27
2.8.1 Penjelasan Kerangka Pikir
Dari gambar kerangka pikir diatas diperoleh penjelasan sebagai gambaran dari alur kerangka pikir tersebut adalah sebagai berikut :
pada variabel Free Cash Flow X1, dijelaskan bahwa apabila sisa kas perusahaan besar maka asumsi yang diperoleh adalah DPR Deviden
Payout Ratio Y atau rasio pembayaran deviden oleh perusahaan kepada
investor juga besar. Sebaliknya jika sisa kas kecil atau sedikit maka rasio pembayaran deviden juga sedikit. Hal ini dikarenakan dari sisa kas
tersebut aktivitas pendanaan seperti pembayaran hutang, deviden dan kegiatan operasi perusahaan dilakukan.
Pada Variabel
Investment Opportunity Set X2, dijelaskan bahwa pada
perusahaan besar yang mempunyai sisa kas berlebih secara otomatis tingkat pertumbuhan perusahaan juga sangat besar. Hal ini terlihat dari set
kesempatan investasinya. Asumsi yang diperoleh adalah perusahaan dengan set kesempatan investasi yang tinggi pasti akan
mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dengan menahan laba perusahaan yang seharusnya digunakan untuk membayarkan deviden dan akan
digunakan untuk pendanaan investasi perusahaan sehingga hal ini mempengaruhi rasio pembayaran deviden. jadi dapat dikatakan bahwa
perusahaan dengan set kesempatan investasi yang tinggi pasti akan membayarkan devidennya dengan rasio yang rendah, dan sebaliknya
perusahaan dengan set kesempatan investasi yang rendah akan membayarkan devidennya dengan rasio yang tinggi.
28
Pada variabel
Earning Per Share X3, dijelaskan bahwa perusahaan
dengan laba per lembar saham yang tinggi secara otomatis deviden per share
atau deviden per lembar saham yang dibayarkan juga akan tinggi sehingga rasio pembayaran devidennya juga tinggi, dan sebaliknya
perusahaan dengan laba per lembar saham yang rendah deviden per share atau deviden per lembar saham yang dibayarkan juga pasti akan rendah.
Pada variabel
Firm Size X4, dijelaskan bahwa ukuran perusahaan
merupakan gambaran dari kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan dalam pemenuhan profitabilitas maupun
likuiditasnya. Asumsi yang diperoleh adalah ukuran perusahaan yang besar secara otomatis profitabilitas perusahaanpun juga pasti besar
sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan mampu untuk membayarkan deviden dengan porsi berlebih. Dan sebaliknya perusahaan
dengan skala atau ukuran yang kecil pasti akan membayarkan devidennya dengan porsi sedikit karena perusahaan masih harus memikirkan kebijakan
lain seperti peningkatan pertumbuhan perusahaan.
2.9 Hipotesis