30
saham biasa juga akan semakin besar yang secara pasti rasio pembayaran deviden juga meningkat. Dan hal ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Andi Kartika 2003:17 bahwa EPS merupakan satu-satunya variabel yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen dalam pembayaran dividen kas, maka para investor sangat penting untuk
mempertimbangkan besarnya EPS dalam rangka memprediksi besarnya dividen kas yang akan diterima. Dan dari hasil tersebut
mengindikasikan bahwa variabel EPS yang digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen dalam pembayaran dividen
kas, tidak benar. Manajer cenderung memilih untuk mengalokasikan dana dari sisa kas yang seharusnya dibagikan ke
dalam laba yang berbentuk deviden untuk ditahan sementara sebagai investasi dari prospek peluang investasi yang cerah untuk
pertumbuhan perusahaan. Dengan hasil ini maka belum tentu benar bahwa untuk memprediksi besarnya dividen kas yang akan
diterima juga dilihat dari besarnya EPS.
4.4.4 Firm Size
Berdasarkan pada hasil penelitian ditemukan bahwa pada variabel Firm Size FS memiliki nilai t hitung sebesar 0,324 dan
nilai signifikansi 0,802 lebih besar dari α 0,05, yang berarti
variabel Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
31
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Hipotesis keempat ditolak.. dilihat dari koefisien regresi bahwa nilai X4 =
0,324 yang artinya bahwa Jika FS mengalami peningkatan sebesar 1 maka akan menyebabkan kenaikan DPR sebesar 0,324. Dan
hasil dari analisa tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hambali 2002:16 bahwa firm size berpengaruh
secara signifikan terhadap rasio pembayaran deviden. dan hal ini tidak konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Lloyd, Jahera,
dan Page 1985 dan Vogt 1994 dalam Hambali 2002:8 bahwa Perusahaan dengan skala yang besar akan memiliki akses yang
mudah menuju pasar modal. Karena kemudahan akses kepasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk
memperoleh dana akan sangat besar pula. Akan tetapi melihat gambaran pada umumnya perusahaan besar yang mempunyai
kemampuan untuk memperoleh dana yang besar juga cenderung memiliki tingkat pertumbuhan yang besar. Yang berarti perusahaan
besar cenderung lebih menggunakan sisa kas berlebih untuk pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan
belum tentu ukuran perusahaan yang besar juga akan membayarkan devidennya dengan rasio yang besar pula jika dilihat
dari kebijakan-kebiijakan lain yang dilakukan.
32
4.4.5 Deviden Signaling Theory
Hasil dari penelitian ini Hasilnya rata-rata sebelum berbeda secara signifikan dengan rata-rata sesudah. Diperoleh nilai bahwa
rata-rata ”sebelum” sebesar 16,0213 dan rata-rata ”sesudah” sebesar 19.9866. Rata-rata ”sesudah” lebih besar daripada rata-rata
”sebelum” Dengan demikian peristiwa ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suluh 2007:12 dan sesuai dengan dividen
signaling theory dan H5 diterima. Dan hal ini sesuai dengan
Deviden Signaling Theory yang menyatakan ketika perusahaan
mengumumkan kenaikan deviden dan pasar meresponnya secara positif Artinya yaitu ketika perusahaan mengumumkan kenaikan
dividen dan pasar meresponnya secara positif, sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek keuangan yang baik di masa
mendatang digunakan oleh investor sebagai informasi bahwa kenaikan dividen dianggap sebagai kabar baik oleh investor, karena
kenaikan deviden tersebut berarti mencerminkan bahwa perusahaan memiliki prospek cerah di masa mendatang. Dengan
demikian Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa kenaikan penurunan rasio pembayaran deviden pada saat ini diikuti dengan
kenaikan penurunan profitabilitas di masa mendatang terdukung
oleh data untuk deviden naik.
1
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan