Analisis Willingness To Pay WTP Pengunjung atas Harga Tiket Masuk Kawasan Konservasi

Tabel 12. Nilai WTP dari pengunjung Taman Nasional Karimunjawa No. Nilai ni Total 1 2 2 500 2 1000 3 1.000 10 10000 4 2.500 14 35000 5 3.000 1 3000 6 5.000 18 90000 7 10.000 11 110000 Jumlah 58 249000 Rata-rata 4293,103448 Melalui analisis regressi yang dilakukan atas WTP tersebut dengan variabel-variabel bebas antara lain tujuan, umur, pendidikan dan pendapatan, ternyata yang paling signifikan berpengaruh terhadap nilai WTP adalah pendapatan, pada taraf kepercayaan 10. Sementara variabel-variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan. Persamaan regressi linier yang diperoleh adalah sebagai berikut: Dimana : Y = Nilai Willingness to Pay WTP dari pengunjung X 1 = Pendapatan bulanan X 2 = Umur D 1 = 1 Jika tingkat pendidikan sarjana Untuk pendidikan dibawah tingkat sarjana D 2 = 1 Jika tujuan kedatangannya untuk wisata Untuk tujuan selain wisata Dari hasil ANOVA lampiran untuk persamaan regressi di atas didapatkan informasi bahwa dari keempat variabel independen, yang perubahannya akan mempengaruhi nilai WTP secara signifikan adalah incomependapatan per bulan dari responden, pada tingkat kepercayaan 10. 2 1 2 1 327 , 745 338 , 620 686 , 145 01 , 80 , 269 D D X X Y − − + + = Nilai WTP tersebut tidak semata-mata menunjukkan berapa harga tiket yang cocok untuk kesediaan pengunjung mengunjungi Karimunjawa, namun juga menunjukkan nilai lingkungan Kawasan Karimunjawa yang diberikan oleh pengunjung. Adanya nilai tersebut menunjukkan bahwa pengunjung memang memiliki keinginan dan kontribusi agar lingkungan Karimunjawa terpelihara, yang hal ini terkait dengan manfaat yang diperoleh baik manfaat ekologis maupun amenity keindahan.

5.6 Kebijakan Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan

Kawasan Karimunjawa pada awalnya merupakan kawasan Cagar Alam Laut berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 123Kpts-II1986 tanggal 9 April 1986. Kemudian melalui Surat Menteri Kehutanan No.161Menhut-II1988 tanggal 23 Pebruari 1988, kawasan tersebut dinyatakan sebagai taman nasional. Setelah itu, melalui SK Menteri Kehutanan No.78 Kpts-II1999, tanggal 22 Pebruari 1999 ditetapkan sebagai taman nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa. Taman Nasional Karimunjawa memiliki luas 111.625 Ha meliputi 22 pulau. Visi Taman Nasional Karimunjawa adalah mewujudkan pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem Taman Nasional Karimunjawa melalui perlindungan hutan dan penegakan hukum, optimalisasi pemanfaatan berdasarkan prinsip kelestarian yang didukung kelembagaan dan kemitraan yang kuat. Misi Taman Nasional Karimunjawa, sebagai berikut : 1. Meningkatkan efektifitas pengelolaan TNKJ sesuai fungsi kawasan 2. Mewujudkan kelembagaan dan kemitraan yang kuat dalam pengelolaan TNKJ. 3. Mengembangkan dan memantapkan upaya pengawetan, pengendalian dan pemanfaatan tumbuhan satwa liar. 4. Memantapkan upaya perlindungan, penegakan hukum dan pengendalian kebakaran hutan di TNKJ. 5. Mengembangkan ODTWA, jasa lingkungan dan pengembangan bina cinta alam. Prinsip Pengelolaan Balai Taman Nasional Karimunjawa dalam melaksanakan pengelolaan ekosistem kawasan Taman Nasional Karimunjawa dalam rangka konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, sebagai berikut : 1. Pengelolaan terpadu, dalam perencanaan program dan kegiatan, pengembangan dan penerapan pengaturan pemanfaatan potensi secara lestari. 2. Pengelolaan dengan sistem zonasi, orientasi konservasi bersumber pada pemanfaatan lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 3. Pengamanan kawasan melalui upaya preventif yang diikuti dengan tindakan represif. 4. Tidak mengurangi luas kawasan, tidak mengubah fungsi kawasan dan tidak memasukkan jenis tumbuhan dan satwa yang tidak asli. Landasan peraturan perundangan yang mendasari penyusunan Rencana Pengelolaan Lima Tahun ini adalah : 1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. Undang-Undang RI. No. 9 Tahun 1990, tentang Kepariw isataan. 3. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 4. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah. 5. Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 6. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan. 7. Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1985, tentang Perikanan. 8. Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 1985, tentang Perlindungan Hutan. 9. Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1994, tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. 10.Peraturan Pemerintah Ri No. 68 Tahun 1998, tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawsan Pelestarian Alam. 11. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. 12. Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 1999, tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa. 13. Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. 14. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2001, tentang Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Repetada Propinsi Jawa Tengah Tahun 2002. 15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2001, tentang Program Pembangunan Daerah Propeda Propinsi Jawa Tengah Tahun 2001 – 2005. 16. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 21 Tahun 2003, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah. 17. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 22 Tahun 2003, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung di Propinsi Jawa Tengah. 18. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186Kpts-II2002, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional Karimunjawa. Pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa ke depan ditujukan untuk dapat menanggulangi persoalan dengan mempe rtimbangkan pelestarian SDA E sehingga terwujud pengelolaan yang lestari dengan tetap dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sesuai dengan perubahan dinamika masyarakat. Tantangan yang dihadapi dalam upaya pembangunan di bidang sumber daya ala m adalah menciptakan suatu kondisi yang serasi antara ketersediaan sumber daya alam dengan dinamika penduduk Propeda Kabupaten Jepara Tahun 2001-2005. Pengelolaan ekosistem kawasan Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 6186Kpts-II2002. Pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa yang menyangkut pemantapan kawasan dilaksanakan yaitu dengan dilakukannya penataan batas kawasan konservasi perairan Taman Nasional Karimunjawa pada tahun 2000 oleh panitia tata batas yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Jepara No. 660.160 tahun 2000 tanggal 29 Pebruari 2000. Berita acara tata batas kawasan pelestarian alam