1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aktivitas yang mampu menambah pengetahuan, keterampilan, dan suara hati manusia. Pendidikan dapat
berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam sekolah, pendidikan tidak pernah terlepas dari rancangan pendidikan yang sering
disebut sebagai kurikulum. Sejak Tahun 2000, Indonesia telah mengalami tiga kali perubahan
kurikulum, yaitu kurikulum 2004 KBK, kurikulum 2006 KTSP dan kemudian berubah menjadi kurikulum yang saat ini sedang dijalankan
namun terlihat memaksa yaitu kurikulum 2013. Sesungguhnya perubahan kurikulum bukanlah hal yang kaku dalam suatu bangsa, karena kurikulum
harus berkembang sesuai dengan strategi pembangunan pendidikan nasional. Akan tetapi yang selalu menjadi polemik tentang kurikulum
2013 adalah belum siapnya sekolah-sekolah untuk menerapkan kurikulum tersebut atau dalam artian terlalu terburu-buru. Sehingga hasil yang
diharapkan dari implementasi kurikulum 2013 belum terlihat maksimal. Tujuan kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
ada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013.
Berdasarkan tujuan kurikulum 2013 maka diperoleh prinsip-prinsip utama dalam pembelajaran yang perlu diterapkan guru, salah satunya
adalah dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah Daryanto, 2014:16-17. Pada pendekatan
ilmiah scientific approach, pembelajaran tidak hanya terfokus pada buku teks dan penjelasan guru, namun siswa perlu menyadari bahwa informasi
dapat berasal darimana saja dan kapan saja. Sehingga diharapkan siswa menjadi aktif dalam menggali pengetahuan dan keterampilan diri. Dari
beberapa penjelasan tersebut, tidak semua mata pelajaran dapat menerapkan scientific approach dengan mudah, khususnya pada mata
pelajaran yang sifatnya abstrak seperti mata pelajaran matematika. Salah satu contoh SMA yang mengalami kesulitan dalam
menggunakan scientific approach pada mata pelajaran matematika adalah SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara
kepada seorang guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Depok, faktor penghambat dalam menggunakan scientific approach adalah kondisi
siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami suatu masalah, sehingga diperlukan waktu lama untuk memberikan kesempatan siswa
berdiskusi dan menemukan sesuatu hal dari masalah yang diberikan, padahal banyak kompetensi dasar yang harus dipelajari oleh siswa.
Trigonometri juga merupakan materi yang baru diajarkan di Sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menengah Atas dan masih terlihat abstrak dalam pemikiran siswa. Kelemahan-kelemahan
tersebut menyebabkan
guru kelas
sering menjelaskan terlebih dahulu konsep yang ada baru mengaitkannya dengan
masalah-masalah dengan taraf mudah, kemudian memperdalam materi secara bertahap. Selain itu, guru juga menyampaikan bahwa siswa
biasanya mengalami kesulitan saat mempelajari pokok bahasan perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi. Untuk mengatasi
kesulitan siswa, guru memberikan kebebasan siswa menggunakan bahan ajar berupa buku paket apa saja yang ada di perpustakaan. Siswa terbantu
dengan adanya bahan ajar tersebut. Akan tetapi apabila yang menjadi tolak ukur adalah nilai, hanya ada 1 atau 2 siswa saja yang menonjol. Guru juga
menyarankan agar siswa menghafal rumus perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi, sehingga proses pembelajaran belum sesuai dengan
scientific approach .
Berdasarkan pengalaman PPL dan mengajar di kelas X IPS 2, siswa tidak menggunakan buku paket saat pembelajaran, beberapa siswa
lebih suka memfoto hasil kerjanya dengan menggunakan smartphone daripada harus menulis, dan ada siswa yang menanyakan bahwa
“apakah trigonometri sulit
?”. Hal tersebut ditanyakan karena mereka memperoleh informasi dari kakak tingkatnya yang juga menganggap “trigonometri
sulit”. Akibatnya siswa merasa kurang percaya diri dalam memahami konsep dan teknik penyelesaian masalah trigonometri.
Menurut Norman Blackett and David Tall 1991 dalam artikel yang berjudul “Gender and the versalite learning of trigonometry using
computer software ”, ada beberapa kesulitan dalam belajar trigonometri
sebagai berikut: 1 Anak-anak mengalami kesulitan untuk memunculkan ide-ide dalam trigonometri, yaitu membutuhkan pembelajaran dengan
manipulasi gambar segitiga, khususnya dalam mengatasi suatu perbandingan seperti
A sin
; 2 Perbandingan terbukti sangat sulit untuk dipahami oleh anak-anak Hart 1981 dan teks modern merespon dengan
memperkenalkan sinus sudut bukan sebagai perbandingan, tetapi sebagai kebalikan panjang sisi dalam segitiga siku-siku dengan satuan miring yang
harus konsisten meskipun segitiga diputar ke posisi manapun; 3 Anak- anak harus memahami konsep perubahan ukuran pada segitiga siku-siku
secara geometris dan dinamis yang pada dasarnya berbeda, yaitu apabila dalam suatu segitiga sudut lancipnya meningkat akan tetapi sisi miringnya
tetap, mengakibatkan sisi yang berdekatan menurun. Sehingga dari beberapa kesulitan itu dilakukan suatu penelitian berkaitan dengan
pembelajaran trigonometri serbaguna dengan menggunakan software komputer. Hasil dari penelitian tersebut adalah perlakuan eksperimental
menggunakan organizer generik pada komputer membantu siswa eksperimen untuk meningkatkan kinerjanya dibandingkan dengan siswa
kontrol. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis bermaksud untuk
mengembangkan bahan ajar seperti software untuk membantu siswa di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMA Negeri 1 Depok memahami konsep nilai perbandingan trigonometri dan perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi. Namun melihat
kebiasaan siswa yang suka memfoto hasil kerjanya, penulis beranggapan bahwa siswa lebih sering membuka smartphone daripada komputer atau
laptop. Sehingga penulis berfikir bahwa akan lebih praktis apabila bahan ajar dapat di install pada suatu sistem operasi yang terdapat pada
smartphone , karena penggunaan smartphone kini sudah menjadi dunia
siswa. Sistem operasi yang dipilih oleh penulis adalah Android, karena
lebih dari 75 siswa di kelas X IPS 2 menggunakan smartphone Android dan diambil dari Statcounter.com sejak April 2016 sampai April 2017
Android merupakan sistem operasi yang memiliki penjualan terbanyak di
Indonesia dengan persentasi 60,86, kemudian diikuti oleh Windows 21,54, Unknown 7,4, iOS 3,04, Nokia Unknown 2,32, OS X
1,41. Selain itu beberapa aplikasi di Android dapat di install secara gratis. Sehingga hal tersebut tidak memberatkan siswa untuk menginstall
aplikasi yang akan dibuat. Berdasarkan latar belakang maka penelitian ini mengambil judul
“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Android Pokok Bahasan Nilai Perbandingan Trigonometri dan Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut
Berelasi Kelas X IPS 2 Di SMA Negeri 1 Depok”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Identifikasi Masalah