menonjol. Sering terdapat pada orang tua, dan orang yang mengalami retardasi mental, sensasi kulit yang rendah lepra, syringomelia, dan tabes dorsalis,
penderita penyakit sistemik yang berat leukemia dan diabetes, dan penderita immunosupresif misalnya pada penderita AIDS .
1.7 Diagnosis Skabies
Menurut Natadisastra 2009, diagnosis dapat dilakukan secara klinis ataupun laboratorium. Diagnosis secara klinis dengan melihat kelainan pada kulit,
khususnya di daerah predileksi serta memperhatikan saat pasien menggaruk, apakah ia menggaruk di daerah predileksi.
Diagnosis skabies secara laboratorium yaitu dengan cara uji KOH dan uji tinta. Uji KOH yaitu kerokan kulit yang diambil di bagian yang ada terowongan,
diletakkan diatas kaca benda object glass dan ditetesi larutan kalium hidroksida KOH 10 kemudian panasi sebentar, ditutup dengan kaca penutup dan akhirnya
lihat di mikroskop. Pemberian KOH 10 digunakan untuk melarutkan kerokan kulit dan sisa jaringan sehingga yang terlihat setelah dipanaskan nantinya tinggal
tungau dewasa atau telurnya yang tidak larut oleh KOH. Jika kerokan kulit tidak dihilangkan akan sulit membedakannya dengan tungau skabies yang bentuknya
hampir mirip. Uji tinta yaitu terowongan juga dapat dilihat jelas jika permukaan kulit
ditetesi dengan tinta hitam dan sedikit ditekan sehingga cairan tinta masuk ke dalam terowongan. Setelah sisa tinta pada permukaan kulit dicuci, akan terlihat
liku-liku terowongan yang berwarna kehitaman.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Muzakkir 2008, agar pemeriksaan berhasil ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu:
kerokan kulit jangan dilakukan pada lesi ekskoriasi dan lesi dengan infeksi sekunder. Pada lesi ekskoriasi tungau mungkin sudah terangkat oleh garukan dan
pada lesi dengan infeksi sekunder terdapat pus yang bersifat akarisida sehingga tungau tidak ditemukan pada lesi tersebut, selain itu kerok kulit didaerah infeksi
sekunder dapat memperberat infeksi. Kerokan harus superficial karena tungau terdapat dalam stratum korneum, jadi kerokan tidak boleh berdarah.
Papel yang baik untuk dikerok adalah papul yamg baru dibentuk yaitu berbentuk lonjong dan tidak berkrusta karena tungau biasanya ditemukan pada
papul atau terowongan yang baru dibentuk. Jangan mengerok dari satu lesi tetapi keroklah dari beberapa lesi tungau.
Lokasi yang paling sering terinfeksi adalah sela jari tangan, karena itu perhatian utama ditujukan pada daerah tersebut. Sebelum mengerok, tetes minyak
mineral pada scalpel dan pada lesi yang akan dikerok.
1.8 Pengobatan Skabies