Peran Serta Guru Peran Stakeholder dalam Peningkatan Mutu di Sekolah

37

2.4.2 Peran Serta Guru

Dalam rangka melaksanakan MBS di sekolah secara efektif dan efisien, guru dituntut mampu berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru merupakan teladan dan panutan langsung bagi peserta didik di kelas dan di lingkungan sekolah, oleh karenanya guru perlu menyiapkan diri dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun isi keluasan materi pembelajaran. Kreativitas dan daya cipta guru dalam melaksanakan MBS perlu terus didorong dan di kembangkan untuk mencapai mutu yang diharapkan. Peranserta guru dalam pelaksanaan MBS sangat penting, seperti yang dirumuskan dalam Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, yaitu: menguasai materi pelajaran, memahami teori pendidikan, mampu mengelola kelas, menguasai strategi pembelajaran, memahami teori interaksi belajar mengajar, mampu memilih dan menggunakan alat-alat pembelajaran, mampu melaksanakan penilaian, mampu melaksana- kan bimbingan konseling, mampu melaksanakan administrasi kelas, dan mampu melaksanakan pene- litian sederhana. Sementara itu menurut Depdiknas 2005 peran serta guru dalam pelaksanaan MBS diharapkan mampu meningkatkan kualitas belajar siswa, menye- lenggarakan pembelajaran yang efektif dan menyedia- kan program pengembangan yang diperlukan siswa, serta berperan serta dalam memotivasi siswa. 38 Kompetensi guru menjadi hal penting dalam menentukan keberhasilan MBS Permendiknas No. 16 Tahun 2007. Dengan demikian profesi guru dalam penerapan MBS di sekolah tidak hanya menyampaikan ilmu kepada siswa, melainkan guru harus mampu melaksanakan tugas keprofesionalannya dengan ber- pedoman pada empat kompetensi yang harus dimiliki guru, yakni: 1 kompetensi paedagogik; 2 Kompe- tensi professional; 3 Kompetensi kepribadian, dan 4 Kompetensi sosial. Kompetensi Pedagogik menuntut guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbasis Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan PAKEM. Pembelajaran aktif menuntut reaksi positif guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan keleluasaan yang terkontrol terhadap siswa untuk menemukan dan membangun konsep materi pelajaran. Pembelajaran kreatif menuntut guru menguasai dan menerapkan berbagai macam model dan metode pembelajaran sehingga siswa tidak menga- lami kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran efektif menuntut guru mampu memanfaatkan ketersediaan waktu dengan baik untuk dapat menyelesaikan kegiatan dengan mempertimbangkan kemampuan individual siswa, tingkat kerumitan materi pelajaran, dan kondisi serta kebutuhan siswa secara umum. Pembelajaran yang menyenangkan membutuhkan kemampuan guru dalam membuat variasi kegiatan pembelajaran 39 menggunakan berbagai model dan metode sehingga siswa tidak merasa terbebani. Selaras dengan penjelasan mengenai PAKEM tersebut di atas guru juga dituntut memiliki kemam- puan mengelola pembelajaran, yaitu: 1 Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan yang meliputi: psiko- logi pendidikan, teknologi pendidikan, metodologi pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, penelitian pendidikan; 2 Menguasai kurikulum, meli- puti: menganalisis kurikulum, melaksanakan pem- belajaran dengan menggunakan metode, kegiatan, dan alat bantu pembelajaran, menyusun program per- baikan; 3 Menguasai didaktik metodik umum yang meliputi: mampu menggunakan metode yang bervari- asi secara tepat, mampu mendorong peserta didik bertanya, mampu membuat alat peraga sederhana; 4 Menguasai pengelolaan kelas, meliputi : menguasai pengelolaan fisik kelas, menguasai pengelolaan pem- belajaran, menguasai pengelolaan dan pemanfaatan pajangan kelas; 5 Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik, meliputi: mampu menyu- sun instrumen penilaian, mampu menilai hasil karya peserta didik; 6 Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri, mampu bekerja dan bertindak secara mandiri, mampu berprakarsa, kreatif, dan inovatif, mampu meningkatkan kemampuan melalui berbagai kegiatan. Kompetensi Profesional, guru harus mampu dalam hal penguasaan materi pelajaran secara luas 40 dan mendalam. Indikatornya adalah: 1 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme; 2 Me- miliki tanggung jawab atas pelaksanaan keprofesio- nalan; 3 Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas; 4 memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan guru yang meliputi sikap mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peser- ta didik. Indikatornya adalah: 1 bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; 2 menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; 4 menunjukkan etos kerja, tanggung- jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan mempunyai rasa percaya diri; 5 menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Kompetensi Sosial dimaksudkan mampu ber- komunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtuawali, dan masyarakat sekitar. Indikatornya antara lain: 1 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, tidak diskri- minatif karena pertimbangan jenis klamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; 2 mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependik, orang tua, dan masyarakat; 3 mampu 41 beradaptasi di tempat tugas, di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; 4 mampu berkomunikasi dengan komunitas profesi dan profesi lain secara lisan maupun tertulis. Implementasi MBS akan berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang professional di bidangnya. Arikunto 2005 menyatakan, kesiapan guru dalam melaksanakan MBS, bahwa guru idaman memiliki persyaratan yang dirumuskan dalam Proyek Pengembangan Pendidikan Guru P3G, yakni: Menguasai materi pelajaran, memahami teori pen- didikan, menguasai teori interaksi belajar menga- jar, mampu memilih dan menggunakan alat-alat pembelajaran, mampu melaksanakan penilaian, mampu melaksanakan administrasi kelas, dan mampu melaksanakan penelitian sederhana. Kebutuhan sekolah yang terus berkembang menuntut guru mampu mengembangkan kurikulum, mampu mengembangkan dan melaksanakan pembela- jaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan PAKEM, mampu melakukan komunikasi efektif secara lisan dan tertulis, mampu meningkatkan kompetensi diri sehingga siswa dapat mengembangkan kompetensi secara maksimal dan menghasilkan output yang berkualitas. Pola pembelajaran dalam MBS, peran dan tugas guru tidak sekedar menyampaikan atau memindahkan ilmu pengetahuan kepada siswa, melainkan guru 42 dituntut mampu malaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Depdikbud 1996 menyatakan bahwa kinerja guru merupakan peranan dan tugas guru. Peranan yang dimaksud adalah: 1 Tugas professional, meliputi: mendidik, menga- jar, melatih siswa untuk membentuk kepri- badian, kecerdasan, dan keterampilan siswa secara optimal. Guru bertugas mengubah dan membentuk manusia seutuhnya; 2 Tugas manusiawi, yakni tugas membina siswa dalam rangka meningkatkan martabat dan citranya agar dapat menempatkan dirinya se- cara keseluruhan kemanusiaannya bagi kepen- tingan dan cita – citanya; 3 Tugas kemasyarakatan, yakni tugas membim- bing siswa menjadi warga negara yang baik sesuai dengan pancasila dan uud 1945. Guru bertugas mencetak masa depan dan pengerak kemajuan. Pada intinya untuk mencapai mutu sekolah, guru professional dituntut mampu melaksanakan dan mengembangkan empat kompetensi secara maksimal.

2.4.3 Peranserta Komite Sekolah

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung T2 942012018 BAB II

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 2 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB IV

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung T2 942011078 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Studi pada: SDN Ngimbrang Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 3

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu dan Citra (Image) Sekolah T2 BAB II

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Manajemen Berbasis Sekolah (Pilar Manajemen Sekolah) di SD Negeri Pengilon Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung

0 0 16