B. Teori Belajar
Menurut Slamento dalam Ridwan 2007 belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Selanjutnya Winkel dalam Ridwan 2007 belajar adalah
“suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.” Kemudian Hamalik dalam Ridwan 2007 mendefinisikan belajar adalah
“suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu. Perubahan
tersebut karena interaksi antara individu dengan individu, dan individu dengan lingkungan. Dalam proses ini seseorang yang belajar akan mengalami perubahan
tingkah laku dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Berikut ini dikemukakan beberapa teori belajar yang berkaitan dengan pembelajaran
matematika dalam penelitian ini, yang disampaikan oleh para ahli baik dari aliran psikologi tingkah laku maupun dari aliran psikologi kognitif.
1. Teori Belajar Jerome Bruner
Menurut Bruner dalam Hidayat 2004:8 belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar
informasi yang diberikan kepada dirinya.
Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-
struktur, dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang dibicarakan, siswa akan memahami materi yang harus dikuasainya itu, ini
menunjukkan bahwa materi pelajaran yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah dipahami dan diingat siswa.
2. Teori Belajar Gagne
Menurut Gagne dalam Dahar 1988:13 mendefinisikan belajar sebagai proses yang menyebabkan suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan
kematangan tetapi akibat pengalaman. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat belajar dapat berupa perubahan pengetahuan kognitif, sikap afektif atau
keterampilan skill. Masih menurut Gagne dalam Hidayat 2004:18 dalam kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang terjadi secara berurutan, yaitu :
a. Fase aprehensi apprehention phase
Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang berkaitan dengan kegiatan belajar yang akan ia lakukan.
b. Fase akuisisi acquisisi phase
Pada fase ini siswa melakukan akuisisi pemerolehan, penyerapan, atau internalisasi terhadap berbagai fakta, keterampilan, konsep atau prinsip yang
menjadi sasaran dalam kegiatan belajar tersebut. c.
Fase penyimpanan storage phase Pada fase ini siswa menyimpan hasil belajar yang ia peroleh dalam ingatan
jangka pendek atau ingatan jangka panjang long term memory. d.
Fase pemanggilan setrieval phase Pada fase ini siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil kegiatan belajar
yang telah ia peroleh dan disimpan dalam ingatan, baik yang menyangkut fakta, keterampilan, konsep maupun prinsip.
Menurut Gagne dalam Hidayat 2004:24 penguasaan suatu pengetahuan atau suatu kemampuan pada umumnya membutuhkan penguasaan terhadap
pengetahuan atau kemampuan prasyarat. Kemampuan prasyarat ini kemungkinan besar memerlukan beberapa prasyarat pula, demikian seterusnya sehingga
membentuk susunan hierarkis dari pengetahuan atau kemampuan. Seorang siswa dapat menguasai materi dengan baik apabila siswa tersebut telah menguasai materi
prasyarat yang diperlukan. Materi matematika pada umumnya tersusun secara hierarkis, materi yang satu merupakan prasyarat untuk materi berikutnya. Apabila
siswa tidak menguasai materi prasyarat, siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam menguasai materi yang memerlukan materi prasyarat tersebut. Banyak siswa
mengalami kesulitan belajar matematika karena materi prasyarat untuk hal-hal yang dipelajari belum dikuasai. Oleh karena itu proses pembelajaran akan berjalan
optimal apabila para siswa menguasai materi prasyarat yang diperlukan.
3. Teori Belajar Vygotsky