II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka menurut Simonds 1983 memiliki kekuatan untuk membentuk karakter kota dan menjaga kelangsungan hidupnya. Tanpa
keberadaan ruang terbuka di kota akan mengakibatkan ketegangan mental bagi manusia yang tinggal di dalamnya.
Ruang Terbuka Hijau pada dasarnya adalah ruang terbuka baik dalam bentuk area kawasan maupun dalam bentuk area memanjang atau jalur yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau pemanfaatannya lebih bersifat pengisian tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara
alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun 1988.
Tujuan dibentuk atau disediakannya Ruang Terbuka Hijau RTH di wilayah perkotaan berdasarkan InMendagri No.14 tahun 1988, yaitu:
1. Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan dan sebagai pengaman sarana lingkungan perkotaan
2. Menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kepentingan masyarakat
Menurut Hernowo dan Prasetyo 1989 RTH memiliki peran antara lain a sebagai paru-paru kota, penghasil oksigen b merupakan daerah peresapan air
sehingga dapat mengurangi antrusi air laut c mereduksi dan menyaring polutan di udara d menurunkan tingkat kebisingan e ameliorasi memperbaiki iklim
mikro f mengurangi erosi g tempat rekreasi h sebagai habitat satwa liar terutama burung.
2.2. Jalur Hijau
Simonds 1983 menyatakan bahwa karakter dan tingkat kelayakan untuk hidup dari sebuah kota sangat ditentukan oleh kondisi alamnya dan pengaturan
ruang-ruang terbukanya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa kemungkinan bentuknya berupa tepi laut, jalur biru, jalur hijau, taman kota dan area rekreasi
dan lain-lain. Bentuk-bentuk jalur hijau dapat berupa jalan raya lintas, jalan raya
yang berumput di tengahnya, koridor transportasi, lereng, jalan setapak, jalur jogging dan jalur sepeda. Boulevard yaitu jalur hijau yang memanjang menyusuri
sebuah jalan raya yang lebar. Sederetan pohon pelindung sejenis terdapat di
kedua sisi jalan dan biasanya di tengah jalan terdapat taman bunga yang memanjang, yang membatasi dua jalur terpisah Kunto, 1986.
Pada UU No. 231997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa jalur hijau diperuntukkan sebagai resirkulasi udara sehat
bagi masyarakat guna mendukung kenyamanan lingkungan dan sanitasi yang baik. Jalur Hijau merupakan daerah hijau sekitar lingkungan pemukiman atau
sekitar kota, yang bertujuan mengendalikan pertumbuhan pembangunannya, mencegah dua kota atau lebih menyatu, mempertahankan daerah hijau, rekreasi
ataupun daerah resapan hujan, di daerah ini tidak diperbolehkan ada bangunan apapun Daftar Istilah Dinas Pertamanan, 2001. Menurut Arifin 1993 jalur hijau
jalan merupakan ruang terbuka hijau yang memanjang baik yang berada di sisi jalan mapun sebagai pemisah median jalan.
Penanaman jalur hijau jalan merupakan hal penting dalam merancang dan mengelola ruang serta memecah masalah Booth, 1983. Vegetasi
merupakan faktor penting dalam lingkungan sehingga pemilihan vegetasi harus disesuaikan untuk tujuan yang ingin dicapai dengan karakteristik vegetasi yang
akan ditanam, terutama untuk penanaman jalur hijau di lingkungan perkotaan yang berada di lingkungan yang penuh polusi dan keadaan yang kurang
mendukung. Pemilihan tanaman untuk suatu lanskap harus memperhatikan aspek agronomis, arsitekturis tanaman dan nilai identitas tertentu, misalnya
tanaman langka, unik, eksklusif dan lain-lain Nurisyah, 1991.
Pemilihan jenis tanaman ditentukan oleh kondisi iklim habitat dan areal dimana tanaman tersebut akan diletakkan dengan memperhatikan ketentuan
geometrik jalan dan fungsi tanaman. Menurut bentuknya, tanaman dapat dikelompokkan menjadi tanaman pohon, perdusemak, dan penutup permukaan
tanahgroundcover. Persyaratan utaman yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis tanaman lanskap jalan Ditjen Bina Marga, 1996, antara lain :
§ Perakaran tidak merusak konstruksi jalan § Mudah dalam perawatannya
§ Batangpercabangan tidak mudah patah § Daun tidak mudah rontokgugur
Pemakaian jenis tanaman yang berbentuk pohon pada jalur tepi kanankiri jalan dengan tajuk melebar dan berdaun padat dapat berfungsi untuk
memberi keteduhan, dalam arti mengurangi sengatanpenahan sinar matahari dan memberi kenyamanan bagi pejalan kaki.
2.3 Karakteristik Pohon