115 eksistensialis.  Kegiatan  yang  selalu  guru  lakukan  adalah  dengan
membiasakan  siswa  untuk  berdoa  sebelum  dan  sesedah pembelajaran dimulai. Do’a dibacakan oleh guru dan siswa secara
bersama-sama.  Sebelum  pembelajaran  membacakan  doa  menuntut ilmu  sedangkan  sesudah  pembelajaran  membacakan  kafaratul
majlis.  Hal  tersebut  telah  peneliti  dapati  setiap  hari  selama  proses observasi.
c. Penilaian Pembelajaran
Penilaian  pembelajaran  yang  digunakan  di  kelas  V  SD  Juara adalah  bentuk  penilaian  autentik.  Berikut  ini  adalah  penjabaran  dari
masing-masing penilaian yang digunakan oleh guru kelas V.
1 Penilaian kognitif
Berdasarkan  hasil  wawancara  oleh  guru  kelas  V  Kh,  alat penilaian kognitif yang digunakan dalam menilai siswa adalah dengan
menggunakan  tes  lisan,  tes  tertulis  dan  penugasan  baik  individu  atau kelompok. Guru juga menyampaikan bahwa tes  dilakukan ketika ada
kesempatan  mengambil  nilai,  sehingga  tidak  hanya  ketika  akhir  sub- tema tertentu saja 16 April 2015.
Pada  saat  peneliti  melakukan  observasi,  penilaian  kognitif yang  dilakukan  guru  adalah  menggunakan  tes  lisan  dan  penugasan.
Tes  lisan  teramati  oleh  peneliti  satu  kali  pada  pembelajaran  ke-12 ketika  guru  akan  menjelaskan  volume  kubus.  Guru  mengajak  siswa
untuk menjawab hasil pangkat 3 dari suatu angka, dan siswa yang bisa
116 menjawab  akan  mendapatkan  nilai.  Kemudian,  penugasan  muncul
sebanyak 2 kali pada pembelajaran ke-4 dan ke-11. Pada pembelajaran ke-4 30 Maret 2015 siswa diberi tugas untuk membuat cerita tentang
sikap  kepahlawanan,  sedangkan  untuk  pembelajaran  ke-11  13  April 2015  siswa  diberi  tugas  untuk  membuat  cerita  tentang  pengalaman
berinteraksi  dengan  seseorang  berbeda  suku,  ras  atau  agama. Berdasarkan  hasil  observasi,  guru  kelas  V  sebenarnya  sudah
melakukan  tes  tertulis  beberapa  kali  dalam  pembelajaran,  namun sayangnya  guru  tidak  memasukkan  pekerjaan  siswa  tersebut  sebagai
nilai, hanya sekedar untuk memahamkan siswa.
2 Penilaian afektif sikap
Alat  penilaian  yang  digunakan  guru  untuk  memasukan  nilai sikap  adalah  dengan  melakukan  syiar  bulanan,  pengamatanobservasi
dan penilaian diri. Penilaian sikap dengan pengamatan dilakukan guru ketika  pembelajaran  ke-2  25  Maret  2015  saat  siswa  sedang
melakukan percobaan membuat bel  listrik.  Selain itu, penilaian sikap biasa dilakukan guru dengan pengamatan sikap siswa dalam berdoa di
kelas, dalam pembelajaran, ketika siswa melakukan sholat dhuha dan zuhur  ataupun  ketika  sedang  diluar  jam  pembelajaran  dan  itu  tidak
menggunakan rubrik
penilaian tertentu,
hanya benar-benar
pengamatan  guru.  Untuk  penilaian  sikap  dengan  syiar  bulanan,  pada pembelajaran  ke-4  30  Maret  2015  peneliti  mendapati  ketika  siswa
sedang diminta guru untuk mengumpulkan syiar bulanan untuk bulan
117 Maret.  Penilaian  tersebut  diisi  masing-masing  siswa  dengan
memberikan  tanda  centang  terhadap  aspek  yang  sudah  tertera, kemudian  setiap  bulan  siswa  mengumpulkannya  kepada  guru  kelas.
Sedangkan  untuk  penilaian  diri  dilakukan  pada  pembelajaran  ke-11
13 April 2015. 3 Penilaian psikomotorik
Alat   penilaian  psikomotorik yang   biasa  digunakan   dalam menilai  psikomotorik  siswa  antara  lain  dengan  menggunakan  unjuk
kerja, praktek,  proyek dan portofolio. Hal tersebut disampaikan oleh guru kelas V  pada saat wawancara 16 April 2015. Berdasarkan hasil
observasi  pada  pembelajaran  ke-6  6  April  2015    guru  memberikan tugas  proyek  kepada  siswa  untuk  membuat  sebuah  diorama.  Proyek
diorama  dipresentasikan  dan  dikumpulkan  pada  hari  setelahnya, kemudian  dikumpulkan  untuk  dinilai  oleh  guru.  Selain  itu  guru  juga
menilai  psikomotorik  siswa  saat  siswa  sedang  melakukan  praktek membuat bel listrik pada pembelajaran ke-2 25 Maret 2015.
d. Hambatan Penerapan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences