284
2 Kebutuhan untuk terlaksananya program
Diagram model struktural dari elemen kebutuhan program seperti terlihat pada Gambar 40. Kebutuhan ketersediaan sumberdaya ikan dan ketersediaan data
dan informasi, merupakan elemen kunci atau merupakan kebutuhan yang utama
untuk terlaksananya program.
8 Dukungan kelembagaan
4. Kerjasama antar wilayah
11. Ketersediaan teknologi
13. Penegakan hukum
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
3. Peran serta tokoh masyarakat
7. Dukungan kebijakan
pemerintah
2.Partisipasi masyarakat
5. Koordinasi antar sektor
6. Ketersediaan anggarandana
pengembangan pembangunan
10. Ketersediaan SDM
1. Keberpihakan dukungan dan
komitmen pemerintah
kabupaten
Level 5
12. Ketersediaan data dan
informasi 9. Ketersediaan
sumberdaya ikan
Level 6
Gambar 40 Diagram model struktural dari elemen kebutuhan untuk terlaksananya program pada pengembangan perikanan pantai.
Berdasarkan hasil plot elemen dalam matriks driver power-dependence Gambar 41, subelemen sebagian besar terdistribusi pada sektor III. Hal ini
menyatakan bahwa semua subelemen, kecuali peran serta tokoh masyarakat dan kerjasama antar wilayah memiliki ketergantungan yang kuat kedalam sistem dan
memiliki daya dorong yang kuat untuk keberhasilan program. Peran serta tokoh
285
masyarakat dan kerjasama antar wilayah berada di sektor II, yang berarti bahwa kedua elemen memiliki ketergantungan yang kuat terhadap sistem tetapi tidak
memiliki daya dorong yang kuat untuk keberhasilan program.
Gambar 41 Matriks driver power-dependence dari elemen kebutuhan untuk terlaksananya program pada pengembangan perikanan pantai.
Keterangan: 1. keberpihakan dukungan dan komitmen pemerintah pusat
2. keberpihakan dukungan dan komitmen pemerintah provinsi 3. keberpihakan dukungan dan komitmen pemerintah kabupaten
4. partisipasi masyarakat 5. peran serta tokoh masyarakat
6. kerjasama antar wilayah 7. koordinasi antar sektor
8. ketersediaan anggarandana pengembanganpembangunan 9. dukungan kebijakan pemerintah
10. dukungan kelembagaan 11. ketersediaan sumberdaya ikan
12. ketersediaan SDM 13. ketersediaan teknologi
14. ketersediaan data dan informasi 15. penegakan hukum
286
3 Kendala utama program
Analisis ISM untuk kendala utama yang perlu diatasi terlebih dahulu dalam implementasi program pengembangan perikanan pantai di Selatan Jawa,
menghasilkan model struktural seperti terlihat pada Gambar 42. Harga BBM yang tinggi dan prioritas dana pembangunan yang masih rendah merupakan elemen
kunci dari kendala utama program.
Gambar 42 Diagram model struktural dari kendala utama yang perlu diatasi untuk keberhasilan program pada pengembangan perikanan pantai.
Pada matriks driver power-dependence, sebagian besar subelemen dari kendala utama program berada di sektor III. Subelemen-subelemen yang berada
di sektor III ini menyatakan bahwa subelemen-subelemen dari kendala utama program, seperti kualitas SDM yang masih rendah, kualitas dan kuantitas
pengelola PPPPI yang masih rendah, teknologi, serta kemampuan permodalan yang rendah harus dapat diatasi dengan baik, karena tidak teratasinya satu kendala
akan mempengaruhi atau berdampak besar pada kendala-kendala lainnya. Sementara itu harga BBM yang tinggi dan prioritas dana pembangunan yang
masih rendah berada di sektor IV Gambar 43.
287
Gambar 43 Matriks driver power-dependence dari kendala utama yang perlu diatasi untuk keberhasilan program pada pengembangan perikanan
pantai. Keterangan:
1. kualitas SDM yang masih rendah 2. teknologi penangkapan ikan yang masih rendah
3. harga BBM yang tinggi 4. pemahaman mutu ikan oleh nelayan masih rendah
5. akses dan informasi pasar masih terbatas 6. kemampuan permodalan pengusaha tuna masih terbatas
7. kualitas dan kuantitas pengelola PP masih terbatas 8. konflik kepentingan antar sektor
9. Prioritas dana pembangunan masih rendah
4 Tujuan utama program
Diagram struktural model dari elemen tujuan program seperti terlihat pada Gambar 44. Optimalisasi pemanfaatan SDI merupakan elemen kunci dari tujuan
utama program. Tujuan program ini harus dapat diwujudkan terlebih dahulu. Tujuan berikutnya yang harus diwujudkan adalah peningkatan pendapatan
nelayan dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan. Terwujudnya ketiga tujuan program tersebut, akan dapat mendorong terwujudnya
tujuan program lainnya, yang semua berada satu level di atasnya.
288
Gambar 44 Diagram model struktural dari elemen tujuan program pada pengembangan perikanan pantai.
Kesepuluh elemen hanya terdistribusi dalam dua sektor dari matriks driver power-dependence, yaitu pada sektor III dan IV Gambar 45. Optimalisasi
pemanfaatan SDI, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja berada di sektor IV.
Gambar 45 Matriks driver power-dependence dari elemen tujuan program pada pengembangan perikanan pantai.
289
Keterangan: 1. optimalisasi pemanfaatan SDI
2. peningkatan keuntungan usaha 3. peningkatan fungsionalitas pelabuhan perikanan
4. peningkatan aksesibilitas pelabuhan perikanan 5. peningkatan peran dan fungsi kelembagaan perikanan
6. peningkatan kualitas dan kuantitas kebijakan yang mendukung usaha
perikanan 7. peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan
8. peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan 9. peningkatan PADDevisa
10. peningkatan perekonomian daerah
Peningkatan keuntungan usaha, peningkatan fungsionalitas pelabuhan perikanan, peningkatan aksesibilitas pelabuhan perikanan, peningkatan peran dan
fungsi kelembagaan, peningkatan kualitas dan kuantitas kebijakan yang mendukung usaha perikanan, peningkatan PADdevisa dan peningkatan
perekonomian daerah berada di sektor III.
5 Tolok ukur keberhasilan program
Diagram model struktural dari elemen tolok ukur keberhasilan program terstruktur kedalam 3 level Gambar 46. Peningkatan peran kelembagaan
perikanan merupakan elemen kunci sebagai tolok ukur keberhasilan program.
Gambar 46 Diagram model struktural dari elemen tolok ukur keberhasilan program pada pengembangan perikanan pantai.
290
Matriks driver power-dependence dari elemen tolok ukur keberhasilan program memplot subelemen kedalam dua sektor Gambar 47. Subelemen
meningkatnya peran kelembagaan perikanan berada di sektor IV. Subelemen lainnya, seperti terlaksananya program pengembangan dan pemanfaatan
sumberdaya opimal berada di sektor III. Hal ini menyatakan bahwa, semua subelemen memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sistem dan memiliki
daya dorong kuat untuk keberhasilan program.
Gambar 47 Matriks driver power-dependence dari elemen tolok ukur keberhasilan program pada pengembangan perikanan pantai.
Keterangan: 1. meningkatnya peran kelembagaan perikanan
2. terlaksananya program pengembangan 3. pemanfaatan sumberdaya optimal
4. efisiensi pembiayaan program 5. nilai manfaat yang seimbang antar daerah
6. pendapatan usaha perikanan meningkat 7. penyerapan tenaga kerja meningkat
8. PADdevisa meningkat 9. perekonomian daerah meningkat
6 Aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya program
Gambar 48 menunjukkan model struktural dari aktivitas yang diperlukan
untuk terlaksananya program pada pengembangan perikanan pantai. Koordinasi
291
antar sektor yang terlibat dalam program pengembangan dan meningkatkan peran kelembagaan perikanan merupakan elemen kunci. Subelemen tersebut merupakan
aktivitas yang memiliki prioritas utama untuk dilaksanakan. Koordinasi antar sektor pembangunan sangat penting untuk pengembangan perikanan, misalnya
dengan sektor transportasi dan perdagangan.
Gambar 48 Diagram model struktural dari aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya program pada pengembangan perikanan pantai.
Matriks driver power dependence dari aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya program, memplot hampir semua subelemen di sektor III. Hal ini
menyatakan bahwa, subelemen dari aktivitas yang diperlukan untuk terlaksananya program harus dapat dilaksanakan dengan baik. Tidak berjalannya aktivitas dari
salah satu subelemen akan berdampak besar bagi subelemen yang lain. Subelemen yang berada di sektor III ini, juga memiliki daya dorong yang kuat
untuk keberhasilan program, jika seluruh aktivitasnya dapat terlaksana dengan baik. Koordinasi antar sektor dan peningkatan peran kelembagaan perikanan
berada di sektor IV, merupakan subelemen yang tidak terkait erat kedalam sistem, namun memiliki daya dorong yang kuat untuk keberhasilan program Gambar 49.
292
Gambar 49 Matriks driver power dependence dari aktivitas yang diperlukan
untuk terlaksananya program pengembangan perikanan pantai. Keterangan:
1. koordinasi antar sektor yang terlibat dalam pengembangan perikanan 2. meningkatkan peran kelembagaan perikanan
3. pembuatan rencana kerja untuk pengelolaan sumberdaya 4. pembuatan peraturan-peraturan pengelolaan sumberdaya
5. pendidikan dan pelatihan SDM 6. pengembangan teknologi
7. penyediaan sarana prasarana 8. penciptaan kondisi kondusif untuk berusaha
9. pengembangan akses pasar 10. peningkatan akses informasi
7 Lembaga yang terlibat untuk keberhasilan program
Diagram model struktural dari elemen lembaga yang terlibat dalam keberhasilan progam terdiri atas 6 level Gambar 50. Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten merupakan elemen kunci dari elemen yang terlibat. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten, akan dapat menggerakkan elemen-elemen
lain di level atasnya untuk keberhasilan program pengembangan perikanan pantai. Pada level berikutnya adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi serta
Departemen Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan model struktural tersebut, terlihat bahwa kelembagaan pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk
keberhasilan program pengembangan perikanan pantai.
293
Gambar 50 Diagram model struktural dari elemen lembaga yang terlibat pada program pengembangan perikanan pantai.
Sebagian besar subelemen dari lembaga yang terkait terdistribusi pada sektor III, kecuali Dinas Perhubungan Laut dan Dinas Imigrasi Gambar 51. Hal
ini dapat dikatakan bahwa, hampir semua subelemen dari lembaga yang terlibat dalam pengembangan perikanan pantai memiliki keterkaitan dan daya dorong
yang kuat kedalam sistem. Semua lembaga yang terlibat akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan program. Dinas Perhubungan Laut dan
Dinas Imigrasi berada di sektor II, menyatakan bahwa dalam pengembangan perikanan pantai, peran dari Dinas Perhubungan Laut dan Dinas Imigrasi tidak
begitu penting.
294
Gambar 51 Matriks driver power-dependence dari elemen lembaga yang terlibat pada program pengembangan perikanan pantai.
Keterangan: 1. Departemen Kelautan dan Perikanan
2. Dinas perikanan dan kelautan provinsi 3. Dinas perikanan dan kelautan kabupatenkota
4. Dinas perhubungan laut 5. Dinas imigrasi
6. Dinas perdagangan 7. Pengelola pelabuhan perikanan
8. Kelompok Nelayan 9. Lembaga permodalan
10. LSM 11. Akademisipeneliti
12. POKWASMAS 13. Lembaga penegak hukum
14. KUD 15. HNSI
Elemen kunci dan elemen yang berada di sektor III dan IV dari ketujuh elemen sistem pada pengembangan perikanan pantai, secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 36. Elemen-elemen tersebut, merupakan elemen-elemen yang penting untuk diperhatikan dalam keberhasilan program pengembangan perikanan pantai
di Selatan Jawa.
295
Tabel 36 Elemen, elemen kunci, subelemen pada sektor III dan sektor IV strategi
implementasi pengembangan perikanan pantai di Selatan Jawa
No. Elemen sistem
Elemen kunci
Elemen pada sektor III
Elemen Pada sektor IV
1 Sektor masyarakat yang
terpengaruh nelayan
penyedia perbekalan, pengusaha transportasi, buruh pelabuhan dan
masyarakat sekitar Nelayan,
Pengusahapemilik kapal, industri
pengolah ikan, pedagang
pengumpul dan eksportir
2 Kebutuhan untuk
terlaksananya program
ketersediaan sumberdaya ikan,
ketersediaan data dan informasi
Ketersediaan SDI, keberpihakan pemerintah pusat, keberpihakan
pemerintah provinsi, peran serta tokoh masyarakat, kerjasama antar wilayah,
koordinasi antar sektor, ketersediaan anggaran pengembangan, dukungan
kebijakan, dukungan kelembagaan, , teknologi, data dan informasi,
penegakan hukum Tidak ada
3 Kendala utama
Harga BBM yang tinggi, prioritas dana
pembangunan yang rendah
kualitas SDM, teknologi penangkapan ikan terbatas, pemahaman mutu ikan
rendah, akses dan informasi pasar terbatas, kemampuan permodalan
nelayan rendah, kualitas dan kuantitas pengelola perikanan terbatas, konflik
kepentingan antar pemerintah daerah, prioritas dana pembangunan rendah
Harga BBM yang tinggi, konflik
kepentingan antar sektor
4 Perubahan yang
dimungkinkan atau tujuan dari
program optimalisasi
pemanfaatan SDI, peningkatan
pendapatan nelayan, peningkatan
penyerapan kerja Peningkatan keuntungan usaha,
peningkatan kesempatan kerja, peningkatan fungsionalitas pelabuhan,
peningkatan aksesibilitas pelabuhan, peningkatan PADdevisa dan
perekonomian daerah optimalisasi
pemanfaatan SDI, peningkatan
pendapatan nelayan,
peningkatan penyerapan kerja
5 Tolok ukur
keberhasilan program
meningkatnya peran kelembagaan
perikanan terlaksananya program
pengembangan, pemanfaatan sumberdaya optimal, efisiensi
pembiayaan program, nilai manfaat yang seimbang antar daerah,
pendapatan usaha perikanan meningkat, penyerapan tenaga kerja
meningkat, PADdevisa meningkat, perekonomian daerah meningkat
meningkatnya peran kelembagaan
perikanan
6 Aktivitas yang
diperlukan Koordinasi antar
sektor yang terlibat dalam
pengembangan, meningkatkan peran
kelembagaan perikanan
pembuatan rencana kerja untuk pengelolaan sumberdaya, pembuatan
peraturan-peraturan pengelolaan sumberdaya, pendidikan dan pelatihan
SDM, pengembangan teknologi, penyediaan sarana prasarana,
penciptaan kondisi kondusif untuk berusaha di bidang perikanan,
pengembangan akses pasar, peningkatan akses informasi
Koordinasi antar sektor yang terlibat
dalam pengembangan,
meningkatkan peran kelembagaan
perikanan, peningkatan akses
informasi
7 Lembaga yang
terlibat Diskanlut Kabupaten
Dinas Perikanan Kabupaten, Dinas Perhubungan Laut, Dinas
Perdagangan, Pengelola Pelabuhan, Kelompok Nelayan, Kelompok
nelayan, Lembaga Permodalan, POKWASMAS, KUD, HNSI, dan
Lembaga Penegak Hukum Tidak ada
sumber: olahan data
9 PEMBAHASAN
Penelitian mengenai Pengembangan Perikanan Berbasis Karakteristik Spesifik Potensi Daerah dimaksudkan untuk mendapatkan konsep yang tepat
dalam melakukan upaya pengembangan perikanan. Perikanan merupakan suatu kegiatan berkaitan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya, dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan UU 312004. Pengelolaan dan pemanfaatan harus dilakukan dengan baik, karena sumberdaya
perikanan sangat sensitif terhadap tindakan manusia. Pendekatan apapun yang dilakukan manusia dalam memanfaatkan sumberdaya, jika pemanfaatan dilakukan
secara berlebihan, sumberdaya akan mengalami tekanan secara ekologi dan akan menurun kualitasnya Nikijuluw 2002. Perhatian utama dalam melakukan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah keberlanjutan sustainability. Charles 2001 menyatakan, keberlanjutan tidak terbatas hanya
pada penentuan jumlah tangkapan dan ketersediaan stok ikan, melainkan mencakup keseluruhan aspek mulai dari ekosistem, struktur sosial dan ekonomi,
sampai kepada masyarakat perikanan dan kelembagaan pengelolaan. Berdasarkan pada pemahaman tersebut, terlihat bahwa perikanan merupakan
suatu kegiatan yang kompleks. Pengembangan perikanan tidak dapat dilakukan bagian per bagian, melainkan harus secara keseluruhan aspek atau totalitas sistem.
Kompleksitas bidang perikanan memiliki permasalahan dan karakteristik yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Pengkajian menggunakan
pendekatan sistem, diharapkan dapat menghasilkan suatu konsep pengembangan perikanan yang tepat, sesuai karakteristik perikanan yang dimiliki suatu wilayah.
Pada Bab ini pembahasan lebih jauh akan difokuskan pada tujuan penelitian kedua dan ketiga, yaitu: 1 model pengembangan perikanan di Selatan Jawa, dan
2 kebijakan strategis pengembangan perikanan di Selatan Jawa. Tujuan penelitian pertama telah diuraikan dengan jelas pada Bab 6.
9.1 Model Pengembangan Perikanan