANTMODELTPEMBELAJARANTBERBASISTMASALAHT

GambarTguruTmemberikanTbantuanTkepadaTsiswaTdalamTmengerjakanTLKST GambarTguruTmembukaTpembelajaranT


(6)

GambarTsiswaTmengerjakanTkuisT GambarTsiswaTmengisiTkuesionerT GambarTsiswaTmajuTuntukT mempresentasikanTjawabanTdiT depanTkelasT GambarTsiswaTmengerjakanTtesTakhirT


Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi SOLO pada Sub Pokok Bahasan Balok Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 7 Jember;

31 207 241

Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII

0 57 6

Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Pokok Bahasan Perbandingan Kelas VII Di SMP Negeri 4 Jember;

28 113 268

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa (Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah pada Manusia Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 di S

1 5 15

engembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Karakter Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012

0 12 19

Identifikasi Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Matematika Pokok Bahasan Garis dan Sudut pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 4 Jember;

0 6 226

Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Matematika Kelas VII-E SMP Negeri 1 Jember;

0 12 256

Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Peta Konsep pada Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2008/2009

1 7 18

View of Perbandingan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Script daN Model Pembelajaran Konvensional pada Pokok Bahasan Sistem Eskresi di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 11 Tello Makassar

0 0 11

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournament (TGT) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Zat dan Wujudnya di SMP Muhammadiyah Palangka Raya Tahun Ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23