Cakupan K4 di Sumatera Utara berdasarkan data Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2008 menunjukkan peningkatan hingga 79,53, tetapi angka tersebut
belum mencapai target Nasional 95.
Hasil penelitian Juliana 2009 yang dilakukan di rumah sakit kota medan, menyebutkan bahwa ada pengaruh antara faktor usia, pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, sosial ekonomi, kualitas pelayanan, dan jarak layanan terhadap cakupan pemeriksaan antenatal.
Sedangkan cakupan pelayanan K-4 terendah adalah kabupaten Pakpak Barat 50,34, Samosir 52,77 dan Dairi
53,18 Dinkes Sumut, 2008.
Berdasarkan data Buku Register Klinik Bersalin Sari Medan periode bulan Maret – Mei 2013 kunjungan K-4 ibu hamil yaitu sebanyak 37 orang Buku
Register Klinik Bersalin Sari, 2013. Hal ini menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di Klinik Bersalin SARI Medan Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Apakah faktor- faktor yang mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di Klinik Bersalin SARI Medan Tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di Klinik Bersalin SARI Medan Tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan faktor usia sebagai faktor yang mempengaruhi
cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin SARI Medan tahun 2013.
b. Menggambarkan faktor pendidikan sebagai faktor yang
mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin SARI Medan tahun 2013.
c. Menggambarkan faktor pekerjaan sebagai faktor yang mempengaruhi
cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin SARI Medan tahun 2013.
d. Menggambarkan faktor sosial ekonomi sebagai faktor yang
mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin SARI Medan tahun 2013.
e. Menggambarkan faktor pengetahuan sebagai faktor yang
mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin SARI Medan tahun 2013.
f. Menggambarkan faktor sikap sebagai faktor yang mempengaruhi
cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin SARI Medan tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Klinik Bersalin SARI Medan agar meningkatkan kualitas pelayanan
pemeriksaan kehamilan. 2.
Bagi institusi pendidikan memberikan masukan dan informasi serta menambah acuan dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan bidan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi ibu hamil agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang kunjungan
Antenatal 4.
Bagi peneliiti sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan di D-4 Bidan Pendiidik
USU.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Defenisi
Kehamilan adalah suatu proses pembuahan mulai dari kontrasepsi sampai dengan cukup bulan aterm Nazriah, 2011. Lama kehamilan yaitu 280 hari atau
40 pekan minggu, dimana kehamilan itu terbagi atas 3 trimester : kehamilan trimester I antara 0-12 minggu, kehamilan trimester II antara 12-28 minggu,
kehamilan trimester III antara 28-40 minggu Mochtar, 2004.
2. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Mochtar, adapun tanda dan gejala kehamilan adalah :
a. Tanda-tanda presumtip
1 Amenorhea tidak dapat haid
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan Prawirohardjo, 2005. 2
Mual dan muntah Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, menimbulkan mual dan muntah terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness, akibat mual muntah nafsu makan berkurang. Dalam batas-batas
tertentu keadaan ini masih fisiologis. Bila terlalu sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum Prawirohardjo, 2005.
Universitas Sumatera Utara
3 Mengidam menginginkan makanan atau minuman tertentu
Sering terjadi pula pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan seiring tuanya usia kehamilan Prawirohardjo, 2005.
4 Anoreksia Tidak ada nafsu makan
Pada bulan-bulan pertama sering hal ini terjadi, tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi, dan sebaiknya tetap memperhatikan kecukupan gizi ibu
selama masa itu Prawirohardjo, 2005. 5
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri Keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan elveoli di mammae Prawirohardjo, 2005. 6
Miksi Keadaan ini terjadi akibat kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Dan pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada trimester ketiga kejala ini bisa timbul lagi karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing prawirohardjo,
2005. 7
Konstipasi Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun karena disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid Prawirohardjo, 2005.
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1. Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi
dari rahim.
Universitas Sumatera Utara
2. Tanda hegar
Yaitu segmen bawah rahim melunak, tanda ini terdapat pada dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu keenam dan sepuluh
serta terlihat lebih awal pada perempuan yang hamil berulang. 3.
Tanda chadwick Tanda ini biasanya muncul pada minggu kedelapan, warna pada vagina
dan vulva menjadi merah dan agak kebiruan timbul karena adanya vaskularisasi pada daerah tersebut.
4. Tanda piscaseek
Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh setengah bagian terasa lebih keras dari yang lainnya bagian yang lebih besar
tersebut terdapat pada tempat melekatnya implantasi tempat kehmilan Prawirohardjo, 2005.
5. Brakton-Hicks
Tanda ini khas untuk uterus pada masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda
ini tidak ditemukan Prawirohardjo, 2005. 6.
Teraba ballotement 7.
Reaksi kehamilan positif Dasar dari tes kehamilan adalah pemeriksaan hormon choriorlik
gonadotropin sub unit beta beta hegdalam urine.
c. Tanda-tanda pasti hamil
1. Gerakan janin dapatdilihat atau diraba juga bagian janin.
Universitas Sumatera Utara
2. Denyut jantung janin dapat didengar dengan monoral, doppler dan dapat
dilihat pada ultrasonografi USG. 3.
Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
B. Pelayanan Antenatal
1. Defenisi
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal Syafrudin,
2005. Menurut bobak 2004, periode antenatal adalah periode persiapan, baik secara fisik yaitu pertumbuhan janin dan adaptasi maternal maupun secara
psikologis yakni antisipasi menjadi orang tua.
2. Tujuan Pelayanan Antenatal
Tujuan utama pelayanan antenatal adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Tidak hanya itu tetapi juga untuk memantau
kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan janin, serta mengenali secara dini bahaya kehamilan untuk segera mendapat penatalaksanaan yang
diperlukan, dan membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional,dan logis
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi Saryono, 2010.
3. Kunjungan Antenatal
Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak yang dilakukan minimal empat kali selama kehamilan yaitu satu kali trimester pertama sebelum usia kehamilan 14 minggu, trimester
kedua satu kali usia kehamilan 14-28 minggu, dan trimester ketiga dua kali pada
Universitas Sumatera Utara
usia kehamilan 28-36 minggu dan usia kehamilan lebih dari 36 minggu Salmah, 2006.
C. Kunjungan K-4
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart yang ditetapkan
Meilani, 2009.
1. Cakupan Ibu Hamil Cakupan K-4
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan,
yang menggambarkan tingkat perlindungn ibu hamil di suatu wilayah, selain menggambarkan kemampuan managemen ataupun kelangsungan program KIA
Syafrudin, 2009. Rumus :
Pemeriksaan kunjungan keempat K-4 meliputi : 1anamnesa keluhan masalah, 2 pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, 3 pemeriksaan
psikologis, 4 pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi atau bila diperlukan, 5 diagnosa akhir kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau
tergolong kehamilan resiko tinggi resti. 6 sikap dan rencana tindakan persiapan persalinan dan rujukan Syafrudin, 2009.
Jumlah kunjungan ibu hamil keempat K4 X 100
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
Universitas Sumatera Utara
2. Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
Ibu hamil dapat melaksanakan pemeriksaan kehamilan disarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Bidan Praktek Swasta dan Dokter
Praktek dengan standar pelayanan antenatal 7T Pantikawati, 2010.
D. Standar dan Kriteria Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium
atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus sesuai resiko yang ada, namun dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar 7T Syafrudin, 2009.
1. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Menurut Wiknjosastro yang dikutip pantikawati 2010 menyatakan semua ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal harus di timbang berat badannya
untuk mengetahui kenaikan berat badan atau penurunan berat badan, kenaikan berat badan ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kilogram sampai 16 kilogram .
Cara yang dipakai untuk menentukan berat badan menurut tinggi badan adalah menggunakan indeks massa tubuh IMT dengan rumus berat badan dibagi
tinggi badan pangkat dua. Contoh, wanita dengan BB sebelum hamil 51 kg dan tinggi badan 157 cm. Maka IMTnya 511,57
2
= 20,7. Nilai IMT mempunyai rentang : 19,8 underweight, 19,8-26,6 normal, 26,6-29,0 overweight, dan
29,0 obese Hamidah, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2. Tekanan Darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan. Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan nilai tinggi
palsu pada sistolik adalah ketika ibu merasa cemas atau kandung kemih penuh, maka tekanan darah harus diukur pada saat keadaan rileks Salmah, 2006.
Tekanan darah yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada
saat awal pemeriksaan dapat mengindikasikan potensi hipertensi dan membutuhkan pemantauan ketat selama kehamilan Salmah, 2006.
3. Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri bisa dilakukan dengan menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai
fundus uteri fundus tidak boleh ditekan Pantikawati, 2010. Atau dengan menggunakan cara lain adalah dengan menekan perlahan ,
gerakkan tangan ke bawah abdomen sampai merasakan batas lengkung fundus, perhatikan jumlah lebar jari tangan yang dapat mengkomodasi diantara jarak
tersebut Salmah, 2006.
4. Tetanus Toksoid
Pada saat pemeriksaan kehamilan ini ibu hamil diberi suntikan Tetanus Toksoid TT. Tujuan pemberian tetanus toksoid adalah untuk melindungi janin
dari tetanus neonatorum. Penyuntikan TT ini memiliki efek samping yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk satu sampai dua hari pada tempat
penyuntikan, dan ini tidak memerlukan pengobatan Pantikawati, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Ibu hamil yang belum pernah mendapat imunisasi TT pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menikah, maka perlu mendapat dua kali
suntikan TT dengan jarak empat minggu setelah penyuntikan TT pertama, imunisasi TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama.
Bila sudah pernah, maka cukup diberikan satu kali selama kehamilan Salmah, 2006.
5. Tablet Zat Besi
Zat besi ini sangat penting untuk mengkompensasi peningkatan volum darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan janin yang adekuat Pusdiknakes, 2003 dalam Pantikawati, 2010. Tablet zat besi ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat
yang diikat laktosa. Cara pemberian tablet zat besi adalah satu tablet per hari, sesudah makan, selama masa kehamilan, diberikan minimal 90 tablet selama masa
kehamilan. Salah satu efek dari mengkonsumsi tablet zat besi adalah sembelit, tinja berubah menjadi hitam Pantikawati,2010.
Tanpa persediaan zat besi dalam tubuh ibu hamil yang cukup, ibu dapat mengalami anemia. Ibu yang mengalami anemia akan cenderung mengalami
kelahiran prematur, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, perdarahan pasca salin, sehingga bisa menyebabkan kematian kepada ibu. Jarak kehamilan
terlalu dekat, malaria, cacingan, dan infeksi kronis merupakan beberapa penyebab anemia Mochtar, 2004.
6. Tes PMS
Penyakit menular seksual PMS adalah infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Apapun bentuk hubungan seksual
Universitas Sumatera Utara
tersebut bisa menyebabkan PMS. Kadang-kadang PMS juga bisa terjadi hanya karena saling menyentuh genitalia yang terinfeksi PMS. Terdapat beberapa jenis
tes pemeriksaan yang bisa memperlihatkan apakah seorang wanita terkena infeksi jenis PMS tertentu Hamidah, 2008.
7. Temu Wicara Konseling
a. Defenisi
Adalah suatu bentuk wawancara tatap muka untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk
memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya Pantikawati, 2010.
b. Prinsif Konseling
Dalam Pantikawati 2010 ada lima prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu 1
Keterbukaan 2
Empati 3
Dukungan 4
Sikap dan respon positif 5
Setingkat atau sama sederajat
c. Tujuan Konseling pada antenatal care
1 Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya
preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan 2
Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yng bersih dan aman atau tindakan klinik yang
mungkin diperlikan Pantikawati, 2010.
Universitas Sumatera Utara
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cakupan K-4
Dalam penelitiannya Juliana 2009 yang dikutip dari Widodo 2001, mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal empat
kali antara lain : usia, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, sosial ekonomi, sikap, kualitas layanan, dan jarak layanan kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh
Amiruddin 2005, menjelaskan ada berbagai faktor yang sangat berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal diantaranya adalah pendidikan ibu,
pendapatan keluarga, sikap, dan juga kemudahan jarak pelayanan kesehatan. Masih banyak wanita hamil yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan hingga K-4 menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh ibu hamil maas, 2007.
Faktor yang mempengaruhi cakupan K-4 :
1. Usia
Usia reproduktif bagi seorang ibu adalah 20-35 tahun, dibawah dan diatas usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan maupun persalinan.
Pertambahan umur diikuti oleh perubahan perkembangan organ-organ dalam rongga pelvik. Usia hamil pertama yang ideal bagi seorang wanita adalah 20
tahun sebab pada usia tersebut rahim wanita sudah siap menerima kehamilan Manuaba,2005.
Masalah yang masih banyak dijumpai pada kehamilan dan persalinan adalah status biologis wanita yang meliputi perkawinan usia muda kurang dari 20 tahun
dan banyaknya wanita hamil pada usia 35 tahun Manuaba, 2001. Sehubungan dengan kehamilan dini dan banyak yang memiliki pengetahuan yang terbatas
Universitas Sumatera Utara
maka kelompok ini memerlukan motivasi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur atau sesuai standart yang ditetapkan Notoatmodjo, 2007.
2. Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu akan mempengaruhi perilaku ibu sehingga akan menyulitkan untuk berlangsungnya suatu penyuluhan dan menyadari
pentingnya suatu informasi tentang kesehatan khususnya kesehatan pada saat ibu hamil, akibatnya mereka tidak mengetahui cara perawatan kesehatan selama masa
kehamilan, baik menyangkut kebersihan dan gizi. Pendidikan juga merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang
untuk lebih mudah menerima ide dan teknologi Notoatmodjo, 2012.
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu aktivitas kegiatan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pada waktu ibu
hamil boleh melakukan pekerjaan yang tidak berat seperti pekerjaan rumah tangga, hal ini memungkinkan ibu hamil untuk cukup istirahat. Pekerjaan berat
dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil. Kehamilan merupakan kelebihan dan keunikan yang dialami oleh wanita, selain itu seorang wanita hamil yang bekerja
memiliki eran ganda sebagai seorang ibu rumah tangga, sehingga seorang wanita hamil cenderung memiliki waktu yang lebih sedikit untuk memperhatikan
masalah kesehatannya termasuk dalam hal pemantauan kehamilan secara berkala ke bidan ataupun dokter Sadli, 2005.
Universitas Sumatera Utara
4. Sosial Ekonomi
Secara umum, pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang tidak merata sangatan erat hubungannya dengan berbagai hal, salah satunya
adalah kemiskinan Notoatmodjo, 2012. Status sosial ekonomi yang rendah juga akan mempengaruhi perawatan
antenatal. Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya alokasi dana bagi ibu hamil untuk memperoleh layanan kesehatan.
5. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Adapun cara mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa, dan
sebagainya yang merupakan bagian dari alat indra manusia. Pengetahuan didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empirik, yang
artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman Notoatmodjo, 2012. Pengetahuan seorang ibu tentang kehamilan sangat diperlukan untuk
menjalani proses kehamilannya. Banyak sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan seperti petugas kesehatan
dokter,bidan, media elektronik televisi, radio, internet, atau media cetak majalah, tabloid, koran, poster, dan lain-lain. Maka jika pengetahuan ibu sudah
baik maka akan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan Notoatmodjo, 2012.
6. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap obyek. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu
Notoatmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual Pada bab ini di jelaskan tentang kerangka konsep penelitian dan juga defenisi operasional yang digunakan dalam penelitian.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan K-4 pada ibu hamil di klinik bersalin
SARI Medan tahun 2013. Kerangka konseptual yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep 1.
Usia 2.
Pendidikan 3.
Pekerjaan 4.
Sosial Ekonomi 5.
Pengetahuan 6.
Sikap Cakupan
kunjungan K-4
Universitas Sumatera Utara
B. Defenisi Operasional