sedangkan pelanggaran yang berat diserahkan bagian Mahkamah Militer Penyidik peraturan disiplin prajurit TNI, 2005:2.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek penelitian pada golongan tamtama. Alasannya adalah karena tamtama termasuk
pangkat terendah yang mempunyai banyak pemimpin sehingga ruang lingkup geraknya menjadi terbatas.
1. Peraturan Disiplin Militer pada TNI-AD
Pada Bab 1 Pasal 1 peraturan disiplin prajurit TNI, 2005:1, Peraturan Disiplin Prajurit Tentara Indonesia menyatakan bahwa
Peraturan Disiplin Prajurit TNI yang selanjutnya disebut peraturan disiplin adalah segala bentuk peraturan dan ketentuan-ketentuan
tentang ketaatan dan kepatuhan terhadap semua perintah kedinasan dari tiap-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung jawab, yang
berlaku bagi para prajurit TNI, baik dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
B. Stres Kerja
1. Pengertian Stres Kerja
Gerrig Zimbardo 2008:389 menjelaskan stres sebagai pola respon yang dibuat oleh individu berdasarkan stimulus yang
merupakan peristiwa yang mengganggu keseimbangan atau melebihi kemampuan individu dalam mengatasinya.
Stres yaitu respon adaptif dari karakter individu atau proses psikologis yang merupakan konsekuensi dari berbagai perilakusituasi
eksternaltuntutan fisik, psikologis individu Thomas Wadsworth, 2005 : 130.
Taylor dalam Douglas, 2002 : 378 mendefinisikan stres sebagai emosi negatif dan proses fisiologis yang terjadi saat individu mencoba
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Westen 1996 : 426 mendefinisikan stres sebagai kesempatan
individu untuk menyanggupi beradaptasi pada tuntutan internal maupun eksternal sehingga akan terjaga secara fisiologis dan
membebani secara emosional. Proses adaptasi tersebut akhirnya akan menimbulkan respon kognitif atau perilaku.
Pada penelitian ini, stres yang diteliti adalah stres di tempat kerja. Stres kerja merupakan ancaman yang berasal dari tuntutan pekerjaan
atau kurang terpenuhinya kebutuhan individu di tempat kerja Diahsari, 2001 : 363.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah pola respon individu secara fisiologis, perilaku, kognitif dan psikologis saat
beradaptasi pada tuntutan pekerjaan.
2. Jenis – Jenis Stres
Selye dalam Landy Conte, 2004 : 554 membedakan stres menjadi 2 bagian, yaitu eustress dan distress. Eustress merupakan
kekuatan yang positif dimana individu melihat situasi stres sebagai suatu tantangan sehingga memotivasi individu untuk bekerja keras dan
dapat mencapai tujuannya. Distress yaitu melihat situasi stres sebagai suatu hal yang sangat berlebihan sehingga dapat mengurangi kapasitas
kerja dan dapat mengalami berbagai penyakit yang berat Thomas Wadsworth, 2005 : 131.
3. Respon – Respon Stres
Stres di tempat kerja mempunyai ancaman yang serius bagi kesehatan individu di suatu organisasi. Spector 1996 : 283
menjelaskan bahwa ancaman tersebut disebabkan karena adanya tuntutan kerja sehingga menimbulkan berbagai respon stres seperti
respon psikologis, respon fisik dan respon perilaku. Pendapat ini dilengkapi lagi oleh Wadsworth 2005 : 132 yang menambahkan
respon kognitif pada respon-respon stres yang telah dijelaskan sebelumnya. Respon – respon stres, yaitu :
a. Respon Psikologis
Thomas Wadsworth 2005 : 133 menjelaskan respon stres tersebut seperti cemas dan depresi. Lebih lanjut lagi,
Spector 1996 : 284 menambahkan respon stres seperti marah, frustrasi, tidak adanya kepuasan kerja dan kehidupan. Selain itu,
Schultz Schultz 1994 : 419 menyatakan respon psikologis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada stres yaitu kelelahan secara psikologis, dan rendahnya harga diri.
b. Respon Fisiologis
Sagrestano dalam Thomas Wadsworth, 2005 : 132 berpendapat respon stres yang muncul yaitu meningkatnya
tekanan darah dan meningkatnya aktivitas hormon. Spector 1996 : 283 menambahkan respon stres seperti sakit kepala,
pusing, keringat dingin, gangguan tidur dan gangguan perut. Hawari 2006 : 41 juga menjelaskan respon stres seperti
lambung terasa mual, mulas, kembung, pedih dan diare. c.
Respon Perilaku Spector 1996 : 283 menjelaskan bahwa respon perilaku
yang muncul pada individu adalah menggunakan zat-zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan, merokok berlebihan dan
kecelakaan. Thomas Wadsworth 2005 : 133 menambahkan juga respon perilaku saat stres seperti kekerasan di tempat kerja,
gangguan makan, adanya permasalahan dalam keluarga, minum- minuman alkohol yang berlebihan.
d. Respon Kognitif
Respon kognitif yang mungkin muncul saat stres pada individu yaitu kurangnya konsentrasi dan perhatian, kurangnya
short-term dan long-term memory, dan rusaknya rencana-rencana jangka panjang suatu organisasi Thomas Wadsworth, 2005 :
133. Selain itu, individu juga sulit untuk membuat keputusan, terutama jika berada dalam tekanan Landy Conte, 2004 :
361. Jadi, ada 4 respon pada individu saat menghadapi tuntutan
yang berasal dari lingkungan yaitu respon psikologis, fisiologis, perilaku dan kognitif. Respon psikologis seperti marah, kecewa,
sedih, bingung, dan sebagainya. Respon fisiologis seperti keringat dingin, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan perut,
dan sebagainya. Respon perilaku seperti tidak ada nafsu makan atau makan berlebihan, kesulitan komunikasi, menunda
pekerjaan, dan sebagainya. Respon yang terakhir yaitu respon kognitif seperti sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan.
5. Faktor-Faktor yang dapat Membangkitkan Stres Kerja