1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang – Undang nomor 10 tahun 2009 dalam
http:www.wisatakandi.com,2011 tentang kepariwisataan, kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah. Dilihat dari data Kementerian pariwisata pada ranking devisa pariwisata
tahun 2010-2014 dalam http:www.kemenpar.go.id, 2014, jenis komoditas pariwisata memang masih menempati urutan kelima akan tetapi pertumbuhan
pariwisata cenderung meningkat setiap tahunnya. Berikut ini merupakan grafik ranking devisa pariwisata tahun 2010-2014:
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00
Minyak dan gas
bumi Batu bara Minyak
kelapa sawit
Karet olahan
Pariwisata Pakaian Jadi
Alat listr ik Tekstil Kertas dan br g dr
ker tas Makanan
olahan Bahan
kimia Kayu
olahan
Ranking Devisa Pariwisata Te rhadap 11 Ekspor Barang Tahun 2010- 2014
2010 2011
2012 2013
2014
Grafik 1.1. Ranking devisa pariwisata tahun 2010 – 2014
Sumber : Data ranking devisa pariwisata Kementrian Pariwisata Republik Indonesia tahun 2013.
Grafik 1.2. Peningkatan Jenis Komoditas Pariwisata Sumber : Data Jenis komoditas pariwisata Kementrian Pariwisata Republik
Indonesia tahun 2010-2014.
Dilihat dari grafik di atas dapat dilihat bahwa komoditas pariwisata memberikan kontribusi pada urutan keempat dibawah batu bara, minyak
kelapa sawit, dan karet olahan. Bahkan, hal ini memperlihatkan jika pariwisata di Indonesia menjadi sumber pendapatan devisa negara yang besar
setelah batu bara, minyak kelapa sawit dan karet olahan. Setiap tahunnya pariwisata Indonesia cenderung meningkat, hal ini memberikan peluang
bahwa sektor pariwisata akan berpotensi menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan
dengan baik akan mampu menarik wisatawan domestik maupun asing untuk berwisata di Indonesia. Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata
dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, mulai dari obyek wisata yang kaya akan keindahan alam atau buatan, wisata budaya, wisata
kuliner, dan sebagainya. Salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia adalah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon
Progo dan satu Kota yaitu Kota Yogyakarta. Pariwisata banyak tersebar di kabupaten-kabupaten di Yogyakarta, salah satunya adalah kabupaten Kulon
Progo. Kabupaten Kulon Progo sering disebut sebagai The Jewel of Java, salah satu Kabupaten di Yogyakarta ini mempunyai potensi-potensi wisata
alam layaknya sebuah permata yang belum diasah. Kabupaten Kulon Progo
banyak terdapat wisata alam yang masih alami diantaranya ada curug air terjun, goa, pantai, pegunungan, dan beberapa lainnya. Banyak curug air
terjun yang berada di Kulon Progo karena adanya pegunungan menoreh. Wisata Curug Sidoharjo adalah salah satu curug air terjun di wilayah
kabupaten Kulon Progo. Meskipun Curug Sidoharjo termasuk wisata yang masih baru dan belum banyak dikembangkan tetapi obyek wisata ini sudah
mulai banyak dilirik oleh wisatawan. Wisatawan tertarik berkunjung ke Curug Sidoharjo karena
mendapatkan informasi dari mulut ke mulut maupun melalui jejaring sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya. Informasi mengenai
keberadaan Curug Sidoharjo ini menyebar dengan sangat cepat melalui media komunikasi. Salah satu hal yang dapat mendorong keputusan berkunjung ke
tempat wisata adalah pengaruh orang disekitarnya yang mengkomunikasikan kualitas tempat wisata tertentu.
Menurut survei yang dilakukan firma penelitian pemasaran GlobalWeb Index pada kuartal empat 2013 dalam tekno.kompas.com, 2014 ,
pengguna jejaring sosial Instagram memiliki pertumbuhan pengguna aktif yang lebih pesat dibanding jejaring lainnya seperti Facebook. Jumlah
pengguna baru Instagram mengalahkan Facebook, Twitter, dan Pinterest. Tercatat bahwa pertumbuhan pengguna aktif facebook sebesar 3 sedangkan
instagram 23. Survey yang dilakukan GlobalWeb Index tersebut dilakukan di 32 negara dengan jumlah responden 170.000 orang. Selain itu ada pula
studi yang dilakukan Firma SumAll dalam tekno.kompas.com, 2013 yang menyatakan bahwa Instagram memiliki pengaruh besar dibanding Facebook
dan Twitter. Pendapat tesebut berdasarkan dari 6.000 responden di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa Instagram membuat suatu bisnis menjadi
lebih cepat mencapai ROI Return of Investment dari promosi produk. Menurut riset Emarketer dalam www.kompasiana.com, 2015,
pengguna Instagram didominasi anak muda usia 18 tahun sampai 24 tahun. Melihat fenomena dikalangan anak muda sekarang ini yang gemar upload
foto di Instagram kemudian saling mengomentari menunjukkan bahwa komunikasi word of mouth tidak hanya dilakukan secara langsung tapi juga
bisa melalui media elektronik yang sering disebut electronic word of mouth. Unggahan foto menarik pada akun instagram seseorang cenderung
menimbulkan komentar dan ulasan dari akun lain terlebih bila foto menunjukkan suatu obyek wisata tertentu. Foto obyek wisata yang diunggah
di instagram dengan komentar dan ulasan yang baik akan menarik minat user lain untuk datang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Seperti pada obyek
wisata Curug Sidoharjo yang dapat dikatakan masih obyek wisata baru, akan tetapi obyek ini sekarang mulai ramai dikunjungi wisatawan karena informasi
melalui jejaring sosial seperti Instagram cepat sekali menyebar. Disinilah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kekuatan word of mouth sangat berpengaruh terhadap minat dan keputusan berkunjung wisatawan.
Selain kekuatan electronic word of mouth pada Instagram, daya tarik obyek wisata juga menjadi pertimbangan wisatawan. Menurut Undang
– Undang
nomor 10
tahun 2009
tentang Kepariwisataan
dalam http:www.kemenpar.go.id, 2014, daya tarik wisata adalah segala sesuatu
yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan
.
Daya tarik wisata Curug Sidoharjo dapat dirasakan wisatawan saat berkunjung adalah saat melihat keindahan air terjun
yang ketinggiannya kurang lebih 75 meter, pemandangan alam yang masih asri, bermain air dan jika beruntung dapat melihat kera ekor panjang yang
bergelantungan di tebing-tebing. Curug Sidoharjo berlokasi di desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon
Progo, Yogyakarta. Lokasi tidak kalah pentingnya dengan electronic word of mouth dan daya tarik obyek wisata. Menurut Swastha dalam
http:
www.landasanteori.com, 2015, lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Terkait dengan lokasi maka faktor yang
menentukan apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah akses, lalu lintas, visibilitas, fasilitas, dan lingkungan. Dimana suatu obyek
wisata mudah dijangkau dengan kendaraan, dengan petunjuk arah yang jelas, fasilitas yang aman serta nyaman dan lingkungan sekitar yang mendukung
jasa pariwisata. Lokasi obyek wisata Curug Sidoharjo cukup rumit untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dijangkau sebab akses jalan yang kecil dan berada di kawasan pegunungan menoreh sehingga jalan yang ditempuh naik-turun.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh electronic word of
mouth, daya tarik, dan lokasi mempengaruhi keputusan wisatawan berkunjung di Curug Sidoharjo.
B. Rumusan Masalah