23
karena BMT El-Syifa merupakan pengembangan KOPONTREN El-Syifa yang telah sejak lama beroperasi diwilayah Ciganjur khususnya dikalangan
pondok pesantren El-Syifa. Melihat keseriusan pendirian BMT El-Syifa, maka tanggal 31 Mei 1996 bertempat di Pamulang, Direktur BMI, Zainul
Bahar Nur meresmikan beroperasinya BMT El-Syifa. Berikut ini adalah sekilas profil BMT El-Syifa:
Nama : BMT El-Syifa Ciganjur
Tempat Kedudukan : DKI Jakarta
Alamat : Jl. RM. Kahfi I RT 00701. Ciganjur Kec.
Jagakarsa, Jakarta Selatan. No. Telp.
: 021 7874485 No. Fax.
: 021 7863938 E-mail
: BMTel-syifa.com
Jenis Lembaga : Koperasi Pondok Pesantren
2 Visi dan Misi BMT El-Syifa a.
Visi : menjadi LKMS yang amanah, bermanfaat dan menguntungkan
b. Misi : menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggota secara
profesional sesuai syariah.
24
3 Struktur Organisasi a. Data pengurus
Ketua : Drs. Ahmad Ruslani
Sekretaris : Hidayat RXZ, SPd
Bendahara : Dra. Ida Saidah
Jumlah tenaga kerja : 6 orang
b. Dewan Pengawas Ketua
: H. Muhidin Anggota
: Falahuddin, SH. Anggota
: Drs. Abdul Majid, HM. c. Landasan hukum
Badan Hukum : Koperasi Pondok Pesantren
No. Badan Hukum : 045BHKWK.9II1995
NPWP : 01.867.625.4-017.000
Tanggal Pendirian : 8 Juni 1996
25
MUSYAWARAH TAHUNAN ANGGOTA TETAP
PENGAWAS AKUNTANSI
PENGAWAS SYARIAH
PENGURUS Drs. Ahmad Ruslan
MANAJER Hidayat Rakazy, SPd
KOLEKTOR Arifin
PEMBIAYAAN Dra. Ida Saidah
PEMBUKUAN Encun Suryah
TELLER Rika Rahmawati
ANGGOTA BMT EL-SYIFA
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
26
B. PERILAKU KONSUMEN 1. Pengertian Perilaku Konsumen
Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli, salah satunya yang didefinisikan oleh Engel dan kawan-kawan 1994 yang
mengatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan tersebut.
Perilaku konsumen, seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk adalah proses yang didahului oleh sesorang dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa, maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
14
Kotler dan Amstrong mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang
membeli produk untuk konsumsi personal.
15
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: •
Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. •
Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi,
dan menghabiskan produk.
14
Ristiyanti Prasetyo, John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen Yogyakarta: Andi, 2005, h.9.
15
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, Principle of Marketing, Seventh Edition, New Yersey: Prenticle-Hall, Inc., 1997
27
• Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati
seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi.
16
2. Model Perilaku Konsumen
Banyak model yang dikembangkan oleh para ahli tentang perilaku konsumen. Namun semuanya mengarah pada prinsip yang sama bahwa
perilaku konsumen melibatkan input, proses, dan output. Hanya masing- masing ahli mempunyai perbedaan dalam merangkai ketiga komponen
tersebut. Kotler menjelaskan bahwa keputusan seseorang atas merek, kategori
produk, tempat untuk didatangi, waktu pembelian, dan jumlah pembelian, merupakan hasil dari rangsangan stimuli yang berasal dari luar dirinya, yang
diolah dalam diri konsumen.
16
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, h.2
28
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler
Stimuli Pemasaran
Stimuli Lainnya
Karakteristik Pembeli
Proses Keputusan
Pembelian Keputusan
Pembeli
Produk Harga
Tempat Promosi
Ekonomi Teknologi
Politik Budaya
Budaya Sosial
Pribadi psikologis
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi
Keputusan Perilaku
Purnabeli Pilihan
produk Pilihan
merek Pilihan toko
Pilihan waktu
Pilihan jumlah
Gambar diatas menunjukkan bahwa rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya akan masuk kedalam kotak selanjutnya yang berisi
karakteristik konsumen kemudian disini terjadi proses keputusan konsumen yang menghasilkan keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk
29
tertentu. Rangsangan-rangsangan terdiri dari 4P, Product produk, Price harga, Place tempat, dan Promotion promosi. Rangsangan lain meliputi
kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan pembeli: ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, di
mana masukan ini diubah menjadi sekumpulan respon pembeli yang dapat diubah menjadi observasi, pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur,
waktu pembelian, dan jumlah pembelian.
17
Dari proses ini akhirnya menghasilkan sebuah keputusan pembelian.
C. ASPEK-ASPEK BISNIS 1. FASILITAS
a. Pengertian Fasilitas Fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat
ditawarkan kepada konsumen atau nasabah, menurut Sulistyono fasilitas adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk memberikan
kemudahan kepada para nasabah dalam bertransaksi.
18
Kondisi fasilitas, perlengkapan serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama yang
berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.
17
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Edisi 6 Jakarta:Intermedia, 1995, h. 222
18
Agus Sulastiyono, Manajemen Penyelenggaraan Hotel Bandung: Alfabeta, 2006.