25 g.
Peran guru dalam pembelajaran beracuan konstruktivisme adalah sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi pengetahuan
berjalan dengan baik. h.
Pengetahuan individu tersimpan dalam struktur kognitifnya, didapat melalui proses mengonstruksi secara fisik dan mental dalam lingkungan fisik dan
sosial. i.
Pengetahuan hasil konstruksi sebagai struktur kognitif individu, tertanam sebagai struktur logis dan matematis yang bersifat abstrak berasal dari dua
kemungkinan abstraksi, yaitu 1 abstraksi dari objek secara langsung yang menghasilkan pengetahuan empiris atau eksperimental, dan 2 abstraksi atas
dasar koordinasi, relasi, operasi, penggunaan, yang tidak langsung keluar dari sifat-sifat objek.
Pengetahuan baru dapat dengan mudah dikonstruksi oleh individu apabila terjadi asosiasi dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dengan demikian,
tugas guru adalah membangkitkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengetahuan baru akan lebih mudah dikonstruksi oleh siswa
apabila diawali dari hal yang konkret dan ini lebih baik dari pada pengetahuan awal yang abstrak.
9. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif
untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional Rustaman et al, 2003: 206.
26 Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama pembelajar secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif
lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif antar anggota kelompok Sugandi, 2002: 14.
Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar
berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.
Menurut Roger dan David Johnson Lie. 2002: 30-34 ada lima unsur yang harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif, kelima unsur tersebut
adalah sebagai berikut: a.
Saling ketergantungan positif Saling ketergantungan positif berarti keberhasilan kelompok ditentukan oleh
usaha belajar setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok
harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung jawab perorangan.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning
, setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk
27 melakukan yang terbaik. Guru yang efektif dalam model pembelajaran
cooperative learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa,
sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggungjawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa
dilaksanakan. c.
Tatap muka Tatap muka berarti memberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan kemampuan mereka. Keterampilan
berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk
memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Evaluasi kelompok berarti siswa dalam satu kelompok bersama-sama mengevaluasi proses belajar kelompok. Format evaluasi dapat bermacam-macam,
28 tergantung pada tingkat pendidikan siswa. Hal-hal yang perlu dievaluasi misalnya
kerja sama, partisipasi setiap anggota, komunikasi antar anggota, dan lain sebagainya. Hal ini akan mendorong setiap kelompok untuk meningkatkan
efektifitas belajar kelompoknya.
10. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif