25 sebelum-sebelumnya bahwa model pembelajaran Project Based Learning
merupakan salah satu model yang mampu untuk meningkatkan keaktifan siswa, hasil belajar siswa dan kompetensi siswa.
Kerangka berpikir penelitian ini ditunjukan pada Gambar 1:
Tidak Tidak
Ya Ya
Gambar 1. Kerangka Berfikir Pembelajaran belum
menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning
Indikator Tercapai
Menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning Siklus 1
Menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning Siklus 2
Menerapkan model pembelajaran
Project Based Learning Siklus n
Kompetensi siswa perlu
perbaikan
Selesai Selesai
Indikator Tercapai
26
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan model pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran elektronika dasar dapat meningkatkan kompetensi aspek kognitif
siswa kelas X Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. 2. Pendekatan model pembelajaran Project Based Learning pada mata
pelajaran elektronika dasar dapat meningkatkan kompetensi aspek afektif siswa kelas X Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
3. Pendekatan model pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran elektronika dasar dapat meningkatkan kompetensi aspek
psikomotorik siswa kelas X Teknik Audio Video di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Model penelitian tindakan kelas yang
digunakan para peneliti ada beberapa antara lain adalah model Kemmis Taggart, Lewin, Ebbut, Mc Kernan, Elliot Lewin. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan model penelitian Kemmis Mc Taggart. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 97-99 model peneltian Kemmis Mc Taggart menggambarkan
adanya empat langkah yaitu tahan perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi yang disajikan dalam bagan berikut ini :
Gambar 2. Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis Mc Taggart
28 Menurut Kemmis dan Mc Taggart yang dikutip oleh Kunandar 2008: 70-76,
penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, sebagai berikut.
1. Tahap 1: Perencanaan Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan segi definisi prospektif pada tindakan, rencana itu harus
memandang ke depan. Rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga dan kendala yang
belum kelihatan. 2. Tahap 2: Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
Praktik yang diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya, yaitu
tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan. PTK didasarkan atas pertimbangan teoritis dan empiris agar hasil yang
diperoleh berupa peningkatan PBM optimal. Pelaksana PTK adalah guru kelas yang bersangkutan dengan berkolaborasi dengan pihak lain teman sejawat. Hal
ini yang dilakukan adalah tindakan yang telah direncanakan. 3. Tahap 3: Pengamatan
Pengamatan berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Pengamata itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi
refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermat diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh keadaan